Nanjing (ANTARA) - Saat cuaca panas yang menyengat melanda China, Provinsi Jiangsu meningkatkan intensitas berbagai aktivitas olahraga dengan nuansa menyejukkan agar warga tetap aktif dan aman.

Di sebuah klub olahraga es di Nanjing, Jiangsu, lebih dari puluhan keluarga saling berhadapan dalam pertandingan floor curling yang penuh keakraban. Sorak-sorai dan tawa bergema di gelanggang es saat anak-anak menyusun batu dan menghitung sudut lemparan.

"Ini pertama kalinya saya bermain curling, dan ini terasa seperti sebuah permainan. Begitu menyenangkan!" ujar Xie Shuyao (10), yang turut berpartisipasi bersama kedua orang tuanya. "Selanjutnya, saya ingin menjajal seluncur es. Itu terlihat sangat keren."

Di daerah yang tidak memiliki salju atau es alami dalam jumlah yang melimpah, fasilitas-fasilitas seperti itu menjadi kunci dalam membangun ekosistem olahraga musim dingin untuk sepanjang tahun.

Saat ini, Jiangsu telah membangun hampir 50 venue khusus olahraga es dan salju yang menempati lahan seluas lebih dari 640.000 meter persegi, menawarkan alternatif rekreasi musim panas yang menyegarkan bagi warga.

Para penggemar olahraga bermain sepak bola di sebuah kompleks sepak bola di Wuxi, Provinsi Jiangsu, China. (XInhua/He Leijing)

Seiring melonjaknya suhu pada siang hari, banyak penggemar olahraga menggeser waktu aktivitas olahraga mereka ke malam hari.

Di Distrik Binhu, Wuxi, lapangan sepak bola yang diterangi lampu tetap ramai dengan pertandingan amatir dan sesi latihan untuk anak-anak hingga larut malam, yang sebagian didorong oleh kesuksesan besar liga sepak bola akar rumput setempat yang fenomenal dan dikenal sebagai "Su Chao".

"Kesuksesan besar 'Su Chao' telah memicu gelombang minat yang luar biasa terhadap sepak bola," ujar Huang Qi, manajer operasional di sebuah kompleks sepak bola setempat. "Saat ini, semua slot waktu sudah dipesan lebih dari sebulan sebelumnya."

Momentum malam hari itu tidak berhenti pada hal tersebut. Di taman olahraga bertenaga kecerdasan buatan (AI) pertama di Wuxi, para pelari menyusuri lintasan pintar yang dilengkapi dengan sensor inframerah.

Setiap langkah mereka membuat lampu-lampu LED di arah depan menyala, menciptakan jalur yang bercahaya di bawah langit berbintang.

"Dahulu, lari pada malam hari berisiko dengan jalur yang gelap," tutur Zhou Qian, warga setempat. "Kini, lintasannya menyala setiap kami melangkah dan terhubung dengan ponsel untuk menampilkan detak jantung dan kecepatan saya. Ini jauh lebih aman dan juga lebih menyenangkan."

Fasilitas cerdas itu, yang didukung oleh teknologi Internet of Things dan mahadata (big data), merupakan bagian dari gerakan yang terus berkembang di Jiangsu untuk menjadikan aktivitas kebugaran publik sebagai pengalaman pintar dan inklusif bagi semua kalangan usia.

Sejumlah remaja bermain sepak bola di lapangan di Wuxi, Provinsi Jiangsu, China.
(Xinhua/He Leijing)

Selain itu, olahraga air juga menciptakan dampak signifikan di seluruh provinsi itu. Di Kota Xuzhou, warga memadati danau dan sungai untuk berenang, bermain kayak dan selancar dayung sambil berdiri (stand-up paddleboarding).

Namun, seiring meningkatnya popularitas kegiatan ini, perhatian terhadap aspek keselamatan, terutama bagi anak-anak, kembali menjadi sorotan utama.

"Pada musim panas, risiko tenggelam meningkat secara signifikan, terutama di kalangan anak-anak," ujar Yin Long, teknisi dari State Grid Xuzhou Power Supply Company. "Itulah kenapa kami mengembangkan platform berbasis AI untuk pemantauan keselamatan dalam air secara real-time."

Memanfaatkan kamera menara transmisi listrik berbasis 5G dan patroli drone, sistem itu mampu mendeteksi insiden secara cepat dan bahkan mengeluarkan peringatan suara melalui drone agar bertindak hati-hati, sehingga dapat menurunkan risiko kecelakaan di dalam air.

"Sebelumnya, kami mengandalkan patroli manual, yang tidak dapat menjangkau setiap jam atau setiap area," tutur Yin. "Saat ini, inovasi menjadikan olahraga musim panas tidak hanya menyenangkan, tetapi juga jauh lebih aman."