TRIBUNMANADO.CO.ID - Hati siapa yang tak hancur, tenda sudah terpasang, tamu undangan hingga penghulu sudah siap namun calon suami tak kunjung datang.
Ini dirasakan Sukmawati Rahman (24), warga Dusun Selamat, Desa Pangadaa, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo.
Kekasih hatinya, Bripda Farhan yang berprofesi sebagai anggota Brimob Polda Gorontalo kabur di hari pernikahan.
Bripda adalah singkatan dari Brigadir Polisi Dua, yaitu pangkat terendah dalam golongan Bintara di Polri.
Pernikahan yang sedianya digelar Sabtu 9 Agustus 2025, berantakan karena ulah
Bukan pesta pernikahan yang digelar, melainkan pembaiatan khitanan adik korban.
Bripda Farhan tak muncul di hari spesialnya.
Rupanya ia kabur ke ke Palu Sulawesi Tengah karena mengalami masalah mental.
Jarak antara wilayah Gorontalo dan Sulawesi Tengah adalah sekitar 284,66 kilometer.
Fakta lain, bukan hanya Bripda Farhan saja yang tak datang, bahkan tak ada satupun keluarga Bripda Farhan datang ke rumah mempelai wanita.
Padahal Sukmawati dan keluarga sudah mempersiapkan segala sesuatunya, menunggu Bripda Farhan datang dengan rombongan.
Hingga malam, keluarga Sukmawati tak jua ditemui Bripda Farhan maupun anggota keluarganya.
Sukmawati dan ibunya yang sudah sangat malu ini pingsan.
Sukmawati mengenal Bripda Farhan pada Februari 2025 hingga berlanjut ke rencana pernikahan.
Komunikasi Sukmawati dengan Bripda Farhan masih terjalin sehari sebelum rencana akad nikah.
Ayah Sukmawati, Hamid Rahman, mengatakan istri dan anaknya sempat dilarikan ke rumah sakit.
“Istri saya mulai syok siang hari, lalu malamnya mulutnya sudah keras. Saya takut terjadi sesuatu, jadi langsung saya bawa ke rumah sakit,” bebernya, Selasa (12/8/2025), dikutip dari TribunGorontalo.com.
Selama beberapa hari Sukmawati mengalami tekanan psikologis meski sudah pulang dari rumah sakit.
"Anak saya pun tadi cara dia melihat ke saya sayup-sayup begitu,” lanjutnya.
Sukmawati mengalami trauma dan enggan bertemu dengan Bripda Farhan lagi.
“Sampai sekarang anak saya sudah tidak mau. Kami sudah beri kesempatan sampai semalam itu. Biarlah hukum yang bicara,” tuturnya.
Sehari sebelum akad, tak ada tanda-tanda mencurigakan dari Bripda Farhan.
“Saat malam ba kupas mereka masih saling komunikasi. Tidak tahu masalahnya apa sampai dia menghilang begitu saja,” ucapnya.
Hingga malam hari tak ada keluarga Bripda Farhan yang memberi penjelasan.
“Yang kami sesalkan, tidak ada yang datang memberitahu. Kami tunggu dari pagi sampai malam, tidak ada kabar,” tandasnya.
Ia telah melaporkan kasus ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Gorontalo serta Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Gorontalo.
Sejumlah anggota Brimob sempat mendatangi rumah Sukmawati sebagai bentuk tanggung jawab institusi.
Keberadaan Bripda Farhan akan dicari untuk menyelesaikan masalah ini.
Sukmawati menceritakan bahwa komunikasi dengan Farhan masih terjalin hingga siang hari sebelum acara.
"Malamnya sempat komunikasi, bahkan siang masih chat. Dia bilang mau datang ambil baju adat yang akan dipakai," kata Sukmawati kepada TribunGorontalo.com, Selasa.
Namun, beberapa saat kemudian, saudara perempuan Farhan menelepon Sukmawati menanyakan keberadaan Farhan.
"Saudaranya menelepon dan bertanya 'Farhan ada di mana? Kakaknya menunggu di Limboto karena jam 10 pagi ada yang perlu dibeli di kota'," jelas Sukmawati.
Sukmawati pun langsung menghubungi Farhan. "Saya chat, 'Kamu di mana? Itu kakakmu menunggu di Limboto'. Tapi tidak ada balasan. Setelah beberapa jam, dia baru balas. Saya bilang 'Kamu di mana? Keluargamu khawatir'," terangnya.
