Pulau ular adalah pulau yang dihuni oleh mayoritas ular tanpa manusia. Di dunia, pulau ular yang terkenal dan dilarang dikunjungi adalah di Brasil. Namun, ternyata Indonesia juga memiliki pulau ular. Apakah berbahaya?
Pulau ular di Brasil memiliki luas 43 hektare atau sekitar 80 lapangan sepak bola Amerika. Pulau ini dilarang dan ditutup oleh angkatan laut sejak tahun 1920-an.
Pulau ular di Brasil separuhnya merupakan hutan hujan. Sementara sisanya berupa bebatuan tandus dan padang rumput.
Lantas bagaimana dengan di Indonesia? apa beda pulau ular di Indonesia dan Brasil?
\nDilansir dari situs Kementerian Luar Negeri, pulau ular Indonesia terletak di Pulau Sumbawa, tepatnya Desa Pai Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Disebut pulau ular karena yang hidup di pulau ini adalah ular laut, tepatnya jenis ular bernama Laticauda colubrina. Ular laut ini tidak agresif saat dipegang, juga tidak menggigit, meskipun mereka adalah hewan liar.
Ular di pulau ini memiliki corak warna putih keperakan dengan kombinasi hitam mengkilat. Ular ini sering kali bersembunyi di antara bebatuan saat tidak mencari makan di perairan sekitarnya.
Dikutip dari laman SDN 32 Kota Bima, diketahui bahwa banyak masyarakat sekitar pulau yang menganggap bahwa ular di pulau tersebut tidak memiliki bisa.
Terbukti, bahwa ular di pulau tersebut tidak agresif dan tidak menggigit ketika dipegang, padahal hewan liar.
Ketatnya aturan tersebut membuat para nelayan yang menemukan ular ini di jaring ikannya akan melepaskan ular tersebut kembali ke laut.
Karena ular yang jinak dan pulau unik yang penuh bebatuan ini, maka para pengunjung dapat pergi ke Pulau Ular ini. Pengunjung dapat pergi ke pantai ini menggunakan perahu dari bibir Pantai Oi Caba yang dapat ditempuh selama 15 menit.
Berbeda dengan di Indonesia, ular yang menghuni pulau ular di Brasil banyak yang memiliki bisa mematikan. Bahkan ada spesies yang memiliki bisa sangat mematikan.
Hal tersebut bisa terjadi karena ular tersebut terisolasi, sehingga membuat bisa ular-ular di pulau tersebut berevolusi menjadi lebih mematikan.
Letak pulau ular tersebut ada di Ilha da Queimada Grande, berjarak hampir 150 km dari pusat kota São Paulo. Pulau ini tak tersentuh sama sekali oleh manusia, kecuali yang memegang izin khusus untuk keperluan penting seperti ilmuwan.
Manusia yang pernah ke sana adalah yang membangun dan menjalankan mercusuar pulau dari tahun 1909 hingga 1920-an. Meski demikian, menurut cerita lokal yang beredar, penjaga mercusuar yang terakhir bersama seluruh keluarganya tewas ketika sekumpulan ular merayap ke dalam rumahnya melalui jendela.
Dikutip dari Atlas Obscura, para peneliti memperkirakan terdapat 2.000 hingga 4.000 ekor ular golden lancehead mematikan yang hidup di pulau tersebut, yaitu antara 1-5 ular per meter persegi.
Ular di Queimada Grande merupakan spesies unik dari pit viper, yaitu golden lancehead (Bothrops insularis). Genus ular lancehead bertanggung jawab atas 90% kematian akibat gigitan ular di Brasil.
Populasi ular yang begitu padat di pulau ini dapat memangsa burung laut yang bermigrasi ke Queimada Grande sebagai tempat peristirahatan.
Tak hanya kepada hewan, ular golden lancehead juga sangat mematikan bagi manusia. Jika tergigit ular ini, maka akan mengalami gejala nyeri, bengkak, pendarahan usus, gagal ginjal, hingga kematian jaringan.
Ular seperti golden lancehead sangat dikenal memiliki racun mematikan yang dapat memaksimalkan potensinya untuk mencari makan dan bertahan hidup.
Saksikan Live DetikPagi: