Google Cloud beberapa waktu lalu meluncurkan Security Operations Data Region di Indonesia dan Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber di Jakarta. Google Cloud Security Operations Data Region di Indonesia diklaim menyimpan data telemetri di tanah air sehingga membolehkan sejumlah organisasi di Indonesia memanfaatkan platform Google Security Operations dan tetap memenuhi ketentuan data residency. Sementara itu, Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber adalah program seperti Indonesia BerdAIa yang berfokus pada keamanan siber alih-alih AI (artificial intelligence).

“Jadi, kita sudah, hari ini sudah highlight, kita launch Google Cloud New Security Operations Data Region di Indonesia, tepuk tangan, karena ini adalah bagian dari komitmen kita bagaimana Google Cloud continuing untuk expand Jakarta Cloud Region Capacity nih.

Jadi, bukan hanya integrated hardware, bukan hanya software, tapi juga sekarang sudah ada cyber security-nya in place,” ujar Fanly Tanto (Country Director, Indonesia, Google Cloud).

Second announcement adalah Indonesia BerdAIa untuk keamanan cyber. Tadi kan ada Indonesia BerdAIa program untuk AI, ini Indonesia BerdAIa untuk security. Ini adalah separate spin-off program di mana kita melakukan dan akan meng-empower enterprises, perusahaan-perusahaan untuk unified security solution, juga dari expertise, juga dari training, bagaimana kita meningkatkan cyber resiliency kita untuk Indonesia tercinta,” lanjutnya.

Menurut Lanskap Keamanan Siber Indonesia 2024 dari BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), jumlah traffic anomali di Indonesia selama tahun 2024 adalah 330.527.636. Meskipun jumlah ini lebih rendah dari laporan serupa tahun sebelumnya yang 403.990.813, jumlah traffic anomali di Indonesia selama tahun 2024 adalah tetap besar. Dengan kata lain ancaman terhadap keamanan siber di tanah air adalah besar.

Google Cloud meyakini untuk menjawab besarnya ancaman terhadap keamanan siber tersebut adalah antara lain dengan meningkatkan kapabilitas dari deteksi. Para organisasi di Indonesia antara lain harus bisa mendeteksi bila ada data maupun traffic anomali yang hadir di organisasi serta melakukannya secara efisien. Google Cloud Security Operations Data Region di Indonesia dan Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber diklaim bisa membantu para organisasi di tanah air melakukan hal tersebut.

“Jawabannya adalah dengan melakukan dan meningkatkan capability dari detection. Artinya, di dalam organisasi kita itu pasti tentunya ada banyak data dan traffic yang masuk, baik itu dari firewall, VPN, atau mungkin server-server, dari endpoint, dan yang lain-lain, dan itu semua tuh datanya harus dianalisa, dan kita harus bisa mendeteksi kalau misalnya ada yang namanya tuh anomali,” kata Marcel Judodihardjo (Solutions Consultant, Security, Indonesia, Google Cloud).

Google Cloud Security Operations Data Region di Indonesia

Mendeteksi anomali data maupun traffic anomali yang hadir di organisasi umumnya dilakukan oleh SOC (security operations center)—tim profesional keamanan TI yang didedikasikan untuk memantau seluruh infrastruktur TI organisasi 24x7—organisasi bersangkutan. SOC suatu organisasi bertugas untuk mendeteksi, menganalisis, dan merespons aneka cyber security incident yang hadir di organisasi tersebut.

Menurut Google Cloud, secara rata-rata peringatan (alert) yang dihasilkan dan diterima oleh sebuah SOC adalah sekitar 5.000. Google Cloud menambahkan bahwa dengan jumlah orang suatu SOC yang umumnya terbatas, ditambah lagi dengan adanya gap talenta keamanan siber, sebuah SOC konvesional biasanya kewalahan dalam menganalisis peringatan-peringatan ini. Apalagi waktu yang diperlukannya untuk menganalisis suatu peringatan sering kali tidak singkat. Selain itu, kapabilitas sebuah SOC konvensional pun dinilai terbatas, misalnya dalam threat intelligence seperti informasi mengenai metode serangan dari suatu serangan siber.

Google Cloud menyebutkan platform Google Security Operations bisa membantu SOC mengatasi hal-hal tersebut. Google Security Operations antara lain menggunakan AI dan threat intelligence yang mumpuni. Dengan AI, sebuah SOC bisa menganalisis suatu peringatan dengan jauh lebih cepat. Google Cloud mencontohkan bila sebuah SOC konvensional untuk menganalisis suatu peringatan membutuhkan waktu 1 jam, SOC dengan Google Security Operations yang ditenagai AI bisa melakukannya dalam beberapa menit.

Begitu pula dengan threat intelligence yang mumpuni. Threat intelligence yang mumpuni membolehkan sebuah SOC mendapatkan informasi yang lebih lengkap akan suatu serangan siber. Hal ini membantu SOC bersangkutan untuk mengatasi serangan siber yang berhasil menyerang organisasi dan membantu mencegah serangan siber tersebut untuk kembali berhasil menyerang.

Google Cloud turut mengedepankan ahli keamanan siber yang tersedia pada platformnya. Google Cloud contohnya memiliki anak perusahaan yang bernama Mandiant. Mandiant adalah perusahaan keamanan siber. Google Cloud mengakuisisi Mandiant pada tahun 2022 lalu.

Keseluruhan, Google Cloud menekankan bahwa Google Security Operations bisa membantu para SOC mengatasi ancaman keamanan siber yang jumlahnya berlebih (threat overload), pekerjaan-pekerjaan manual yang repetitif yang sebenarnya bisa diotomatisasi (toil), dan gap talenta keamanan siber. Adapun Google Cloud Security Operations Data Region di Indonesia membolehkan sejumlah organisasi di tanah air untuk menggunakan Google Security Operations dengan tetap memenuhi ketentuan data residency.

Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber

Google Cloud menjelaskan Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber sebagai sebuah program yang berfokus pada keamanan siber dalam memberdayakan organisasi dengan solusi, keahlian, dan pelatihan Google Cloud Security yang terbaik di kelasnya untuk memperkuat ketahanan siber sektor ekonomi utama dan lanskap digital Indonesia. Google Cloud Security Operations Data Region di Indonesia yang di-host di pusat data Google Cloud di Jakarta pun dikatakan sebagai komponen utama program Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber ini.

Baca Lebih Lanjut
GASA dorong kolaborasi untuk lawan scam di Indonesia
Antaranews
IEE Series 2025, momentum kuatkan keamanan dan manajemen data
Antaranews
Jaecoo luncurkan mobil listrik pertamanya di Indonesia
Antaranews
ALMI, USC, dan UKI Gelar Lokakarya AI untuk Dorong Literasi AI Indonesia
Cakrawala Gintings
Pemain Timnas Wales Cari Tahu soal Persib di Google
Metta Rahma Melati
Deakin University dan Lancaster University Dirikan Kampus Bersama di Indonesia
Tribunnews
Deakin University dan Lancaster University Dirikan Kampus Bersama di Indonesia
Wahyu Aji
Chili’s® restoran asal Texas resmi buka gerai di Indonesia
Antaranews
GeeTest Terbitkan "E-commerce Industry Security White Paper" Edisi 2025 untuk Memperkuat Sistem Keamanan Ritel Daring
Antaranews
Confluent Cloud Hadir di AWS Marketplace
Detik