TRIBUNSTYLE.COM - Lima cara mudah mengobati diare pada bayi supaya cepat sembuh, harus segera diatasi, jangan di anggap sepele.
Orang tua yang memiliki anak hendaknya selalu memperhatikan kesehatan anaknya.
Namun, tidak ada alasan untuk panik jika anak Anda mengalami diare.
Karena diare dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.
Diare adalah penyakit yang umum terjadi, tapi masih menjadi penyebab banyak kematian anak di seluruh dunia.
Seorang anak dikatakan mengalami diare jika terjadi perubahan dalam frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan perubahan konsistensi (bentuk) feses menjadi lebih cair.
Dikatakan, anak yang sedang diare terkadang tidak nafsu makan dan mual sehingga asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh berkurang dan anak menjadi lemas. Air yang keluar melalui diare juga membuat cairan dan elektrolit dalam tubuh banyak terbuang, terlebih jika anak muntah-muntah. Jika tidak segera ditangani, dehidrasi berat bisa sampai menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, bahkan kematian.
Tetapi, sebagian orang tua sudah waspada dan segera ke IGD ketika anaknya diare.
Adapun sebagian besar diare pada anak disebabkan oleh infeksi virus. Selain itu bisa juga akibat infeksi bakteri, parasit, alergi, keracunan, intoleransi, dan efek samping obat. Diare akibat infeksi virus bisa sembuh tanpa antibiotik jika sistem imun anak cukup kuat. Lima Langkah Tuntaskan Diare, yakni:
Cara mengatasi diare pada anak yang pertama ialah dengan memberikan oralit.
Segera berikan oralit begitu anak mengalami diare sampai diarenya berhenti. Satu bungkus oralit dilarutkan dalam 1 gelas air matang (200cc).
Jika usia anak kurang dari 1 tahun, berikan 50-100cc tiap BAB cair, jika lebih dari 1 tahun berikan 100-200cc. Pemberian oralit ini juga bisa mengurangi volume feses dan mengurangi mual muntah pada anak diare.
2. Berikan zink selama 10 hari berturut-turut
Orangtua bisa memberikan zink. Zink dalam tubuh akan banyak berkurang saat anak diare. Pemberian zink ini dapat mempercepat penyembuhan diare, menjaga anak tetap sehat, dan mencegah diare berulang.
Dosis pemberian Zink adalah 10 mg per hari untuk anak usia kurang dari 6 bulan, dan 20mg per hari untuk anak usia 6 bulan atau lebih, selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti.
3. Teruskan ASI dan pemberian makan
Bagi anak yang masih minum ASI, maka bisa memberikan ASI sebanyak anak mau. Ini akan lebih baik jika lebih banyak dari biasanya. Jika anak sudah mulai makan, maka pemberian makan dilakukan seperti biasa dengan frekuensi yang lebih sering. Lanjutkan hingga 2 minggu setelah diare berhenti untuk mempercepat penyembuhan, pemulihan, dan mencegah malnutrisi. Selain itu, orangtua juga harus lebih memperhatikan kebersihan makanan, alat makan, dan tangan anak.
4. Berikan antibiotik secara selektif
Tidak semua diare membutuhkan antibiotik, hal ini sesuai dengan penjelasan di atas bahwa sebagian besar penyebab diare pada anak adalah virus.
Hanya ada sebagian kecil kasus diare yang membutuhkan antibiotik dan hal tersebut harus dikonsultasikan dulu dengan dokter. Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru akan berbahaya karena akan menyebabkan flora normal usus yang diperlukan dalam pencernaan ikut terbunuh sehingga diare menjadi berkepanjangan. Selain itu pemberian antibiotik yang tidak tepat justru akan menyebabkan bakteri menjadi resisten (kebal).
5. Coba berikan nasihat pada ibu/pengasuh
Adapun cara mengatasi diare pada anak yang kelima ialah memberikan nasihat pada ibu atau pengasuh jika anak mengalami diare. Jadi harus segera kembali periksa ke petugas kesehatan jika ada demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau minum sedikit, anak sangat kehausan, dan diare makin sering.
"Jangan lupa diare dapat menyebabkan kondisi yang serius, maka jaga kondisi anak agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi). Segera ke rumah sakit jika diare semakin sering atau muncul tanda kekurangan cairan pada anak," jelasnya.
( Kompas.com/ Albertus Adit )