Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dinas Pertanian (Dispertan) Wonogiri mencatat ada penurunan jumlah pengiriman hewan kurban ke luar daerah mengalami penurunan selama Idul Adha 2024.
Kepala Dispertan Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, menerangkan berdasarkan datanya, ada penurunan jumlah pengiriman hewan ke luar daerah jika dibandingkan tahun lalu.
"Tercatat sampai tanggal 18 Juni, ada penurunan," kata dia, Kamis (20/6/2024).
Baroto menjelaskan penghitungan jumlah ternak keluar itu didasarkan pada surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang diterbitkan.
Pasalnya, setiap ternak yang keluar daerah harus mengantongi itu.
Pada Idul Adha tahun 2023, pengiriman sapi keluar daerah mencapai 2.634 ekor.
Sementara pada tahun ini turun menjadi 1.803 ekor.
Lalu untuk domba, pada Idul Adha tahun lalu jumlah pengiriman atau ternak yang keluar mencapai 7.911 ekor domba, sedangkan tahun ini menjadi 5.731 ekor.
"Dihitung berdasarkan SKKH, setiap ternak harus mengantongi itu," ujarnya.
Di sisi lain, temuan cacing hati pada hewan kurban selama Idul Adha 2024 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baroto menyebut, pada Idul Adha 2023 lalu, kasus cacing hati pada hewan kurban ditemukan sebanyak 206 kasus.
Sedangkan pada 2024 sebanyak 240 kasus.
Menurut dia ada sejumlah faktor yang menyebabkan temuan itu meningkat.
Misalnya, seperti jangkauan petugas paramedis di lapangan lebih luas, sehingga lebih banyak ditemukan kasus.
Selain itu, faktor pakan sapi ketika masih dipelihara peternak juga dapat berpengaruh.
Pakan ternak berupa dedaunan segar yang mana masih diguyur hujan juga bisa menjadi salah satu faktor.
"Masyarakat lebih prefer pakan segar. Hijau oke, tapi layukan dulu pakannya. Jangan diambil yang pucuk. Biarkan tumbuh lebih tua, biar layu. Jadi kemungkinan cacing hati muncul karena manajemen pakan," terang dia.
Faktor lain, kata dia, adalah manajemen kandang.
Teknis pembuatan kandang harus disesuaikan dengan jumlah hewan ternak.
Peternak harus memperhatikan sirkulasi dan juga pencahayaan.
"Jadi faktor cacing hati ada manajemen kandang dan pakan. Tapi banyak dari pakannya," ujarnya.
Baroto menambahkan pihaknya akan terus berupaya memberikan edukasi dan pelatihan kepada para petani.
Sehingga kasus cacing hati bisa teratasi meski dagingnya masih bisa dikonsumsi.
"Daging dikonsumsi aman. Selain hati, bagian lain aman dikonsumsi," pungkasnya.
(*)