BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert menyampaikan bila Calvin Verdonk sedang berduka di tengah keberhasilan transfernya ke LOSC Lille.
Bek timnas Indonesia, Calvin Verdonk ternyata sedang berduka jelang bergabung dengan skuad Garuda untuk lawan Taiwan dan Lebanon dalam FIFA Matchday September 2025.
Pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert yang mengungkap hal tersebut di tengah-tengah berkumpulnya skuad Garuda di Surabaya.
Hal ini terungkap dari Youtube Timnas Indonesia, di mana skuad Garuda sudah berkumpul di Surabaya sejak Selasa (2/9/2025).
Menurut Patrick Kluivert, Calvin Verdonk sedang berduka karena saudara tirinya meninggal dunia akhir-akhir ini.
"Saya sedang menunggu Calvin, Adrian Wibowo dan Mees Hilgers," ungkap Patrick.
"Semua orang tahu dengan sedih bahwa saudara tiri Calvin meninggal dunia."
"Tetapi di sisi lain dia menandatangani kontrak yang sangat bagus di Lille," tambahnya.
Tidak diketahui saudara tiri Calvin Verdonk yang meninggal dunia karena sang pemain juga tidak melakukan update di media sosialnya.
Calvin Verdonk membawa banyak barang bawaan karena usai bergabung LOSC Lille di Liga Prancis, ia langsung menuju Surabaya untuk bergabung ke timnas Indonesia.
Bek berusia 28 tahun itu memainkan laga terakhirnya bersama NEC Nijmegen pada 31 Agustus 2025 saat kalah 2-3 dari Fortuna Sittard di Eredivisie.
"Saya sangat bangga bisa bergabung dengan LOSC," kata Verdonk dilansir BolaSport.com dari laman resmi klub.
"Tentu saja, saya sudah mengenal klub ini sebelum bergabung."
"LOSC adalah klub besar Prancis yang berhasil memenangkan liga dan Trofi Champions pada tahun 2021."
"Dalam kompetisi yang sulit dan fisik, dengan pemain-pemain yang sangat bagus," tabahnya.
Pemain kelahiran Dordrecht ini melanjutkan bahwa dia memang berambisi untuk melanjutkan karier di luar Belanda.
Prancis dipilih sebagai tantangan baru dan dia siap memberikan kontribusi.
Apalagi, dia meninggalkan NEC Nijmegen dengan segudang prestasi dan ini jadi modal bersaing di tim barunya tersebut.
"Tujuan saya? Untuk berkembang sebagai pemain."
"Juga sebagai manusia, dan mengapa tidak, memenangkan trofi," tegasnya.