TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial warga rebutan air di bambu yang dianggap ajaib.
Warga menganggap bambu yang mengeluarkan air itu ajaib dan memiliki khasiat.
Namun rupanya, bambu itu hanyalah karya seni.
Pembuatnya pun kaget bukan main.
Seni bambu itu berada di Kampung Limbangan, Desa Cikaroya, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Belakangan warga berbondong-bondong mendatangi tempat tersebut karena penasaran dengan batang bambu yang disebut-sebut sebagai bambu petuk dan diklaim mampu mengeluarkan air, tetapi juga untuk mengambil air.
Fenomena ini menjadi buah bibir setelah videonya viral di media sosial.
Banyak warga meyakini bambu itu sebagai benda keramat.
Air yang keluar darinya pun dipercaya memiliki khasiat khusus.
Namun, ternyata, bambu tersebut hanyalah instalasi seni buatan seorang warga.
"Iya, dua hari kemarin banyak yang ke sini dari mana-mana. Ingin lihat bambunya sekaligus minta airnya," ujar salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya, Rabu (2/7/2025) petang, melansir dari Kompas.com.
Ia mengaku sempat hampir percaya bahwa bambu itu memang ajaib.
Sebab, meskipun hanya sepanjang satu meter dengan diameter sebesar lengan orang dewasa, bambu itu bisa mengeluarkan air secara terus-menerus.
"Bagaimana tidak aneh, ya? Tidak ada selang atau saluran lain, tapi bisa mengeluarkan air bergalon-galon," katanya.
Dijelaskannya, bambu tersebut ditopang dengan rangka baja ringan yang ditanam ke tanah dan dipasang di tengah kolam kecil yang belum terisi air.
Posisi bambu melintang seperti jungkitan, dan bergerak naik turun untuk mengalirkan air dari dalamnya.
"Kalau dilihat sekilas memang sulit dipercaya. Aneh pokoknya. Makanya banyak yang mengira ini benda keramat,” lanjutnya.
Warga lain yang enggan disebutkan namanya menambahkan bahwa terlepas dari hebohnya kabar yang beredar, fenomena ini justru membawa berkah bagi warga sekitar.
Ramainya pengunjung membuka peluang usaha seperti parkir dadakan, serta pemasangan kotak amal bagi pengunjung.
“Tapi sekarang sudah dibongkar, ya, karena itu tadi,” kata dia.
Kepala Desa Cikaroya, Encep Mahmudin, bak malu dan menyayangkan kegaduhan yang timbul akibat viralnya fenomena ini.
“Supaya tetap bermanfaat, uang dari kotak amal selama dua hari itu kami sumbangkan ke masjid,” ujar Encep.
Ia mengaku tidak tahu mengapa peristiwa tersebut langsung dikaitkan dengan hal mistis atau dianggap sebagai karomah.
“Saya sudah klarifikasi langsung ke pembuatnya, Pak Rudi. Ia menyatakan bahwa itu hanya hasil kreativitas dan karya seni, tidak ada unsur mistisnya,” tegas Encep.
Meski demikian, ia menyayangkan narasi bernuansa mistis yang berkembang di tengah masyarakat.
“Ya, sekarang sudah jelas. Tempatnya pun sudah dibongkar. Kami imbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada hal-hal berbau mistis, apalagi yang tidak berdasar. Mari kita gunakan akal sehat,” katanya.
Pembuat karya seni bambu, Rudi kaget bahwa karyanya malah dimaknai secara mistis dan berbau gaib.
“Saya kaget, baru kali ini buatan saya diartikan lain. Padahal semuanya serba logis, tidak ada mistis, ini hanya seni,” ujar Rudi saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (2/7/2025) petang.
Saat ditanya mengenai sumber air yang mengalir dari dalam batang bambu tersebut, Rudi enggan membeberkan secara detail.
Ia menyebut hal itu sebagai rahasia dari karya seninya.
“Saya tidak akan menjelaskan dari mana air itu berasal, karena ini hasil dari pemikiran logis saya. Mohon maaf, rahasianya tidak akan saya ungkap,” imbuhnya.
Melalui akun sosial media TikTok milik @syanwar.setopbox tampak unggahan sebuah video terkait peristiwa ini pada Rabu (2/7/2025) dengan keterangan bertuliskan:
"Udah klarifikasi yah, di kira airnya bertuah ternyata hanya karya seni aja," tulis keterangan dalam unggahan tersebut, melansir dari TribunJateng.
Dalam video berdurasi 1 menit 4 detik tersebut tampak memperlihatkan seorang Kepala Desa memberikan klarifikasi terkait viralnya Bambu Petuk.
"Ternyata ini tidak ada berbau mistik tidak ada berbau ghoib, hanya karya seni beliau saja. Menciptakan karya seni dari bambu gimana keluarnya air," ungkap Kepala Desa.