TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Respati Ardi membuat sebagian pegawainya bertanya-tanya.
Wali Kota Surakarta ini mendadak menempelkan kertas bertuliskan "No Jastip Penerimaan Siswa" pada Kamis (26/6/2025).
Tulisan itu ditempelnya di depan kantornya, Kompleks Balai Kota Surakarta.
Setelah ditelusuri, ternyata tindakannya itu satu alasan.
Dia gerah dengan banyaknya tamu yang datang, namun ujung-ujungnya meminta bantuan agar anaknya bisa masuk di sekolah favorit.
Langkah ini diambil setelah banyak warga datang ke kantor Wali Kota untuk menitipkan anaknya agar bisa diterima di SMP favorit.
"Jadi banyak (warga) yang datang ke kantor menitipkan anaknya ke SMP favorit dan lain-lain," kata Respati Ardi.
Respati menegaskan bahwa Pemkot Surakarta berkomitmen menjadikan seluruh SMP di kota tersebut sebagai sekolah unggulan, demi pemerataan kualitas pendidikan.
"Kami pastikan, berkomitmen dengan Dinas Pendidikan bahwa kualitas pendidikan, guru-guru, dan kepala sekolah rata ke seluruh SMP."
"Jadi semua SMP di Kota Surakarta favorit untuk pemerataan pendidikan," ungkapnya.
Menurut Respati Ardi, warga yang mencoba menitipkan anaknya ke SMP favorit tergolong banyak, bahkan mencapai puluhan orang.
Mereka datang dari berbagai latar belakang ekonomi.
"Yang menitipkan ada puluhan."
"Mereka bilang mohon titip, mohon titip."
"Alasan menitipkan karena ingin SMP favorit," kata dia.
Dia menjelaskan, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMP di Kota Surakarta sudah memiliki desk atau sistem resmi yang mengatur mekanismenya.
Dia mengingatkan bahwa tindakan titip-menitip tidak dibenarkan, sesuai arahan Gubernur Jawa Tengah.
"Sesuai arahan, no jastip untuk SMA," terang Respati Ardi. (*)