Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Guru penggerak yang tergabung dalam Komunitas Penggerak Kora-kora berbagi cara agar murid bisa fokus saat belajar.
Tips tersebut dibagikan Koordinator Kelompok 10, Sonya Elly saat kegiatan refleksi praktik baik Komunitas Penggerak di SMA Negeri 1 Maluku Tengah, Selasa (23/5/2024).
Sonya mengatakan awalnya mereka sudah tahu apa yang di butuhkan guru-guru SMANSA Malteng.
Namun ternyata ada hal baru yang mereka temukan.
Beberapa guru disini mengatakan anak-anak masih susah fokus di kelas meski sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar.
"Jadi ketika kami sampai di sekolah itu kami kan duduk per kelompok mata pelajaran. nah dari situ kami Dengar langsung dari tiap-tiap guru kebanyakan guru-guru itu merasa bahwa mereka ketika sudah mengajar di kelas sudah melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum Merdeka, tapi anak-anak itu kok kayak tidak semangat belajar, kok anak-anak itu kok kayak diajarkan berkali-kali mereka tidak paham," kata Sonya, kepada TribunAmbon.com, usai kegiatan Rabu (23/5/2024).
Lanjutnya, Ia kemudian berbagi tips agar murid bisa memahami dan fokus saat belajar.
Tips ini pun, kata dia, sudah Ia lakukan di sekolahnya tepatnya di SMA Negeri 2 Ambon.
"Jadi mereka minta kepada kami kira-kira apa yang harus kami lakukan.
Kebetulan masalah seperti itu sudah kami alami dan kami sudah coba untuk Bagaimana caranya melakukan sesuatu supaya hal ini tidak menjadi masalah gitu.
Jadi anak kadang suka main handphone dan sebagainya," tambahnya.
Sonya menjelaskan, agar menggunakan metode pembelajaran diferensiasi di kelas.
Artinya, menyesuaikan dengan bakat, minat, atau kesukaan para murid.
"Salah satu contoh salah satu cara adalah menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. jadi anak-anak itu mereka biasanya lebih lebih senang ketika mereka belajar atau ketika mereka beraktivitas menggunakan atau sesuai dengan bakat minat kemampuan mereka. Jadi itu cocok tuh pembelajaran diferensiasi," sambungnya.
Ia mencontohkan, untuk pelajaran Fisika dengan materi pengukuran.
Siswa bisa dikelompokkan berdasarkan kegemaran, seperti olahraga terpisah dari siswa yang menyukai seni.
Siswa yang suka olahraga bisa mengukur lapangan olahraga dan lainnya. Hal-hal yang seputar olahraga.
"Saya contohkan misalnya klo di fisika kita belajar pengukuran, nah anak-anak kita bagi, mana yang suka olahraga, sambil belajar sambil melakukan aktivitas sesuai dengan bakat minat mereka. Seperti ukur panjang lapangan dan lainnya," tambahnya.
Selain itu, Sonya menambahkan guru-guru juga bertanya agar anak tidak menyalahgunakan gawai yang diberikan saat pelajaran.
"Terus ibu tapi mereka itu kadang-kadang kalau kita biarkan mereka menggunakan HP untuk mencari informasi Mereka salah gunakan. Nah saya ajarkan jadi ada yang namanya coding dasar menggunakan Google collab," tambahanya.
Sonya menjelaskan, guru harus mampu menyesuaikan pelajaran ke dunia yang disukai siswa. Bukan sebaliknya.
"Bagaimana hal-hal dunia mereka ke dalam pembelajaran. Jadi memang e itu juga perlu kita biasakan karena kadang-kadang kita sudah sampaikan tapi guru bingung," tambahnya.
Lanjutnya dari kegiatan praktik baik secara langsung ini ternyata mendapat respon positif dari guru-guru di Banda.
Meski dengan keterbatasan, tenaga pendidik secara umum khususnya di Banda memiliki keinginan agar bisa memperbaiki diri demi murid menjadi lebih baik.
"Dan luar biasanya itu mereka senang untuk Kami hadir dan berbagi praktik baik dengan mereka. karena memang guru itu selalu ingin memberikan yang terbaik kepada muridnya ya apapun keadaan mereka. Jadi walaupun mereka datang ke sekolah tidur pegang HP bukan untuk belajar tapi main game, tapi di dalam hati nurani guru itu sebenarnya selalu ingin memberikan yang terbaik bagi murid," tambahnya.
Dia berharap, tenaga pendidik di Banda Neira bisa terus mengimplementasikan praktik baik yang dibagikan.
Maupun siklsus inkuiri Komunitas Belajar agar satu sama lain bisa saling memajukkan.
"Teman-teman guru di Banda ini guru penggerak sudah banyak calon guru penggerak juga sudah banyak tinggal bagaimana mereka berkolaborasi saling saling berbagi belajar dan berbagi untuk praktik baiknya. Kolaborasi, belajar dan Berbagi," tandasnya.
Diketahui, sebanyak 109 guru penggerak yang tergabung dalam komunitas penggerak melakukan refleksi praktik baik di 11 Sekolah di Kepulauan Banda.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak Maluku (BGPM), mulai dari 19 Mei hingga 22 Mei 2024.
Sebelumnya, para guru juga telah berbagi praktik baik secara daring, dan kali ini bisa bertemu langsung dengan guru di Banda.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Merdeka Mengajar.
Turut terlibat Kepala Dinas Pendidikan Maluku Tengah, Husen Mukadar dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Ferdinand Tasso, yang sebelumnya aktif terlibat dalam memberikan masukkan arahan terhadap penggerak komunitas. (*)