Dominic Noonan-O'Keeffe, seorang warga Australia, mengklaim salah satu jenis suplemen dari Blackmores membuatnya mengalami nyeri dan masalah kognitif. Ini setelah dirinya mengonsumsi Blackmores Super Magnesium+ dan Ashwagandha+.
Dikutip dari Dailymail, Dominic membeli dan mulai mengonsumsi suplemen vitamin Blackmores untuk menjaga kesehatannya menjelang kelahiran anak pertama pada 26 Mei 2023.
Ia tidak menyadari produk Blackmores Super Magnesium+ dan Ashwagandha+ yang dikonsumsinya mengandung vitamin B6 dalam kadar tinggi, berpotensi menjadi toksik atau beracun. Dokter kemudian mendiagnosis dirinya mengalami neuropati terkait dengan asupan vitamin B6 yang berlebihan.
Gejala dari dari Dominic dimulai dengan kelelahan, nyeri saraf, migrain, dan gangguan penglihatan. Sembilan bulan kemudian, saudara tirinya bertanya apakah dia (Dominic) mengonsumsi suplemen vitamin B6, karena salah satu rekannya baru-baru ini mengalami keracunan vitamin B6.
"Itu adalah momen yang mencerahkan. Saya langsung menghentikan semua suplemen saya, menjalani tes darah, dalam seminggu saya didiagnosis mengalami keracunan B6," kata Dominic.
Dari sinilah dia menemukan bahwa suplemen yang ia konsumsi diklaim mengandung sekitar 29 kali asupan harian vitamin B6 yang direkomendasikan.
"Ini adalah awal pemulihan. Meskipun kita tahu prospek pemulihannya tidak cukup diketahui," katanya.
Dikutip dari News.com.au, Polaris Lawyers saat ini sedang menyelidiki gugatan class action atas nama siapa pun yang mengalami masalah saraf akibat kadar vitamin B6 berlebihan akibat mengonsumsi suplemen vitamin Blackmores.
"Sangat mengkhawatirkan ketika berjalan menyusuri lorong vitamin di apotek manapun di Australia dan melihat suplemen vitamin mengandung kadar B6 yang jauh di atas asupan harian yang direkomendasikan," ujar Pendiri dan Kepala Polaris Lawyers, Nick Mann.
"Apa yang terjadi pada Dominic memang tragis, tetapi dia tidak sendirian - kami mengetahui adanya laporan bahwa kadar B6 yang berlebihan dalam suplemen yang dijual bebas mungkin telah menyebabkan cedera jangka panjang pada ratusan warga Australia," tutupnya.