Hipertensi adalah istilah kesehatan yang merujuk pada tekanan darah tinggi. Kondisi ini seringkali tidak memiliki gejala namun dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, sehingga kerap disebut sebagai silent killer.
Penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Ketahui beberapa jenis hipertensi dan kondisi keadaan daruratnya berikut ini.
Pada hipertensi yang umum terjadi, gejalanya mungkin tidak dirasakan. Berikut beberapa jenis-jenis hipertensi:
Menurut Dr. Eduardo Sanchez dalam video Youtube dari American Heart Association menyatakan, tahap ini primer adalah hipertensi yang paling umum terjadi.
American Heart of Association menyatakan bahwa kombinasi faktor genetika, usia, dan gaya hidup menjadi faktor risiko dari hipertensi primer. Adapun beberapa gaya hidup yang bisa menyebabkan hipertensi primer di antaranya merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya olahraga.
Hipertensi sekunder menggambarkan tekanan darah tinggi dengan penyebab yang bisa diidentifikasi atau kondisi yang mendasarinya.
Dikutip dari laman American Academy of Family Physicians (AAFP), sekitar 5-10 persen kasus hipertensi tergolong dalam hipertensi sekunder. Jenis hipertensi ini lebih umum terjadi pada orang yang lebih muda.
Beberapa penyebab mendasar dari hipertensi sekunder meliputi:
Hipertensi resisten adalah jenis hipertensi yang mungkin tidak merespon pengobatan atau memerlukan beberapa pengobatan untuk mengendalikannya. Dikutip dari laman Medical News Today, dokter akan menganggap seseorang memiliki hipertensi resisten saat tekanan darahnya tetap di atas target. Pengidapnya akan mengonsumsi tiga obat penurun darah yang berbeda, seperti diuretik
Hipertensi sistolik terisolasi terjadi saat tekanan darah sistolik seseorang naik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya turun di bawah 90 mm Hg. Hingga 15 persen orang berusia 60 tahun atau lebih mungkin mengalami hipertensi sistolik ini.
Hipertensi maligna mengacu pada hipertensi yang merusak tubuh seseorang. Ciri-ciri utamanya yaitu:
Meskipun jenis-jenis hipertensi tersebut seringkali tidak memiliki gejala, pada kondisi hipertensi darurat, beberapa gejala bisa diidentifikasi.
Kondisi darurat terjadi saat tekanan darah di atas 180/120 mmhg. Saat ini, penting untuk memeriksakan diri ke dokter.
Untuk itu, melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin perlu dilakukan. Hal tersebut untuk menjaga tekanan darah di angka yang stabil dan mencegah hipertensi memicu kondisi kesehatan yang berbahaya.
"Bila sudah didiagnosis hipertensi, pemeriksaan diperlukan untuk melihat dampaknya pada organ, terutama jantung dan ginjal," kata Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Berlian Idriansyah Idris, SpJP kepada detikcom
Senin (16/6/2025).