TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Desa Klambir V Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang pada Kamis malam menewaskan Riani Sitinjak dan anaknya Rizky Maulana Tarihoran dan dua lainnya Jhonson Tarihoran, beserta Kanaya Azahra luka-luka.
Keempatnya tertimpa reruntuhan bengkel, saat pohon jati berukuran besar di belakang bangunan tumbang ke arah depan.
Pantauan di lokasi usai kejadian, bangunan berbentuk rumah toko (ruko) ini nyaris tak tersisa.
Pada bagian kanan hanya tertinggal sekitar dua meter tembok berdiri. Sementara bagian depan, belakang serta kiri rubuh total.
Puing-puing bangunan seperti batu bata, atap seng dan ban bekas nampak masih berserakan di lokasi.
Pada bagian belakang terlihat sisa pohon jati yang tumbang terangkat dari tanah bersama akar-akarnya.
Pohon jati berukuran besar sekitar 1 meter inilah yang jatuh menimpa bangunan dan menewaskan dua orang dan dua lainnya luka-luka.
Sementara di seberang dan dalam bangunan nampak juga batang maupun ranting sisa-sisa proses evakuasi.
Anggi Gultom, menjadi saksi peristiwa menakutkan yang menewaskan Riani Sitinjak dan anaknya Rizky Maulana Tarihoran tertimpa pohon dan reruntuhan bangunan bengkel tempat mereka berwirausaha pada Kamis 20 Juni malam sekira pukul 22:00 WIB.
Diceritakan Anggi, saat kejadian hujan deras disertai angin kencang sedang melanda Desa Klambir V Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang.
Saat itu dia yang sedang melintas tak jauh dari lokasi kejadian melihat angin begitu kencang menggoyangkan dahan-dahan pohon dan atap rumah warga.
Seketika pohon yang posisinya berada di belakang bengkel tempat korban tumbang ke arah jalan dan mengeluarkan suara dentuman.
Beberapa saat kemudian ia melihat Jhonson Tarihoran berlari menahan sakit sambil meminta pertolongan kepada warga.
Disinilah ia mulai mendatangi Jhonson untuk menanyakan apa yang terjadi.
Setelah mengetahui ada tiga orang tertimpa pohon dan reruntuhan ia langsung mencari pertolongan lain ke warga pintu ke pintu sampai akhirnya warga keluar membawa parang untuk memotong ranting.
Tak langsung bisa dievakuasi, warga dan aparat membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mengeluarkan dua korban tewas dan satu luka dari reruntuhan.
Nahasnya, dua orang Riani Sitinjak dan anaknya Rizky Maulana Tarihoran tewas.
"Yang tiga itu di dalam satu jam lebih tidak bisa dievakuasi karena tidak ada alat. Kapak dan parang tidak mampu,"cerita Anggi saat diwawancarai di rumah duka, Jumat (21/6/2024).
"Mungkin terlambat di evakuasi. Dua orang meninggal dunia, sementara satu masih kritis di rumah sakit,"sambungnya.
Setelah semua korban berhasil dikeluarkan dari reruntuhan bangunan dan pohon jati, mereka langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
Korban Kanaya Azahra, meski selamat, ia patah tulang belakang dan saat ini masih kritis.
Kata Anggi, proses evakuasi dan pembersihan dahan pohon selesai sekitar pukul 01:00 WIB dinihari.
Proses tersebut mereka lakukan saat hujan badai masih berlangsung.
"Yang buat susah itu korban tertimpa material bangunan, kemudian di atasnya tertimpa pohon besar. Mereka di lantai jadi agak sulit kami mengevakuasinya."
(Cr25/Tribun-medan.com)