Polisi menahan pendiri sekaligus mantan CEO eFishery Gibran Huzaifah bersama dua mantan eksekutif lainnya Angga Hadrian Raditya dan Andri Yadi terkait dugaan manipulasi laporan keuangan di perusahaan rintisan (startup) akuakultur tersebut.
eFishery merupakan perusahaan solusi teknologi manajemen budidaya ikan berupa mesin pakan otomatis untuk kolam ikan skala menengah dan besar.
Menurut keterangan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Helfi Assegaf, penahanan ketiganya dilakukan sejak 31 Juli 2025, mengutip Bloomberg.
Hingga kini, belum ada kepastian apakah ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka atau secara resmi dikenai tuduhan hukum.
Gibran sebelumnya mengakui kepada Bloomberg News bahwa ia memalsukan data keuangan eFishery.
"Anda melihat diri Anda di cermin dan ketika Anda melakukan kesalahan, Anda tahu bahwa Anda tidak bangga pada diri sendiri. Saya pikir saya akan melakukannya hanya untuk bertahan hidup," kata Gibran dalam wawancara itu.
Hasil investigasi internal menunjukkan adanya selisih besar antara laporan keuangan publik dan kondisi sebenarnya.
eFishery mengklaim pendapatan sebesar 752 juta dolar AS atau sekitar Rp 11,5 triliun pada sembilan bulan pertama 2024, padahal kenyataannya hanya 157 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,4 triliun.
Skandal ini mengguncang reputasi eFishery yang sebelumnya dipandang sebagai salah satu startup potensial di Asia Tenggara.
eFishery juga diketahui mendapatkan dukungan dari sejumlah investor besar, termasuk SoftBank Group Corp. dari Jepang dan Temasek Holdings Pte. dari Singapura.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini.
Perjalanan eFisheryeFishery merupakan perusahaan rintisan (startup) teknologi perikanan yang didirikan pada tahun 2013 di Bandung oleh Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya.
Pada 2014, keduanya mulai memasarkan eFeeder, alat otomatis pemberi makan ikan berbasis IoT. Produk ini dirancang untuk mengurangi pemborosan pakan, yang memakan hingga 7090 persen biaya operasional peternakan.
Pasar berminat pada produk tersebut, hingga pada 2015 eFishery mendapat pendanaan awal (PreSeries A) dari Aqua‑Spark dan Ideasource. Kedua pendiri akhirnya membuka kantor dan gudang pertamanya.
Berbagai produk terus berkembang, mulai dari eFeeder, diikuti peluncuran eFisheryFresh layanan distribusi ikan budidaya hingga Kabayan layanan akses pembiayaan untuk pembudidayaan pada 2019 membuat kinerja perusahaan naik signifikan.
Tahun 2022, eFishery mendapatkan dana 90 juta dolar AS dalam putaran Seri C dari investor besar seperti Temasek, SoftBank Vision Fund 2 dan Sequoia India.
Berbagai pendanaan terus mengalir hingga 2023 eFishery berhasil menjadi unicorn pertama dari sektor agritech setelah Seri D senilai 200 juta dolar AS, dipimpin oleh 42X Fund Abu Dhabi, KWAP Malaysia, 500 Global, Northstar, SoftBank dan Temasek.
Perusahaan ini menjadi startup unicorn pertama di industri akuakultur dengan valuasi 1,4 miliar dolar AS.