POSBELITUNG.CO, BANGKA - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan mencatat terdapat 12 orang menderita penyakit kaki gajah (filariasis) dan semuanya dalam kondisi kronis.

Penyakit kaki gajah telah diderita sejumlah warga di Bangka Selatan sejak tahun 2005.

"Kabupaten Bangka Selatan memang masih dinyatakan sebagai daerah endemis filariasis. Sampai dengan sekarang terdapat 12 orang menderita penyakit kaki gajah. Banyak semuanya dalam kondisi kronis," kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa , Sabtu (18/5/2024).

Adapun warga penderita filariasis itu tersebar di enam desa di empat kecamatan.

Di Kecamatan Payung,  penderita kaki gajah terdapat di Desa Ranggung, Desa Paku, Desa Bedengung dan Desa Irat dengan delapan kasus.

Sedangkan di Kecamatan Pulau Besar tercatat dua kasus berada di Desa Batu Betumpang. Lalu, satu kasus di Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba dan satu kasus di Desa Tukak, Kecamatan Tukak Sadai.

Sementara kategori pengidap penyakit kaki gajah di Bangka Selatan, mayoritas berusia 40 tahun ke atas. Hingga saat ini, penyakit tersebut tidak ditemukan pada usia anak-anak.

Pasalnya, dari masa inkubasi hingga seseorang dapat divonis filariasis membutuhkan waktu lama.

"Paling banyak di Kecamatan Payung sampai delapan kasus. Rata-rata mereka yang terserang penyakit kaki gajah berumur 40 tahunan ke atas. Untuk anak-anak tidak ada," beber Agus.

Saat ini, warga penderita penyakit kaki gajah berada di dalam pemantauan petugas medis dari pusat pelayanan kesehatan setempat.

Semua kasus selalu dipantau dan penderta selalu diedukasi, khususnya bagaimana cara merawat luka (self care) secara mandiri.

Filariasis merupakan penyakit menahun alias kronis. Bila tidak mendapat pengobatan, akan menimbulkan kecacatan yang menetap seumur hidup.

Misalnya berupa bengkak atau pembesaran di beberapa anggota tubuh misalnya kaki, lengan, atau buah zakar atau skrotum.

"Saat ini masyarakat penderita filariasis sudah kronis. Tidak bisa diobati lagi. Hanya bisa meminum obat cacing," jelasnya.

Agus menyebut, seluruh warga akan kembali menjalani program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM). POPM dijadwalkan bakal dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut selama dua tahun ke depan.

"Kita akan kembali melanjutkan program POPM filariasis atau pemberian anti kaki gajah. Rencana akan dimulai pada bulan Oktober 2024," ujarnya.

Pemberian obat anti-Filariasis mempunyai manfaat ganda. Selain dapat mematikan atau memandulkan cacing filaria dewasa, juga dapat mematikan cacing perut seperti cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk dan cacing kremi.

Dengan demikian, orang yang minum obat pencegah penyakit kaki gajah memperoleh dua manfaat sekaligus, yakni melindungi dirinya dari risiko terkena penyakit kaki gajah dan cacingan.

"Obat yang diminum juga hanya dua tablet dalam setahun, tetapi masih banyak masyarakat yang enggan meminumnya. Padahal obat tersebut efektif mencegah penyakit kaki gajah," ungkapnya.

Agus Pranawa menambahkan, ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit kaki gajah.

Selain pencegahan lewat obat, masyarakat juga bisa menghindari terinfeksi cacing filaria dengan menghindari gigitan nyamuk.

Yakni tidur menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk atau krim, dan membasmi sarang nyamuk. Selain minum obat, ada cara lain untuk mencegah penularan penyakit kaki gajah, yakni dengan cara pola hidup bersih.

Di antaranya tidak membiarkan lingkungan menjadi sarang nyamuk.

"Semua nyamuk itu bisa menularkan. Jadi sebisa mungkin lingkungan harus bersih," pungkas Agus Pranawa. 

Wajib Minum Obat

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa mengatakan, sebagai daerah endemis filariasis alias kaki gajah masyarakat wajib meminum obat anti filariasis.

Pasalnya, penyakit kaki gajah hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Mulai dari anak-anak maupun orang dewasa hingga lanjut usia.

"Karena masuk daerah endemis, masyarakat akan kembali diwajibkan meminum obat anti filariasis. Satu tahun sekali, mulai tahun 2024 sampai 2025," kata Agus Pranawa, Sabtu (18/5/2024).

Agus Pranawa berujar, program mengonsumsi obat pencegahan penyakit kaki gajah kepada warga dari usia mulai dua tahun hingga 72 tahun.

Dia tak menampik masih banyak warga yang enggan meminum obat itu. Alasannya karena beberapa efek samping yang ditimbulkan terhadap kesehatan mereka.

Sejauh ini filariasis masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Sebab, kaki gajah tak bisa diobati dan meninggalkan kaki bengkak. Namun penyakit tersebut dapat dicegah, dengan meminum obat dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Padahal obat tersebut efektif mencegah penyakit kaki gajah," papar Agus Pranawa.

Di sisi lain sambung dia, penyakit kaki gajah memang cenderung berkembang di negara yang memiliki dua musim.

Seseorang dapat tertular penyakit kaki gajah jika digigit nyamuk yang mengandung larva stadium III (L3) sewaktu menghisap darah penderita. Penyakit kaki gajah terjadi akibat pembengkakan tungkai akibat infeksi cacing jenis Filaria.

"Jadi untuk menyukseskan program POPM ini kita melibatkan lintas sektoral. Mulai camat, lurah hingga kepala desa agar filariasis dapat dieliminasi," ucapnya.

(u1)

Baca Lebih Lanjut
Pemuda di Pacitan Tiba-tiba Mengamuk Rusak Rumah, 2 Mobil, dan 3 Motor Saudaranya
TribunMadura
Antar Al Ghazali Menuju Meja Akad, Maia Estianty: Semoga Tetap Setia dan Gak Ada Orang Ketiga
TribunJatim
Kesaksian Bendahara soal Uang Dana Desa Rp388 Juta Raib di Mobil Kades, Hanya Dibungkus Kresek Hitam
TribunJatim
Kecelakaan di Ampel Boyolali: Pasutri Bermotor Ditabrak Pikap, Istri Tewas
TribunJateng
Bukan Tertemper Kereta, Petek Remaja Semarang Tewas Dibunuh Anggota Gangster
TribunJateng
Regrouping SD Negeri di Blora Ditarget Rampung 6 Bulan, Disdik: Proses Tak Mudah, Butuh Pendekatan
TribunJateng
Larikan Motor Teman Wanita saat Ditinggal Mandi di Hotel Wonogiri, Pria Lampung Dibekuk di Semarang
TribunJateng
Ibu-Ibu Tak Fokus Mengemudi, Fortuner Adu Moncong dengan Truk di Cawas Klaten
TribunJateng
Chord Gitar Bernadya, Sinyal-sinyal: Mungkin Kau Bercanda
TribunJateng
Kelakuan Bejat Pegawai Minimarket di Tangerang Terbongkar, Korban Cepat Lapor Ortu
TribunJakarta