SURYAMALANG.COM, - Kisah guru SD dibelikan rumah oleh mantan muridnya cukup mengharukan dan inspiratif.
Guru tersebut tidak menyangka, kebaikannya membelikan sepatu 30 tahun silam akan dibalas oleh murid tersebut setelah mantan siswanya sukses.
Siswa yang dulunya sangat miskin tersebut benar-benar menepati janjinya untuk membalas budi kepada guru itu.
Kisah haru ini datang dari guru wanita asal China bernama Truong.
Melansir situs Soha News, sebuah artikel yang terbit pada Senin, 13 Mei 2024, menceritakan kisah guru wanita itu.
Pada tahun 1978, Guru Truong yang baru saja lulus kuliah ditugaskan mengajar di sebuah SD di Provinsi Guangdong, China.
Setelah lima tahun bekerja di sana, Truong mendapat promosi dan diangkat menjadi kepala sekolah.
Untuk meningkatkan hasil belajar murid-murid di sekolahnya, Guru Truong membuka les gratis di rumah.
Tindakannya ini mendapat sambutan positif, banyak dari murid yang datang untuk mengikuti les secara cuma-cuma.
Di antara sekian banyak siswa, ada satu murid yang menarik perhatian Truong.
Anak tersebut merupakan murid laki-laki dengan tubuh kurus dan badan lebih kecil daripada teman-teman seusianya.
Siswa itu kerap datang memakai baju bekas yang lusuh, namun meski dari keluarga miskin, Guru Truong mengenalnya sebagai murid yang cerdas.
Murid tersebut selalu punya nilai bagus di kelas.
Suatu saat, siswa tersebut tidak masuk sekolah selama seminggu.
Wali kelas tidak mengetahui alasan ketidakhadirannya di sekolah.
Guru Truong merasa hal ini tidak biasa, sehingga ia menyempatkan diri berkunjung ke rumah siswa itu di hari libur.
Ketika sampai, betapa sedih hati Truong melihat rumah siswa tersebut.
Kemiskinan begitu kentara dari kondisi rumahnya yang kosong tanpa banyak perabotan.
"Setelah bertanya kepada tetangga, saya mengetahui bahwa keluarga ini sangat miskin," ucap Guru Truong.
"Orang tuanya tidak punya cukup uang untuk membayar sekolah, sehingga mereka membiarkan putranya putus sekolah," imbuh Truong.
"Agar bisa tinggal di rumah dan membantu pekerjaan mereka sebagai buruh tani," kenang Guru Truong bercerita kepada Soha.
Setelah mengetahui fakta ini, Guru Truong pulang dan kembali lagi keesokan harinya.
Truong berbicara langsung kepada orang tua murid dan meyakinkan mereka agar membiarkan putranya melanjutkan sekolah.
Dengan bujukan dari Guru Truong, kedua orang tua murid akhirnya membiarkan putra mereka sekolah lagi.
Singkat cerita, Guru Truong dan murid lelaki tersebut jadi memiliki kedekatan khusus.
Bahkan ketika sang murid sudah lulus SD, keduanya tetap berhubungan dan saling berkomunikasi.
Suatu hari, ketika murid tersebut sudah duduk di bangku universitas, Truong bercerita muridnya itu tidak memiliki uang untuk membeli sepatu.
Padahal saat itu sedang musim dingin di China, sehingga siswa itu akan merasa kedinginan.
Mendengar kabar itu, Guru Truong merasa amat sedih sekaligus terenyuh.
Segera saja Truong membelikan sepatu yang bagus dengan separuh gaji yang ia terima sebagai guru.
Muridnya begitu terkejut kala menerima sepatu pemberian Guru Truong.
Dalam hati, siswa itu berjanji akan terus mengingat jasa gurunya dan membalas budi di masa depan.
Siapa sangka, janji yang diucapkan itu benar-benar ditepati.
Setelah 30 tahun berlalu dan Guru Truong telah menginjak usia 60 tahun, roda kehidupan mulai berputar.
Sang murid yang dulu miskin, kini telah memiliki pekerjaan bergaji tinggi.
Sementara Guru Truong yang tak lagi produktif tinggal di sebuah rumah kayu kecil.
Muridnya tahu jika Guru Truong masih menghuni rumah di belakang sekolah lamanya.
Mantan siswa itu lalu memutuskan diam-diam membeli sebuah rumah di area tersebut untuk diberikan kepada gurunya.
Lalu suatu hari, mantan murid itu menemui Guru Truong sambil membawa dokumen pembelian dan sertifikat rumah.
Tanpa ragu, pria itu memberikan sertifikat rumah kepada Guru Truong dan mengatakan rumah tersebut sekarang jadi milik sang guru.
Mantan murid itu menyebut rumah tersebut adalah balasan atas sepasang sepatu yang pernah dibelikan Guru Truong untuk dirinya.
Guru Truong yang mendengar hal itu hanya bisa menangis haru.
Imbalan atas ketulusan hatinya puluhan tahun silam ternyata berbuah manis di masa tuanya.