Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut positif tren merger di industri multifinance atau perusahaan pembiayaan (PP) yang dinilai dapat memperkuat struktur industri dan mendukung pemerataan akses pembiayaan kepada masyarakat.

“Tren merger di industri multifinance sejalan dengan semangat penguatan dan konsolidasi industri ini,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman di Jakarta, Kamis.

“Hal ini diharapkan mampu mendukung pemerataan akses pembiayaan kepada masyarakat Indonesia,” katanya.

Menurut dia, melalui penggabungan usaha, perusahaan multifinance akan memiliki kapasitas aset dan liabilitas yang lebih kuat untuk menjangkau segmen-segmen pembiayaan yang belum terlayani secara optimal.

Agusman mengatakan dirinya berharap langkah tersebut juga dapat mendorong efisiensi operasional dan ekspansi produk secara lebih efektif.

“Tren ini dapat terus terjadi dan mengubah lanskap industri menjadi lebih terkonsolidasi, kompetitif, serta berorientasi pada efisiensi dan inovasi produk,” katanya.

Salah satu merger yang tengah berproses adalah antara PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan PT Mandala Multifinance Tbk. Sebelumnya, BCA Finance juga telah melakukan merger dengan BCA Multi Finance.

“Penggabungan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan PT Mandala Multifinance Tbk sejalan dengan semangat penguatan dan konsolidasi industri perusahaan pembiayaan,” katanya.

Ia juga mengatakan saat ini juga terdapat satu permohonan persetujuan akuisisi multifinance yang sedang diproses OJK.

“Saat ini terdapat satu permohonan persetujuan akuisisi perusahaan pembiayaan oleh investor asing yang berasal dari Singapura,” ujar dia.

OJK mencatat piutang pembiayaan multifinance tumbuh 2,83 persen year-on-year (yoy) pada Mei 2025 menjadi Rp504,58 triliun. Kinerja positif tersebut didukung pembiayaan modal kerja yang tumbuh sebesar 10,34 persen yoy.

Selain itu, porsi pembiayaan multifinance ke sektor produktif per Mei 2025 tercatat sebesar 46,47 persen atau sudah masuk ke dalam rentang yang ditargetkan yakni 46-48 persen.