Farhan menjawab bahwa ia berada di rumah. Sukmawati lalu menelepon kembali kakak Farhan untuk memastikan.
"Saya bilang ke kakaknya, 'Itu Farhan sudah di rumah'. Kakaknya bingung dan balas, 'Di rumah mana yang dia maksud ini?' Saya tanya lagi ke Farhan, 'Jangan bohong'," kata Sukmawati.
Namun, Farhan tetap mengaku berada di rumahnya meskipun Sukmawati sudah membujuknya untuk kembali karena orang tuanya sangat khawatir. Balasan terakhir dari Farhan diterima Sukmawati pada pukul 23.21 WITA.
Pada hari Minggu (10/8/2025), sehari setelah acara, Sukmawati masih mencoba menghubungi Farhan untuk menanyakan kelanjutan hubungan mereka.
"Saya chat lagi, 'Kamu tidak mau pulang? Bagaimana dengan hubungan kita ini?'," ucap Sukmawati.
Farhan hanya membalas dengan kalimat tanya, "Why?"
Sukmawati yang sudah merasa pasrah pun bertanya apa maksud kedatangan keluarga Farhan jika sudah melewati hari pernikahan.
"Dia balas 'tidak tahu'. Lalu saya bilang 'sudah selesai kita berdua'.
Beberapa jam kemudian, dia chat lagi 'kenapa orang lain yang harus mencampuri urusan ini, kenapa tidak hanya kita-kita keluarga saja?' Setelah itu, saya tidak lagi membalas," tutur Sukmawati.
Meskipun keluarga mempelai pria sempat datang setelah acara pernikahan, kekecewaan Sukmawati sudah memuncak. Dia memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan pernikahan tersebut.
"Mau apa lagi? Yang kami tunggu itu kemarin, bukan sekarang. Saya tidak berharap kalian datang kemarin, tapi saya kaget kalian sudah berada di sini," tegas Sukmawati.
Sukmawati kembali menegaskan bahwa tidak ada masalah apa pun di antara mereka. "Tidak ada masalah sama sekali. Kami baik-baik saja," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa hubungan mereka dimulai sejak Januari dan resmi berpacaran pada Februari 2025.
"Kami sudah sempat nikah dinas (proses pernikahan yang difasilitasi oleh instansi), sudah banyak yang dilalui, tapi akhirnya seperti ini," pungkasnya.
Teranyar, Komandan Satuan Brigade Mobil (Dansat Brimob) Polda Gorontalo, Kombes Pol Danu Waspodo mengungkap penyebab anak buahnya menghilang di acara pernikahannya.
Ia menyebut, Bripda Farhan kabur ke Palu Sulawesi Tengah karena mengalami masalah mental.
Jarak antara wilayah Gorontalo dan Sulawesi Tengah adalah sekitar 284,66 kilometer.
"Ini murni masalah mental anggota. Dia pergi ke Palu tanpa izin," urainya, dikutip dari TribunGorontalo.com, Rabu (12/8/2025).
Danu dalam kesempatannya juga menegaskan, proses pengurusan nikah Bripda Farhan dan Sukmawati berjalan dengan baik tanpa kendala.
Keduanya sudah melengkapi berkas pernikahan yang telah ditentukan.
Sidang Badan Pembantu Penasehat Perkawinan, Perceraian, dan Rujuk (BP4R) juga berjalan lancar tanpa kendala.
Selain calon mempelai, keluarga dari kedua belah pihak juga dipertemukan.
"Saat itu, kedua calon mempelai dan keluarga masing-masing berkumpul."
"Mereka saling menanyakan apakah ada masalah, dan semuanya terpenuhi," tambahnya.
Danu kembali menegaskan, permasalahan yang dialami Bripda Farhan murni datang dari pribadinya.
Kesatuan sudah memberikan pendampingan nikah dengan baik.
"Institusi sudah bekerja dengan baik," tegas Danu.
Terkait langkah ke depan, Brimob Polda Gorontalo akan menjemput Bripda Farhan.
"Kami terus memonitor, dan tim sudah dibentuk untuk menjemputnya agar kembali mempertanggungjawabkan perbuatannya," tutupnya.