TRIBUNSUMSEL.COM- Pelaku pembunuhan Rafa Fauzan, balita yang sempat hilang di Kota Singkawang, Kalimantan Barat hingga ditemukan tewas di depan masjid ternyata tetangga dekat rumah korban.

Diketahui, pelaku bernama Uray Abadi alias AB, warga Jalan RA Kartini RT 14 RW 05 Sekip Lama.

Rumah pelaku persis berada di belakang dapur pengasuh korban.

Polisi berhasil menangkap pelaki di kawasan Pasar Hongkong Singkawang pada Sabtu 14 Juni 2025 malam.

Ketua RT setempat, Ketua RT 14 RW 05 Kelurahan Sekip Lama, Singkawang Tengah, Budi Saroso membeberkan bagaimana sosok dan keseharian pelaku atau Uray Abadi.

Budi Saroso menjelaskan bahwa Uray Abadi memang merupakan warganya dan juga tetangga korban Rafa Fauzan.

Kediaman Uray Abadi tepat berada di belakang dapur rumah pengasuh Rafa Fauzan ketika dilaporkan hilang sejak Selasa 10 Juni 2025 lalu.

"Bahwa memang betul terduga ini AB warga saya, RT 14 RW 05 warga asli Sekip Lama," ujar Budi Saroso, Minggu 15 Juni 2025 ditemui Tribunpontianak.co.id, di kediamannya Gg Kelapa, Sekip Lama, Minggu 15 Juni 2025.

Budi Saroso bilang, aktivitas keseharian terduga pelaku ini tidak memiliki pekerjaan tetap. 

IA bekerja tidak menentu atau serabutan.

"Untuk pekerjaan tidak teratur, serabutan dan untuk sehari-harinya sering nongkrong di sekitar sinilah, kadang ke pasar, kalau ke pasar di Singkawang itu jarang," katanya.

Budi menambahkan, bahwa benar saat proses pencarian hilangnya korban Rafa Fauzan, terduga pelaku ini berada di TKP sekitar Gg Kapas.

"Waktu kejadian memang ada, malahan dia ada di tempat, kita pun tidak nyangka bahwa dia yang bisa berbuat itu," ucap Budi.

Bahkan tampak dalam beberapa frame foto yang beredar ketika pencarian korban, pelaku juga ikut melakukan pencarian.

Budi berujar, warga tidak menaruh curiga terhadap pelaku yang diaman polisi saat ini pada hari hilangnya korban hingga proses pencarian.

Namun detik-detik hari terakhir sebelum ditangkap pelaku ini baru mulai ada kecurigaan. 

"Tidak ada kecurigaan awalnya, namun pada detik-detik terakhir itu sudah mulai ada, karena dari kepolisian itu meminta data-data RT, ini siapa pak, ini tinggal di mana," ucapnya.

Dia mengungkapkan, setelah kepolisian mulai mengarah kepada AB, pihaknya pun mulai melakukan pencarian ke kawasan Sekip Lama namun tidak ditemukan.

"Daya jelaskan tinggal di sini, saya dan warga dan teman-teman RT minta bantu, bahwa si AB ini sempat pergi ke Sungai Wie," ujarnya.

"Dicari juga di sekeliling Sekip Lama tidak ketemu, namun ternyata polisi mencari dan berhasil ditangkap di pasar. Bahwa memang sudah dekat-dekat indikasi mengarah ke AB ini sudah ada," katanya.

Budi membantah terduga pelaku mengalami gangguan jiwa.

"Tidak benar, terduga pelaku AB tidak mengalami gangguan jiwa," ucap Budi Saroso

Budi Saroso menjelaskan, terduga pelaku Uray Abadi tidak memiliki surat keterangan dari rumah sakit jiwa sehingga tak dapat dikatakan mengalami gangguan jiwa.

"Tidak ada surat keterangan sakit jiwa dari rumah sakit, jadi tidak benar jika ia gila," ucap Budi.

Lebih jauh, dia mengungkapkan terduga pelaku belum pernah menikah. Ia tercatat tinggal di Jalan RA Kartini sudah lama. 

Kronologi Ditangkap

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu mengungkapkan, penangkapan bermula dari hasil analisa CCTV di sejumlah titik yang mengarah kepada gerak-gerik mencurigakan dari tersangka. 

