BOLASPORT.COM - Pesepak bola putri timnas putri U-16 Indonesia, Jezlyn Kayla Azkha dikonfirmasi mengalami cedera ACL saat berlaga di ASEAN Cup U-16 Putri 2025.
Jezlyn Kayla Azkha mengalami cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament (ACL) saat membela timnas putri U-16 Indonesia di ASEAN Cup U-16 Putri 2025.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh pelatih timnas putri U-16 Indonesia, Timo Scheunemann.
Timnas putri U-16 Indonesia baru saja menang 3-1 atas Malaysia dalam laga kedua grup A ASEAN Cup U-16 Putri 2025 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (24/8/2025).
Nama Jezlyn tidak ada di dalam daftar susunan pemain Garuda Pertiwi Muda.
Sedari awal, para pemain timnas putri U-16 Indonesia sudah membentangkan jersey nomor 7 milik Jezlyn.
Ketika sang saudara kembar, Jazlyn Kayla Firyal mencetak gol lewat penalti, para pemain kembali membentangkan jersey Jezlyn.
Timo Scheunemann pasca-laga kontra Malaysia menjelaskan bila memang Jezlyn mengalami cedera ACL dan rekan-rekan setimnya mempersembahkan gol ke gawang Malaysia untuknya.
Cederanya Jezlyn cukup membuat timnas putri U-16 Indonesia terpengaruh karena membuat kondisi ruang ganti sedikit terguncang.
"Jezlyn cedera ACL, itu juga sesuatu yang membuat tim tertekan secara psikologis dan nangis semua," kata Timo Scheunemamm.
"Jezlyn untung tidak harus operasi tetapi enam bulan harus istirahat."
"Oleh karena itu pada saat ada yang mencetak gol mereka membentangkan jersey Jezlyn," tambahnya.
Cedera Jezlyn didapat saat timnas putri U-16 Indonesia menang 6-0 atas Timor Leste pada laga perdana.
Jezlyn mendapat benturan dari pemain Timor Leste dan harus digantikan Diva Aulia di babak pertama.
Pemain berusia 15 tahun itu bahkan berjalan terpincang-pincang saat meninggalkan Stadion Manahan.
Sementara itu, Timo Scheunemann mengapresiasi kerja keras para pemainnya hingga mendapat kemenangan lawan Malaysia.
"Pertandingan yang berat buat kita karena Malaysia bermain keras, untung saja tidak ada yang cedera, tapi mereka bermain dengan kemampuan mereka dan berjuang," kata Timo.
"Itu saya hormati dan itu menyusahkan kita, ditambah lagi anak-anak karena baru pertama kali mendapatkan atensi seperti itu seperti lawan Timor Leste."
"Ini perlu dipahami bahwa mereka bukan senior yang sudah seharusnya bisa mengatasi itu, mereka pertama kali mendapatkan atensi seperti itu."
"Jadi ini pertama kali dan harus dimengerti bahwa kemudian mereka di pertandingan kedua tidak lepas, seperti di pertandingan pertama."
"Banyak hal mereka harus belajar salah satunya itu bagaimana bisa mengatasi tekanan publik dari dalam diri sendiri."
"Ada tekanan dari orang tua yang harus saya tengahi karena kadang-kadang tekanan dari orang tua bukan support tapi malah menekan."
"Jadi ada perbedaan dari yang sedang berkembang dan senior, jadi respect untuk anak-anak saya mereka bisa mengatasi itu di pertandinga ini walaupun tidak semaksimal yang sebenarnya mereka bisa tapi paling tidak kita bisa menang dan bekerja keras," tambahnya.