Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI – Tragedi terus menyelimuti para korban dugaan investasi bodong Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN).
Juru bicara para korban, Aris Carmadi, mengungkapkan bahwa banyak anggota koperasi mengalami gangguan kesehatan serius akibat ketidakpastian pengembalian dana yang telah diinvestasikan ke BLN.
Menurut Aris, hingga kini jumlah korban jiwa terus bertambah.
Ki Sartono Dronco meninggal dunia pada Jumat 6 Juni 2025 pekan kemarin.
Warga Musuk itu mengalami penurunan kondisi kesehatan.
Dugaan kuat pemicunya karena faktor stres berat.
Pasalnya dana sebesar Rp 1,7 miliar yang disetorkannya ke koperasi BLN tak kunjung kembali.
“Beliau tidak pernah sekalipun menerima bayaran sejak menabur uangnya di BLN,” ujar Aris.
Kasus serupa juga dialami oleh Agus Sunarso, warga Banyumas, yang meninggal dunia secara mendadak.
Aris menjelaskan bahwa istri Agus sebelumnya telah menginvestasikan lebih dari Rp 1 miliar ke koperasi tersebut.
Tak hanya itu, dia juga membeli mobil melalui skema BLN dengan harga 65 persen dari nilai pasar (On The Road/OTR).
“Pak Agus ikut cabang Purwokerto. Kejadian ini menambah panjang daftar korban akibat BLN,” tambah Aris.
(*)