Badung, Bali (ANTARA) -

Operator liga bola basket tanah air, Indonesian Basketball League (IBL) menekankan pentingnya regenerasi pemain untuk menjaga kualitas dan daya saing kompetisi.

“Yang dilakukan Bali United dengan mini camp anak-anak usia 10 hingga 14 tahun menurut saya sangat baik dan aktif,” kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah di sela menghadiri pembinaan bibit pemain basket di GOR Purna Krida, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.

Selain berpotensi melahirkan pemain baru di kancah profesional, lanjut dia, pembinaan tersebut juga menjadi salah satu strategi memperluas pangsa pasar pecinta olahraga bola basket melalui peran klub.

Bali United Basketball memberikan pelatihan atau mini camp pada 14-16 Juli 2025 kepada 12 orang generasi muda, berupa latihan fisik hingga latihan tanding.

Sejumlah pemain skuad Tridatu Warrior itu juga turun gunung ikut menularkan ilmunya kepada bibit pemain basket itu, bersama tim pelatih yang dinahkodai pelatih kepala I Gusti Ngurah Rusta Wijaya.

Para pemain profesional dari tim Bali itu di antaranya Oka Ananta Yogiswara, Irvine Kurniawan, Gede Elgi Wimbardi dan peraih gelar most improved player IBL 2025 Putu J Satria Pande.

IBL mencatat Provinsi Bali merupakan salah satu daerah di tanah air yang memiliki potensi besar di kancah liga basket nasional sejak era 1980 dan 1990.

Ada pun legenda basket asal Pulau Dewata itu di antaranya Riko Hartono, Cokorda Raka Satrya Wibawa, Cokorda Rai Adi Pramartha dan Cokorda Anom Indrajaya.

Kemudian ada I Made Lolik Sudiadnyana dan I Gusti Ngurah Rusta Wijaya yang saat ini sebagai pelatih Bali United Basketball.

“Bali itu tidak pernah hilang potensi melahirkan atlet basket,” ucapnya.

Sementara itu, pemain Tridatu Warrior Putu J Satria Pande mengaku ikut berbagi keahliannya mengolah bola basket kepada peserta pelatihan.

Pebasket 24 tahun asal Wangaya Kelod, Denpasar itu berharap generasi muda tersebut menjadi pemain basket profesional lima hingga 10 tahun mendatang.

“Sebagai pemain lokal, saya harap ini bisa menginspirasi mereka, tidak hanya selama pelatihan ini tapi lima hingga 10 tahun ke depan bisa menjadi kami,” ucap pemain blasteran Indonesia-Selandia Baru itu.