Grid.ID- Kronologi kameramen Jejak Petualang hilang di Papua masih menyisakan pertanyaan. Peristiwa hilangnya Bagus Dwi, kameramen Jejak Petualang Trans7 di perairan Papua itu terjadi pada 2006.
Hampir dua dekade berlalu, jejak Bagus belum ditemukan sampai saat ini. Sang presenter sekaligus rekannya, Medina Kamil pun kembali mengingat kejadian itu lewat postingan di media sosialnya.
Postingan itu membuat banyak orang penasaran dengan kronologikameramen Jejak Petualang hilang di Papua. Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?
Kronologi Kameramen Jejak Petualang Hilang di Papua
Sudah 19 tahun berlalu sejak peristiwa tragis yang menimpa tim Jejak Petualang Trans7 di Papua. Salah satu anggota tim, Bagus Dwi, hilang saat menjalankan tugas peliputan.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (10/6/2025), kejadian tersebut terjadi pada Selasa, 6 Juni 2006. Tim Jejak Petualang berangkat dari Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.
Mereka hendak menuju Kabupaten Timika dengan menggunakan long boat dan menempuh jalur laut Arafuru. Perjalanan dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat. Rencananya, tim akan tiba keesokan harinya, Rabu 7 Juni 2006.
Dalam perjalanan itu, ada lima anggota utama tim yakni Bagus Dwi sebagai kamerawan, Wendy Muhamad Firman sebagai asisten produser, Medina Kamil sebagai presenter, Budi Kurniawan sebagai kamerawan, dan Dody Johanjaya sebagai produser. Mereka tidak sendiri.
Ada tiga warga lokal yang ikut mendampingi perjalanan. Total ada delapan orang di dalam rombongan.
Namun nasib berkata lain.
Gelombang besar menerpa long boat mereka. Kapal terbalik seketika.
Semua barang tim, termasuk kamera, laptop, dan ponsel hilang terbawa ombak. Tim berusaha menyelamatkan diri.
Mereka mencoba kembali ke perahu. Bagus bersama tiga warga lokal berhasil naik ke perahu lebih dulu. Sementara Medina, Budi, Dody, dan Wendy masih terombang-ambing di lautan.
Ombak tinggi membuat long boat yang ditumpangi Bagus dan warga lokal tidak bisa mendekat ke arah teman-temannya. Gelombang terus membawa perahu menjauh. Hingga akhirnya, perahu itu tak terlihat lagi.
Kronologi semakin memilukan saat keempat anggota tim lainnya, yang masih berada di laut, berusaha tetap bertahan.
Mereka terus terapung. Siang dan malam berlalu di tengah laut. Selama 24 jam, mereka berjuang melawan gelombang.
Akhirnya, mereka melihat daratan. Keempatnya berenang menuju pulau tersebut. Kaki mereka menginjak tanah.
Namun pulau itu ternyata tidak berpenghuni. Hanya ada hutan mangrove. Tidak ada pertolongan. Tidak ada manusia lain.
Mereka bertahan hidup dengan cara sederhana. Mereka mencari siput dan kepiting dari hutan mangrove. Hewan-hewan itu dibakar untuk dimakan. Air hujan menjadi satu-satunya sumber minum.
Empat hari lamanya mereka bertahan di pulau tak berpenghuni. Hingga akhirnya tim SAR datang dan menemukan mereka.
Mereka dievakuasi dengan speedboat dan dibawa ke tempat yang aman.
Mereka dinyatakan hilang. Hingga hari ini, tidak ada kabar keberadaan mereka. Demikianlah kronologi kameramen Jejak Petualang hilang di Papua.
Medina Kamil, sang presenter yang selamat, kembali mengenang momen itu. Setelah 19 tahun, ia kembali menginjakkan kaki di Pulau Tiga.
Tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan. Ia menaburkan bunga di atas Laut Arafuru. Ia mengenang Bagus, sahabat dan rekan kerjanya yang hilang di sana.
“Mas Bagus, aku datang mas. Maaf ya aku baru datang sekarang mas,” ujar Medina sambil menahan tangis, dikutip dari Tribunnewsmaker.com
Melalui unggahan media sosialnya, Medina mengungkapkan rasa haru. Ia tak pernah menyangka bisa kembali ke tempat itu.
Kronologi kameramen Jejak Petualang hilang di Papua ini bukan hanya catatan tragedi. Tapi juga cerita tentang keberanian, persahabatan, dan rasa kehilangan yang tak lekang oleh waktu.
Sampai hari ini, kisah itu masih membekas dalam benak para kru dan sahabat. Misteri yang belum terjawab. Doa yang belum berhenti dipanjatkan dan harapan yang masih setia menunggu jawaban.