Grid.ID - Dedi Mulyadi kembali melontarkan gagasan baru, yakni larang guru beri PR ke siswa di Jabar. Sang gubernur bahkan meminta PR (pekerjaan rumah) untuk dihapuskan saja.
Ya, Dedi mengaku larang guru beri PR ke siswa di Jabar bukan semata-mata tanpa alasan. Pasalnya, selama ini ia melihat pemberian PR tidak efektif.
Hal ini lantaran Dedi Mulyadi melihat banyak siswa justru PR-nya banyak dikerjakan oleh orang tua dan bukan si siswa itu sendiri.
"Pertama selama ini, PR PR yang dibawa ke rumah itu dikerjakan oleh orang tuanya. Jadi tidak efektif membuat PR," ujar Dedi Mulyadi dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Senin (9/6/2025).
Tak berhenti sampai di situ, Dedi Mulyadi juga menyinggung soal kebijakan yang digagasnya itu semata-mata demi membantu siswa di Jabar. Yakni agar terhindar dari depresi.
Dedi juga memberikan solusi berupa meminta siswa untuk diarahkan fokus kepada hal yang mengasah kreativitas, minat, dan bakat. Serta sekaligus bisa membantu orang tuanya juga di rumah.
"Saya ingin anak di rumah bisa baca buku dengan rileks, bermusik, berolahraga.
Membantu orang tuanya punya warung, punya toko, ke sawah, ke kebon," beber Dedi Mulyadi.
Dan dengan ini, Dedi Mulyadi berharap para siswa di Jabar tetap bisa produktif meski ada batasan untuk tidak keluar rumah lebih dari pukul 21.00 WIB.
"Sehingga menjadi mereka produktif tapi ada batasan mereka tidak bisa keluar di atas jam 21.00," imbuh Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi Minta Siswa di Jabar Masuk Jam 6 Pagi
Sementara itu, sebelum larang guru beri PR ke siswa di Jabar, Dedi Mulyadi ternyata sempat mengeluarkan kebijakan ingin siswa masuk jam 6 pagi di wilayah Jawa Barat
Lebih lanjut, Dedi mengatakan kebijakan soal waktu belajar siswa di Jabar itu bertujuan untuk menciptakan kedisplinan dan mengurangi kenakalan remaja. Hal ini juga merujuk dari pengalaman Dedi Mulyadi di masa lalu.
Dimana Dedi membeberkan meski masuk lebih awal, nantinya para pelajar di Jawa Barat hanya belajar di sekolah sampai hari Jumat saja.
"Dulu waktu menjadi Bupati Purwakarta, saya bupati pertama yang membuat hari belajar sampai hari Jumat dan jam pelajarannya mulai pukul 06.00 pagi. Tidak apa-apa mulai pukul 06.00, tetapi belajarnya kan sampai Jumat," beber Dedi Mulyadid dikutip dari Tribunnews.com.
Menurut Dedi, kebijakan ini dapat menyelaraskan proses belajar mengajar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.