“Sekitar pukul 9 pagi, hasil analisa CCTV kami sudah mengarah ke seseorang berinisial AB. Dari situ, tim mulai melakukan pencarian, meski sempat mengalami beberapa kendala,” ujarnya saat diwawancarai pada Minggu 15 Juni 2025.

Tersangka akhirnya dibekuk saat mengendarai sepeda yang diduga digunakan saat melakukan aksi pembuangan jenazah bayi. 

Menurut pengakuannya, sepeda tersebut juga digunakan saat membawa jenazah dari rumah ke lokasi pembuangan. 

Saat penangkapan, tersangka tidak melakukan perlawanan dan langsung mengakui perbuatannya.

"Tim kami berhasil membengkukkan pelaku yang saat itu mengendari sepeda untuk membawa atau melakukan pelarian ini," ucap Deddi. 

Terkait beredarnya informasi soal keterlibatan alat seperti celurit atau arit, AKP Deddi menegaskan hal tersebut tidak benar. 

"Arit dan alat-alat lainnya tidak terkait dalam kasus ini. Tersangka mengaku melakukan semua aksinya dengan tangan kosong,” tegasnya.

Pengakuan Pelaku

Saat ditanya motif oleh personel Polres Singkawang, pelaku mengaku alasannya membuang balita tersebut ingin sedekah ke masjid.

Pengakuan itu turut membuat bingung personel Polres Singkawang.

"Bukan saya mau bunuh, maksud saya tu sedekahkan ke masjid, tapi waktu itu masih hidup," ungkap AB kepada personel Satreskrim Polres Singkawang dalam video yang beredar seperti dilihat TribunPontianak.co.id, Minggu 15 Juni 2025 dini hari.

Terkait penyebab Rafa Fauzan meninggal, AB mengatakan ia tidak menggunakan alat-alat yang berbau kekerasan melainkan menggunakan tangan kosong untuk membekap mulut korban hingga diduga kesulitan bernafas.

AB melancarkan aksinya sendirian saat Rafa Fauzan sedang dirumahnya pada Selasa 10 Juni lalu.

"Saya sendiri, pas saat itu (Rafa Fauzan) lagi dirumah," ungkapnya.

 Namun, pengakuannya itu tak selaras dengan barang bukti yang ditemukan polisi di TKP.

AB menegaskan kalau ia tak menggunakan benda tajam dalam melancarkan aksinya.

AB mengaku membekap mulut Rafa Fauzan menggunakan tangan kosong hingga membuat korban diduga meninggal karena sulit bernafas.

 "Saya tutup mulutnya pakai tangan," ujar AB ungkap AB kepada personel Satreskrim Polres Singkawang dalam video yang beredar seperti dilihat TribunPontianak.co.id, Minggu 15 Juni 2025 dini hari.

"Tidak pakai alat-alat, pakai tangan saja," lanjutnya.

Sementara, sepeda yang diamankan tersebut ternyata sebagai alat transportasi untuk membawa Rafa Fauzan.

"Itu saya bawanya pakai keranjang sudah rusak, kepala tidak dipukul, mungkin karena keranjang sepeda itu," tutur AB.

 Sebelumnya, AB diamankan dengan sejumlah barang bukti baru seperti sepeda hingga celurit.

"Dari hasil olah TKP sampai dengan sekarang, kita sudah menemukan beberapa bukti petunjuk, namun masih dalam proses menganalisa dan kita masih memintai keterangan saksi-saksi yang ada di TKP ataupun yang mengetahui kejadian tersebut," kata AKP Dedi Sitepu dikutip dari tayangan Metro TV pada Jumat 13 Juni 2025.

"Ada baju korban, dapat kita persesuaikan dari hasil keterangan saksi atau dari pengasuhnya itu memang baju yang dipakai oleh korban pada saat hilang," tambah AKP Deddi Sitepu.

 AKP Deddi Sitepu menyebut terdapat beberapa sidik jari yang ditemukan polisi di TKP.

"Memang ada beberapa sidik jari yang kita dapatkan di lokasi penemuan jenazah tersebut, saat ini masih kita coba analisa hasil temuan sidik jari yang ada di TKP," tutupnya.

Adapun titik awal Rafa Fauzan dilaporkan hilang dari rumah, di Gang Kapas, Kelurahan Sekip Lama, Kecamatan Singkawang Tengah, Kota Singkawang, Kalbar pada 10 Juni 2025 siang.

Rafa Fauzan dilaporkan hilang sejak, Selasa 10 Juni 2025. 

