Fakta Baru Sidang Koroner Zara Qairina, Ahli Forensik Ungkap Skenario Zara Jatuh dari Lantai Tiga
SERAMBINEWS.COM-Sidang pemeriksaan kematian Zara Qairina Mahathir kembali digelar pada Kamis (4/9/2025).
Dalam sidang hari kedua ini, seorang ahli patologi forensik, Dr. Jessie Hiu, memberikan kesaksian penting mengenai posisi tubuh Zara saat ditemukan.
Menurut Dr. Hiu, dengan melihat tinggi badan korban dan kondisi pagar asrama, kecil kemungkinan Zara jatuh secara tidak sengaja dari lantai tiga.
Untuk bisa mendarat di lokasi dekat saluran pembuangan tempat jasadnya ditemukan, Zara harus melompat atau berayun terlebih dahulu.
“Berdasarkan posisi dan lokasi jasad ditemukan, dia harus melompat atau berpegangan pada sesuatu lalu melepaskan diri.
Ia menjelaskan, pagar di lantai tiga memiliki tinggi 118 cm, sementara tinggi badan Zara sekitar 154 cm.
Artinya, pagar itu mencapai lebih dari tiga perempat tinggi tubuh korban.
Dengan kondisi seperti ini, sangat sulit seseorang terjatuh begitu saja, meski terdorong.
Dr. Hiu juga menegaskan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh Zara.
Ia menolak kemungkinan adanya pemukulan, cekikan, atau serangan fisik lainnya.
“Tidak ada cedera yang menunjukkan akibat benturan keras dengan pagar atau dorongan kuat,” ujarnya.
Kesaksian ini semakin menepis rumor yang sempat beredar di media sosial, termasuk klaim bahwa Zara dimasukkan ke mesin cuci sebelum meninggal.
Menurut ahli forensik, luka-luka yang ada konsisten dengan jatuh dari ketinggian, bukan akibat serangan atau diseret.
Namun, ketika ditanya pengacara keluarga, Dr. Hiu mengakui bahwa ada banyak kemungkinan dalam cara jatuh seseorang.
Tergantung pada posisi tubuh dan reaksi korban saat di udara.
Ia menambahkan, tubuh manusia bersifat dinamis, sehingga hasil cedera bisa bervariasi.
Sidang dipimpin oleh Koroner Amir Shah Amir Hassan.
Hingga kini, Dr. Hiu masih menjadi saksi utama yang diperiksa untuk mengungkap penyebab pasti kematian siswi berusia 13 tahun tersebut.
Kasus kematian Zara Qairina sebelumnya memicu perhatian publik luas di Malaysia.
Ia ditemukan tidak bernyawa di dekat saluran pembuangan asrama sekolahnya di Papar pada 16 Juli 2025, setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Pemeriksaan koroner masih berlanjut untuk memastikan apakah kematiannya murni kecelakaan atau ada faktor lain.
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)
Pemeriksaan koroner masih berlanjut untuk memastikan apakah kematiannya murni kecelakaan atau ada faktor lain.(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)