SURYA.co.id, Surabaya - Pasca kerusuhan yang melanda pusat Kota Surabaya pada Sabtu malam (30/8/2025), kondisi Polsek Tegalsari di Jalan Basuki Rahmat kini tinggal puing.
Bangunan yang merupakan cagar budaya itu terbakar hebat setelah massa demonstran menyerbu dan melakukan aksi vandalisme.
Hingga Minggu pagi, sisa asap masih mengepul dari sudut-sudut bangunan, sementara bau sangit dan abu menyelimuti area sekitar.
90 Persen Bangunan Ludes
Pengamatan reporter Harian SURYA (SURYA.co.id), Tony Hermawan menyebutkan Bangunan utama Polsek Tegalsari dilaporkan mengalami kerusakan hingga 90 persen.
Hanya masjid kecil di dalam kompleks yang masih utuh.
Atap bangunan runtuh, tembok menghitam, dan genteng berserakan di tanah.
Tulisan-tulisan vandalisme bernada umpatan terhadap polisi memenuhi dinding bangunan.
“Biasanya ini area kantin dan ruang penyidikan. Sekarang hancur lebur. Bau sangit masih menyengat, bahkan membuat beberapa warga batuk-batuk,” ujar Tony, reporter Harian Surya, dalam narasi lapangannya.
Untuk diketahui, bangunan di Polsek Tegalsari ini bukan sekadar bangunan polisi, tapi bagian dari sejarah kota.
Sementara, Hingga Minggu siang, petugas pemadam kebakaran masih melakukan pembasahan untuk mencegah api kembali menyala.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya juga dikerahkan untuk membersihkan sisa barikade dan abu agar jalanan tidak licin dan berdebu.
Di berita sebelumnya, Kerusuhan bermula dari aksi demonstrasi yang digelar di depan Gedung Negara Grahadi, menuntut keadilan atas kasus Afan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas tertabrak kendaraan Brimob di Jakarta Pusat.
Setelah massa dipukul mundur dari Grahadi, mereka kemudian bergeser ke arah Polsek Tegalsari yang hanya berjarak 500 meter.
Di sana, mereka melakukan pengrusakan dan pembakaran.
=====
Bergabung sekarang di platform pilihan Anda: