Oleh: Ns. Resa Nirmala Jona., M.Kep (Kaprodi D-3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi kronis ketika tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah seseorang memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah. Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg.
Penderita hipertensi kronik kurang lebih sekitar 1-2 persen mengalami hipertensi emergensi. Hipertensi emergensi yaitu suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang mendadak (systole ≥180 mmHg dan diastole ≥ 120 mmHg) pada penderita hipertensi emergensi membutuhkan penanganan segera, jika terjadi tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan timbulnya kelainan atau kerusakan pada organ target seperti kerusakan pada otak, retina mata, jantung, ginjal dan pembuluh darah yang bisa menimbulkan berbagai komplikasi penyakit.
Kasus penderita hipertensi emergensi tersebut diperkirakan 1-2 kasus per 100.000 pasien. Pada seseorang yang biasanya mengalami hipertensi emergensi dikarenakan mereka kurangnya pengetahuan dan tidak patuh dalam pengobatan. Angka kematian pertahunnya akibat hipertensi emergensi mencapai lebih dari 79persen kasus penderita hipertensi emergensi. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi juga dapat mempengaruhi terjadinya komplikasi jika tidak segera dilakukan tindakan pencegahan. Faktor resiko tersebut perlu untuk melakukan upaya promotif untuk mencegah hipertensi dengan pemberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan pada penderita hipertensi tersebut.
Hipertensi dapat dicegah dengan CERDIK, yiatu: Cek kesehatan secara berkala (memonitor tekanan darah, menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar perut, dan perhatikan denyut nadi), Enyahkan asap rokok (Merokok bisa berdampak buruk bagi kesehatan bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga orang-orang di sekitar), Rajin aktivitas fisik (Berolahragalah secara rutin setidaknya minimal selama 30 menit per hari sebanyak 3-5 kali per minggu), Diet seimbang (Imbangi aktivitas olahraga dengan melakukan diet sehat dan seimbang yakni mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi per hari. Batasi konsumsi gula tak lebih dari 4 sendok makan per hari per orang dan garam tak lebih dari 1 sendok teh per orang per hari. Batasi pula konsumsi lemak (GGL) atau minyak tak lebih dari 5 sendok makan per hari per orang), Istirahat cukup (istirahatlah yang cukup dengan tidur selama 7-8 jam sehari), Kelola stress (rekreasi, relaksasi, dan berpikiran positif). Kendalikan hipertensi dengan PATUH, yaitu: Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktifitas fisik dengan aman, Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya.
Cegah dengan CERDIK, kendalikan dengan PATUH, maka hipertensi akan terkontrol !