Produser dan disjoki asal Indonesia, Whisnu Santika, tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga sebuah genre sehingga musik EDM Indonesia kini mempunyai wajah dan warna baru: Indonesian Bounce.
Whisnu Santika meramu pengaruh dentuman global menjadi identitas lokal, gabungan eksplorasi sonic baile funk, Dutch house, dan lokalitas Indonesia.
“Waktu mulai bikin musik, saya banyak terinspirasi dari Brasil dan Belanda.
Tapi saya enggak mau berhenti di meniru. Saya ingin bikin sesuatu yang khas Indonesia,” kata Whisnu kepada kumparan, Sabtu (21/6).
Whisnu Santika hadirkan genre Indonesian Bounce. <div class=
Foto: Whisnu Santika" class="ImageLoaderweb__StyledImage-sc-zranhd-0 kOaRZk">
zoom-in-whitePerbesar
Whisnu Santika hadirkan genre Indonesian Bounce. Foto: Whisnu Santika

Soal Indonesian Bounce yang Dilahirkan Whisnu Santika

Indonesian Bounce dilahirkan Whisnu Santika dengan karakter dentuman ritmis, vokal catchy, dan nuansa tropis yang terasa segar.
Whisnu mengatakan momen lahirnya genre tersebut terjadi di masa pandemi saat banyak panggung dan bar tutup.
“Orang-orang saat itu terbuka banget sama suara baru. Saya merasa diberi panggung untuk eksplorasi,” tutur Whisnu.
Indonesian Bounce pun tidak hanya hidup di file produksi, tetapi juga di lantai dansa.
Mulai dari rilisan awal Sahara, Whisnu dikenal sebagai salah satu pelopor sound yang memadukan gaya global dan semangat lokal.
Whisnu Santika hadirkan genre Indonesian Bounce. Foto: Whisnu Santika
zoom-in-whitePerbesar
Whisnu Santika hadirkan genre Indonesian Bounce. Foto: Whisnu Santika

Rilisan Terbaru Whisnu Santika, Salah Satunya Mangu

Whisnu Santika menghadirkan empat rilisan terbarunya, salah satunya Mangu yang dinyanyikan Fourtwnty.
Kemudian ada remix Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja, sebuah perpaduan Idonesian Bounce, emosi, dan lirik Indonesia ke dalam ritmis elektronik.
"Saya ingin orang tak hanya bisa joget, tapi juga merasa relate,” ucap Whisnu.
Ada juga Are You Ready, yang dirilis di bawah label Spinnin Records, merupakan proyek kolaboratif dengan Akeey dan Liquid Silva dari Kanada.
Lagu ini membawa pesan kuat tentang pentingnya kolaborasi, bukan kompetisi.
Lalu ada lagu Lov3, yang merupakan kolaborasi Whisnu dengan penyanyi internasional Sorn.
“Saya ingin bikin lagu yang bisa diputar di Jakarta, tapi juga di Bangkok, Seoul, sampai Ibiza. Indonesia harus hadir di klub-klub luar, bukan cuma jadi penonton,” ungkap Whisnu.
Disjoki Whisnu Santika ditemui usai tampil di DWP 2024, Sabtu (14/12). Foto: Vincentius Mario/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Disjoki Whisnu Santika ditemui usai tampil di DWP 2024, Sabtu (14/12). Foto: Vincentius Mario/kumparan

Whisnu Santika Ungkap Indonesian Bounce Bukan Hanya Genre

Menurut Whisnu Santika, Indonesian Bounce bukan hanya genre, melainkan cara baru musisi Indonesia menancapkan cakarnya di kancah global.
“Identitas musik itu penting. Kita enggak harus selalu ikut tren luar. Kita bisa bikin tren sendiri,” kata Whisnu.
Dengan keberanian memadukan cerita lokal dengan rasa global, Whisnu kini menjadi salah satu wajah utama dalam peta musik elektronik Indonesia.
Indonesian Bounce, genre yang dulu hanya eksperimen studio, kini telah menjadi gerakan yang siap mengguncang dunia.
Baca Lebih Lanjut
Rayakan Hari Anak Nasional dengan Jadi GM Sehari di Hotel Santika
M Syofri Kurniawan
Dikunjungi 7.000 Pengunjung, ASR Festival 2025 Hadirkan Perjalanan Berkelanjutan
KumparanTRAVEL
Cara ke PRJ 2025 Naik KRL sebagai Panduan Perjalanan untuk Pengunjung
Jendela Dunia
Komitmen Plataran Puncak Hadirkan Wisata Premium Ramah Lingkungan dan UMKM Lokal
KumparanTRAVEL
Espoir Hadirkan Generasi Kelima Be Glow Series, Ada Cushion hingga Foundation
KumparanWOMAN
Wahana Inflatable Terbesar Dunia Hadir Pertama Kali di Indonesia
Detik
20 Kota Termacet di Dunia, 2 Ada di Indonesia
Detik
Sambut libur sekolah, Daop 6 Yogyakarta hadirkan ikon animasi Jumbo
Antaranews
Gangguan Lokomotif, 21 Perjalanan KA dari & ke Jakarta Terlambat
Detik
Piala Dunia Antarklub: Bayern Muenchen Tekuk Boca Juniors, Lolos ke 16 Besar
KumparanBOLA