Kejadian bermula saat saksi bernama Shellsi, yang merupakan anak dari pengasuh korban, masuk ke kamar rumah. 

Saat itu, Rafa Fauzan sedang berada di dapur. 

Namun hanya dalam waktu sekitar dua menit, ketika saksi keluar dari kamar, anak tersebut sudah tidak terlihat dan pintu belakang rumah dalam keadaan terbuka.

Tak anyal kejadian hilangnya bocah 1 tahun 11 bulan itu menyita perhatian masyarakat sekitar.

Ketua RT 14/RW 005, Dudi Saroso, menyatakan pihaknya bersama warga telah melakukan berbagai upaya pencarian dan kini memperketat akses di sekitar TKP pada Rabu 11 Juni 2025 Malam.

“Saya dapat laporan sekitar pukul 11.40 WIB di hari Selasa (10/6), dan saya langsung menuju lokasi. Teman ayah korban juga langsung mencari CCTV dan menyisir area sekitar TKP,” ujarnya saat diwawancarai tribunpontianak.co.id, pada Rabu (11/6) malam.

Dudi menyebut  hilangnya korban terjadi dalam hitungan menit, sehingga membuat warga dan pihak berwenang bergerak cepat untuk melakukan pencarian dan mengumpulkan informasi.

Namun, ia menyesalkan munculnya konten live yang dibuat oleh oknum tidak bertanggung jawab di lokasi kejadian pada Selasa malam.

“Kemarin malam, dengan antusias warga yang tinggi, justru ada yang memanfaatkan situasi untuk membuat konten live. Menurut saya itu sangat keterlaluan,” tegas Dudi.

Sejak saat itu keluarga, warga dan petugas telah melakukan pencarian siang dan malam di berbagai tempat.

Para pencari menyisir berbagai tempat termasuk kolong rumah warga, saluran dan semak di sekitar rumah. Namun, tidak membuahkan hasil.

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, menyampaikan sejak laporan diterima, pihaknya langsung turun ke lokasi untuk menindaklanjuti laporan dan melakukan pemeriksaan saksi-saksi.

“Sejak menerima laporan dari kemarin, Selasa (10/6), kami sudah turun ke lapangan di TKP dan melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi. Ada empat orang yang kita ambil keterangannya, termasuk pengasuh anak,” ujar AKP Deddi Sitepu, saat diwawancarai.

Ditemukan Meninggal di Depan Masjid

Setelah tiga hari tiga malam pencarian, Rafa Fauzan ditemukan meninggal dunia di depan pintu Masjid Jami Husnul Khatimah, Jalan Veteran, Kelurahan Sekip Lama, Singkawang Tengah, Kalimantan Barat (Kalbar).

Jarak antara dua tempat tersebut sekitar 3,5 km dengan perjalanan 7-9 menit menggunakan kendaraan.

Orang dewasa menempuh jarak tersebut dengan jalan kaki diperkirakan memakan waktu sekitar 30-40 menit.

Di sisi lain, kepolisian melakukan penyelidikan dengan mengerahkan anjing pelacak dari tim K9 Polda Kalbar untuk menyusuri jejak apakah ada tindakan kriminal dalam kasus ini.

Lokasi rumah pengasuh ini berada tidak jauh dari kediaman orangtua korban.

Pencarian secara intensif terus dilakukan. 

Dari pihak kepolisian, Polres Singkawang mengerahkan bantuan anjing pelacak dari Tim K9 Polda Kalbar untuk memperluas jangkauan dan efektivitas pencarian.

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, membenarkan adanya penemuan jenazah balita tersebut. 

AKP Deddi Sitepu, menjelaskan pihaknya juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang sebagai bagian dari upaya lanjutan dalam penyelidikan.
 
"Adapun hasilnya, saat ini masih kita analisa," ujar AKP Deddi Sitepu, saat diwawancarai pada Kamis 12 Juni 2025.

Ia menyampaikan harapan besar proses penyelidikan ini, termasuk bantuan dari anjing pelacak, dapat membawa titik terang dan membantu menemukan keberadaan korban.

"Mudah-mudahan ada titik terang dari hasil dengan melibatkan anjing pelacak ini," tambahnya.

Dalam proses pencarian tersebut, Tim K9 menurunkan dua ekor anjing pelacak. 

Menurut AKP Deddi, anjing pertama mengarah ke satu titik yang diduga merupakan jejak aroma tubuh korban. 

