TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI- Berikut ini kisah masalalu Bupati Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) Ruksamin yang dulunya bekerja keras demi bayar uang kuliah. 

Kini dirinya ingin muda mudi di Sulawesi Tenggara tak merasakan penderitaannya di masa lalu.

Di mana, saat dirinya kuliah di Kota Makassar, Ruksamin terus bekerja keras membantu orangtuanya mengumpulkan pundi-pundi rupiah. 

Semua dilakukan Ruksamin agar bisa mengenyam pendidikan. 

"Selain fokus belajar, dirinya juga harus bekerja seperti sales, loper koran, jual buku, hingga jadi tukang pikul," tuturnya dalam wawancara ekslusif bersama Tribunnews.com beberapa waktu lalu. 

Meskipun sang ayah adalah seorang guru, namun Ruksamin mengaku pada masa itu penghisalan orang tuanya terbatas. 

"Mohon maaf bapak saya adalah seorang guru, tetapi kita tahu bahwa penghasilan seirang guru seperti apa. Yang kemudian membiayai saudara-saudara saya juga, bukan hanya saya. Kira-kira bagaimana kondisi, hari ini," tuturnya. 

"Yang kemudian kondisinya petani, situasi yang tidak begitu menentu. Kira-kira bagaimana mau mempersiapkan sumber daya. Bagaimana kita mau melanjutkn, pendidikan kita dulu SMA masih diterima ijazah kita dimana-mana," jelasnya. 

Ruksamin menyadari pengalaman adalah ilmu yang berharga. Ia juga merasa perjalanannya menjadi seorang Bupati Konawe Utara berkat ditimpa berbagai hal dalam kehidupannya. 

"Jadi ini yang kemudian yang mendorong saya berangkat dari pengalaman tadi yang kemudian saya harus membanting tulang untuk membantu orangtua saya meringankan beban.

Ya Alhamdulillah saya bisa kuliah, begitu juga kemudian saya jawab hari ini ketika saya jadi bupati," katanya. 

Sehingga, Ruksamin pun bertekad dan ingin muda mudi Sulawesi Tenggara mendapatkan pendidikan gratis. 

Ia ingin segala sekat sosial yang terjadi di kalangan masyarakat berakhir. 

Di mana, semua orang tua dari berbagai profesi ataupun pekerjaan bisa memiliki anak yang sarjana. 

"Maka anak-anak saya tidak boleh lagi mereka rasakan, tidak boleh lagi ada orangtua yang kadang kala kalau wisuda sudah kita lihat begitu cantiknya, mamanya cantik yang wisuda ganteng. Kalau datang oada saat wisuda, tidak kelihatan lagi mana kalian petani dan mana yang nelayan. Mana yang pengusaha bapaknya karena sudah pakai dasi," jelasnya. 

"Sudah pakai songko, jas, padahal di dalam hatinya menangis untuk wisuda anaknya saja harus korbankan kambingnya atau sapinya. Kadangkala dijual rumahnya, digadaikn kebunnya, hanya untuk bagaimana selesai anaknya," katanya. 

Akan Gratiskan Pendidikan  

Bupati Konawe Utara (Konut), Ruksamin telah memberikan beasiswa ke 2.220 mahasiswa yang tersebar di 121 di Perguruan Tinggi selama menjabat Kepala Daerah.

Hal tersebut dilakukanya, karena Ruksamin tidak ingin melihat anak-anak Sulawesi Tenggara dan keluarganya merasakan kesulitan dalam menempuh pendidikan.

Seperti menjual sapi, perahu, kebun, hingga rumah hanya untuk membiayai kuliah anaknya.

“Program 100 hari yang pertama saya lakukan saat menjabat adalah harus mencatatkan di mana anak-anak saya yang ada di konawe utara bersekolah,” kata Ruksamin.

Ruksamin menyampaikan setelah mendapatkan data terkait anak-anak Konawe menempuh pendidikan, dirinya pun mengeluarkan Peraturan Bupati terkait bantuan pendidikan berupa beasiswa.

Hal tersebut juga sejalan dengan pengimplementasian Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea ke-4.

Bahwa negara hadir untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga sebagai kepala Daerah harus membiayai anak-anak di daerahnya.

“Saya tidak inigin ada lagi anak-anak kita atau saudara-saudara kita yang ingin kuliah agar pintar otaknya terhalangi karena terkendala persoalan biaya yang tidak ada,” tuturnya.

Ruksamin menyebut saat ia terpilih nanti sebagai Gubernur Sultra, dirinya tidak akan membiarkan para orangtua menjual sapi, perahu hingga rumahnya lagi untuk membiayai kuliah anaknya.

Program beasiswa yang telah dilaksanakannya selama menjabat kepala daerah di Kabupaten Konawe Utara, akan terus dilanjutkan bahkan akan meluas ke suruh Sulawesi Tenggara.

Sebab, menurutnya penyebab terbesar kemiskinan salah satunya adalah masalah dengan pendidikan. (*)

(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)

Baca Lebih Lanjut
Cerita Riswan Taharu, Penjual Buah di Pohuwato Ingin Kuliah di Universitas Negeri Gorontalo
Ponge Aldi
Sengkarut Biaya Kuliah, Yuk Pahami Beda UKT, SPP dan Uang Pangkal
Sindonews
Beasiswa Aperti BUMN 2024 Dibuka, Lulusan SMA/SMK Sederajat Bisa Kuliah Gratis di Kampus Telkom
Candra Isriadhi
6 Keuntungan Kuliah di PTN Terbaik, Nomor 4 Kurangi Beban Biaya Pendidikan
Sindonews
Mau Kuliah Gratis di Kampus BUMN Terkemuka? Daftar Beasiswa Ini Sekarang Juga
Sindonews
UKT UNJ 2024 Tidak Naik, Biaya Kuliah Tertinggi Rp12 Juta
Sindonews
Pelaku Penganiayaan di Kendari Sulawesi Tenggara Terancam Penjara Lima Tahun Enam Bulan
Amelda Devi Indriyani
Khofifah Dorong Yayasan Pendidikan Khadijah Kembangkan Ekosistem Teknologi Digital Aswaja 
Timesindonesia
5 Pelaku Rudapaksa di Buton Tengah Sulawesi Tenggara Ternyata Masih di Bawah Umur, 3 Orang Dewasa
Desi Triana Aswan
Kisah Mahasiswa UHO Kendari Owner Discuss Coffee Punya Bisnis, Menabung Sejak SMA Beli Mesin Kopi
Desi Triana Aswan