TIMESINDONESIA, MALANG – Pondok Pesantren Darun Nun, Tidar, Kota Malang, makin dikenal sebagai pesantren pusat literasi dan bahasa Arab. Itu dibuktikan dengan kunjungan beberapa fakultas sastra Arab beberapa kampus di Jatim.
Teranyar, pesantren ini menerima kunjungan dari Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Ampel Surabaya, Senin, 27 Mei 2024. Kunjungan yang diadakan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa semester 2 dan 4 ini dihadiri oleh sekitar 120 mahasiswa. Mereka fokus pada seni menulis syi'ir Arab.
Acara berlangsung di Masjid Baiturrahman Bukit Cemara Tidar dan diawali dengan pembacaan Al-Qur'an oleh santri Darun Nun, Zainuddin. Sambutan kemudian diberikan oleh perwakilan santri, Hariski, yang dilanjutkan oleh sambutan dari Kaprodi Bahasa dan Sastra Arab, Dr.
Dalam sambutannya, Dr. Abdullah menekankan pentingnya memahami sastra Arab untuk memperkaya pengetahuan dan apresiasi terhadap bahasa Arab, khususnya dalam konteks keindahan Al-Qur'an.
"Berbagai pelatihan syi'ir di Pondok Darun Nun membuatnya menjadi tempat yang tepat untuk dikunjungi," ungkap Dr. Abdullah.
"Kunjungan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan menulis syi'ir Arab bagi mahasiswa," sambungnya.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Dr. Halimi Zuhdy. Dr. Halimi menegaskan bahwa pemahaman ilmu sastra Arab sangat penting untuk memahami Al-Qur'an dan mengeksplorasi keindahannya.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan teoritis, tetapi juga memotivasi mahasiswa untuk lebih mendalami dan mengapresiasi sastra Arab. Melalui acara ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan menulis syi'ir Arab dan memahami nilai-nilai sastra yang terkandung dalam bahasa Arab.
Kunjungan ke Pondok Darun Nun ini merupakan salah satu upaya Prodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Ampel Surabaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan kompetensi mahasiswa, terutama dalam bidang sastra dan bahasa Arab.
"Mengunjungi Pondok Darun Nun tidak salah, selain sambutannya santri yang luar biasa, juga mendapatkan banyak ilmu baru dalam kajian tadi," kata Dr. Nasihin, dosen pendamping dari UIN Sunan Ampel Surabaya.
Pesantren Darun Nun memang dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan seni syi'ir Arab.
Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi program studi lainnya untuk mengadakan kunjungan serupa ke pesantren-pesantren yang berfokus pada literasi dan bahasa. Dengan demikian, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan lebih memahami keindahan serta kompleksitas sastra Arab.
Pesantren Darun Nun terus berkomitmen untuk menjadi pusat pengembangan literasi dan seni syi'ir Arab, tidak hanya bagi santri mereka sendiri tetapi juga bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Kunjungan ini merupakan salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut.
Dengan meningkatnya minat terhadap seni syi'ir Arab, diharapkan semakin banyak program studi yang mengunjungi Pondok Pesantren Darun Nun dan memanfaatkan fasilitas serta ilmu yang ada di sana untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang sastra Arab. (*)