TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Ratusan siswa di Sragen diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG yang didistribusikan Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong-1 pada Senin (11/8/2025).
Tidak hanya siswa, gejala keracunan juga dialami guru, karyawan, hingga orang tua siswa dari dua sekolah, yakni SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, Sragen.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, telah mengambil sejumlah kebijakan setelah mencuat dugaan keracunan yang dialami 251 siswa hingga guru di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
Salah satu kebijakan tersebut adalah meminta dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk tidak mendistribusikan makanan sementara waktu.
"Atas apa yang kita amati, kita mengambil kebijakan, yang pertama untuk pendistribusian makan bergizi gratis yang berasal dari penyedia yang dimungkinkan mengakibatkan keracunan, ini dijeda setidaknya 2 hari untuk dilakukan investigasi," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (12/8/2025).
"Yang kedua kita melakukan pengobatan kepada siswa-siswi kita yang diduga terkena keracunan, serta kegiatan membentuk crisis center, respon cepat, menyiagakan Puskesmas 24 jam untuk merespon laporan masyarakat terkait dengan kemungkinan ada gejala keracunan lagi, semoga tidak ada," tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengirim sampel makanan yang disantap para siswa, yang mengakibatkan mereka mengalami mual, muntah, diare, hingga pusing.
"Kita sedang mengirim sampel makanan di Lab Semarang, kita harus menunggu hasilnya beberapa waktu mendatang," terangnya.
"Sampel makanan yang dikirim yakni menu MBG tanggal 11 Agustus, ada nasi kuning, telur suwir, orek tempe, timun, dan susu kotak," tambahnya.
Menurut Sigit, setelah dicek pada Selasa sore, kondisi para siswa sudah membaik.
Tidak ada siswa, guru, maupun karyawan yang harus dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan langkah antisipasi yang akan dilakukan usai terjadinya kasus dugaan keracunan makanan program makan bergizi gratis (MBG) pada ratusan siswa di Sragen, Jawa Tengah.
"Kami berusaha sebaik mungkin agar tidak ada kejadian lagi," ujar Dadan saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/8/2025), dikutip dari laporan jurnalis KompasTV, Alfania Risky dan Yohan.
Kepala BGN memastikan akan meningkatkan standar seluruh pengolahan menu MBG hingga ke proses distribusi ke siswa.
"Kami tingkatkan SOP (Prosedur Operasional Standar)-nya, termasuk mulai memilih bahan baku yang baik, memendekkan waktu masak, memendekkan waktu penyiapan, memendekkan waktu pengiriman, termasuk juga di dalam pengiriman ke sekolah dan makanan tidak terlalu lama disimpan di sekolah agar waktunya lebih pendek dari 4 jam," papar Dadan.
(*)