TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java-North menjadi awal baru bagi Joshua Abner. Musim ini menjadi momen perdananya melatih SMA Gloria 2 Surabaya. Ia kini resmi memegang kendali sebagai kepala pelatih.
Ketika ditemui selepas laga Gloria 2 kontra SMAN 18 Surabaya, Ojosh terbuka menceritakan perjalanannya. Ia mengaku sejak lama menyimpan keinginan itu. “Puji Tuhan, Gloria 2 juga welcome,” ujarnya.
Ia menambahkan rasa syukurnya atas kesempatan ini. “Senang banget karena musim ini first time juga melatih Gloria 2. Masih ada kurangnya, tapi Puji Tuhan masih dikasih kepercayaan pegang tim,” ungkap Ojosh.
DBL Surabaya 2025 menjadi langkah baru baginya. Sebelumnya, ia lebih akrab dengan rutinitas melatih tim klub. Ketika melatih klub, Ojosh mengaku spectator sekolah lebih besar.
“Perbedaan signifikan itu pasti crowd-nya yang lebih gede karena bawa nama sekolah masing-masing. Terus, juga kadang beratnya sih anak-anak harus lebih sering ditegur,” imbuhnya.
Menariknya, Ojosh adalah kakak dari Praisey Blessed. Praisey merupakan bintang SMA BPK Penabur Cirebon. Ia pernah dinobatkan sebagai MVP DBL All-Star 2024.
“Memang, aku, Praisey, sama mama itu suka mencar-mencar ya, hahaha. Sebelumnya, aku sekolah atlet PPOP karena dulu pingin banget jadi atlet, tapi mungkin cocoknya jadi pelatih,” beber Ojosh.
Kini, Ojosh memilih menetap di Surabaya. “Aku sendiri di Surabaya karena kemarin kuliah di Ubaya dan akhirnya jadi ngelatih di sini,” sambungnya.
Perjalanan basketnya telah ditempa di Jakarta dan Surabaya. Dua kota itu sama-sama dikenal dengan euforia basket. Namun, Ojosh merasakan perbedaan budaya bermain.
“Kalau di Jakarta, mentalnya lebih kebentuk. Kalau Surabaya ini, masalahnya skillful, tapi mentalnya kurang. Anak-anaknya terlalu banyak berekspektasi, padahal seharusnya work hard,” jelasnya.
Ia menyoroti sikap pemain Gloria 2. “Ikut tanding aja, tapi nggak work hard, terutama anak-anak saya di Gloria 2,” ujarnya.
Di musim perdananya, Ojosh memilih sikap realistis. Ia tak membebankan target berlebihan pada timnya. Harapannya sederhana namun jelas.
“Saya mah nggak muluk-muluk yang penting mereka sampai Playoffs aja. Sebenarnya, target saya biar anak-anak keluarin kemampuan terbaiknya dan nggak ngeremehin orang aja,” tutupnya.