TRIBUNNEWS.COM - Lebih 380 orang tercatat melakukan pendakian di Gunung Lawu yang berlokasi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur pada malam 1 Suro, Kamis (26/6/2025).
Sebanyak 250 pendaki Gunung Lawu berangkat melalui jalur via Cemoro Kandang.
Sementara lebih dari 130 pendaki berangkat melalui Cetho.
"Pendaki Gunung Lawu via Cemoro Kandang di malam satu Suro di tahun ini mencapai 250 orang," kata penjaga basecamp pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang, Bambang Irawan, Kamis, dilansir Tribun Solo.
Pendaki berasal dari berbagai daerah di Jateng, Jatim, DIY, hingga Jabodetabek.
"Pendakian malam ini lebih tinggi dibanding malam satu Suro tahun lalu yaitu sekira 100 orang," kata dia.
Bambang mengungkapkan, animo pendakian Gunung Lawu pada malam pergantian tahun penanggalan Jawa tidak lepas dari tujuan melakukan ritual.
Tujuan pendaki Gunung Lawu adalah Argo Dalem dan mencari sumber air di puncak.
"Ada beberapa pendaki yang juga melakukan ritual pemandian," ungkapnya.
Sementara itu, anggota Relawan Ceto (Reco) Eko Supardi Mamora mengatakan ada 139 orang yang melakukan pendakian Gunung Lawu via Cetho di malam satu Suro.
Selain karena malam 1 Suro, ramainya pendakian Lawu juga disebabkan bertepatan dengan musim libur sekolah.
"Mereka berasal dari luar kota seperti Jakarta dan Bogor," ungkap dia.
Eko mengatakan, ritual sendang Pundi Sari kerap dilaksanakan sejumlah masyarakat di malam pergantian tahun.
"Jelang malam satu Suro, yang datang ke sini kebanyakan ke Sendang Pundi Sari untuk melakukan ritual-ritual," kata Eko.
Lumrah terjadi peningkatan pengunjung Taman Saraswati dan Sendang Pundhisari saat malam 1 Suro.
"Menurut kepercayaan mereka, kedatangan ke sana untuk melakukan ritual-ritual, penyucian barang dan mandi di sana untuk menyucikan badan dan hati dan biasannya dilakukan anggota dari perguruan bela diri serta mulai ramai dikunjungi mulai dari sekira pukul 22.00 WIB," kata dia.
Sementara itu di Solo, Keraton Kasunanan menggelar tradisi Kirab Malam 1 Suro Dal - 1959.
Meski kirab Malam Pusaka 1 Sura baru akan digelar tepat tengah malam atau pukul 24.00 WIB, namun beberapa jam sebelumnya masyarakat umum maupun peserta Kirab telah memadati sekitar kawasan Keraton Solo.
Dilansir TribunSolo.com, peserta kirab yang terdiri dari kerabat keraton maupun sejumlah tokoh-tokoh nampak telah berdatangan ke kawasan Keraton Solo sejak pukul 19.00 WIB.
Seperti di kawasan Kori Kamandungan atau pintu utama Keraton Solo.
Telah nampak kepadatan masyarakat maupun peserta kirab yang berdatangan.
Peserta kirab sendiri diwajibkan mengenakan pakaian adat seperti setelan beskap untuk peserta pria dan setelan kebaya warna hitam untuk peserta perempuan.
Selain diwajibkan mengenakan pakaian adat lengkap, peserta kirab juga diwajibkan mengenakan Samir atau selendang berukurang kecil dan berwarna kuning merah yang dikenakan di kerah pakaian.
Namun demikian, ada sejumlah pantangan yang tidak diperbolehkan dilanggar oleh peserta kirab seperti salah satunya memakai kain batik bermotif parang.
Sebagai informasi, meski Kirab Pusaka Malem 1 Sura dimulai tepat tengah malam. Namun sebelumnya juga digelar sejumlah prosesi adat di dalam kawasan Keraton.
(Gilang P) (TribunSolo.com/Mardon W, Andreas)