Fenomena Strawberry Moon kembali terlihat di Indonesia pada Jumat (21/6) sampai Sabtu (22/6). Apa itu dan mengapa disebut Strawberry Moon?
Menurut Space.com, Strawberry Moon merupakan fenomena yang terjadi sehari setelah Titik Balik Matahari Musim Panas, hari terpanjang dalam setahun. Fenomena ini sendiri terjadi dalam satu hari setelah titik balik Matahari setiap 19 hingga 20 tahun sekali.
\nStrawberry Moon terjadi ketika Bulan berada di seberang Matahari dengan Bumi berada di antara keduanya. Di sisi malam Bumi, saat itulah Bulan dapat terlihat yang sepenuhnya bercahaya.
Waktu terjadinya Bulan Purnama sama di seluruh dunia. Perbedaannya hanya terdapat pada zona waktu.
Lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA, berpendapat jika nama tersebut berdasarkan kalender Petani Maine di tahun 1930-an.
Menurut Ontario Native Literacy Coalition, Anishinaabe (Ojibwe) juga menyebut Strawberry Moon sebagai Ode'miin Giizis atau waktu untuk perjamuan tahunan dan menyambut orang untuk pulang.
Meskipun stroberi berwarna merah muda atau pink, asal usul nama Strawberry Moon tidak ada hubungannya dengan rona atau penampilan Strawberry Moon ini.
Berbeda dengan warna Bulan yang umumnya abu atau putih, Strawberry Moon cenderung berwarna pink, kuning, atau oranye. Hal ini disebabkan posisi Strawberry Moon yang lebih rendah di langit di Belahan Bumi Utara.
Selain Strawberry Moon, terdapat pula penamaan 'unik' Bulan Purnama di bulan Juni, seperti:
Penamaan Bulan Madu atau Mead Moon diberikan oleh bangsa Erupa kuno. Mead adalah minuman yang dibuat dengan memfermentasi madu yang dicampur dengan air dan bahan lainnya.
Bulan Juni disebut sebagai waktu saat madu siap dipanen yang menjadikannya bulan "termanis". Penyebutan Bulan Madu ditelusuri hadir hingga tahun 1500-an di Eropa.
Di bagian Eropa lainnya, Bulan Purnama di bulan Juni disebut sebagai Bulan Mawar. Hal tersebut berdasarkan bunga mawar yang mekar di bulan Juni.
Pada waktu ini, Bulan Purnama akan berada di seberang Matahari dengan posisi yang sangat rendah.
Orang Cree menyebutnya sebagai Opiniyawiwipisim atau Bulan Bertelur-Telur. Penamaan ini digunakan karena saat itu burung-burung dan unggas air mulai bertelur.
Orang Cree menyebutnya sebagai Opiniyawiwipisim atau Bulan Bertelur-Telur. Penamaan ini digunakan karena saat itu burung-burung dan unggas air mulai bertelur.