Anjing kedua juga menunjukkan arah yang sama ke titik tersebut.

"Ini yang masih kita analisa dan mudah-mudahan bisa menjadi petunjuk penting untuk mengungkap kasus ini," jelasnya.

Selain bantuan anjing pelacak, pihak kepolisian juga tengah mengembangkan petunjuk lain, termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi. 

Hasil pengembangan dari tim K9 juga mengarah ke beberapa tempat yang kini sedang ditelusuri lebih lanjut.

“Saat ini kami masih terus mengumpulkan data di sekitar lokasi dan melakukan analisa lebih mendalam,” tutupnya.

Keluarga Tolak Autopsi

Jasad Rafa Fauzan pun sudah dibawa ke Rumah Sakit Abdul Aziz Singkawang untuk segera dilakukan visum.

Jenazah segera dimandikan di Ruang Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD Abdul Aziz Singkawang dan diantar untuk menuju ke lokasi solat jenazah yang berada di Masjid Jami' At-Taqwa Sekip Lama, Singkawang Tengah.

Saar hendak dimakamkan, ayah korban tampak sangat terpukul dan menangis terisak-isakan. 

Dengan kaki yang rapuh ia mengantarkan jenazah anaknya yang masih berusia 1 tahun 11 bulan ini untuk masuk kedalam mobil ambulans.

Bahkan keluarga korban lainnya, sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka saling merangkul dengan langkah yang berat ikut mengantarkan jenazah korban.

Pihak keluarga meyakini jenazah balita laki-laki yang ditemukan tersebut yang sebelumnya dilaporkan hilang, adalah Rafa Fauzan.

Setelah pihak kepolisian melakukan mediasi dengan ayah korban, dan sepakat menolak autopsi. 

Pihak keluarga telah sepenuhnya menerima dan mengikhlaskan kepergian anaknya

“Kami dari pihak kepolisian sudah menyampaikan kepada keluarga terkait pentingnya autopsi untuk mengetahui penyebab dan waktu kematian. Namun, berdasarkan pertimbangan keluarga, mereka menolak karena telah menerima dan mengikhlaskan kematian anaknya,” ujar Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, saat diwawancarai di RSUD Abdul Aziz Singkawang.

Ia menegaskan, berdasarkan keterangan dokter yang melakukan pemeriksaan awal, penyebab kematian balita tersebut belum bisa dipastikan tanpa proses autopsi.

Meski keluarga menolak, Deddi memastikan Satreskrim Polres Singkawang tetap melanjutkan proses penyelidikan.

“Kami ingin masyarakat tahu, meskipun tidak dilakukan autopsi, bukan berarti kasus ini kami hentikan. Penyelidikan tetap kami lakukan untuk mengungkap tabir kematian korban,” tegasnya.

Dari hasil olah TKP, pihak kepolisian telah mengamankan sejumlah barang bukti seperti pakaian, popok (pampers), dan mendalami kesesuaian ciri-ciri korban dengan laporan anak hilang sebelumnya.

Selain itu, saat ini penyidik juga masih meminta keterangan dari sejumlah saksi tambahan, termasuk orang pertama yang menemukan jenazah balita tersebut di sekitar masjid.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Baca Lebih Lanjut
Uray Berkelit Bunuh Bayi yang Ditemukan Tewas Depan Masjid Singkawang
Detik
4 Hari Hilang dari Rumah, Bayi di Singkawang Ditemukan Tewas di Pintu Masjid
Detik
Kronologi Tewasnya Mahasiswi di Bengkulu, Teman Korban Sempat Dengar Teriakan Saat Ngobrol Online
Mia Della Vita
Hilang Usai Pesta Bujang, Turis Ditemukan Tewas di Lereng Bukit
Detik
Viral Dagangan Tukang Es Krim di Bekasi Dicuri Saat Korban Salat Jumat
Detik
Bocah Korban Sodomi Imam Masjid di Garut Jadi 13 Orang
Detik
Warga Bondowoso Hilang di Sungai Sampean Baru, Ditemukan Tewas di Situbondo
Timesindonesia
Polisi Ungkap Imam Masjid di Garut Sodomi Bocah Sejak 2023: Pernah Jadi Korban
Detik
Perahu Bawa Pelayat Tenggelam di Kongo, 40 Orang Tewas
Detik
Sosok Hakiki Pembacok Keluarga dan Tetangga di Jember yang Tewaskan 2 Orang
Detik