TRIBUNBATAM.id, BATAM - Disc jockey (DJ), Stefani (25), warga Tiban Sekupang itu masih terbaring di Rumah Sakit Awal Bros Batam. 

Tubuhnya lunglai, ia hanya bisa terbaring di kasur, di ruang 602 RS Awal Bros Batam.

Jarum infus bahkan masih menancap dilengan tanganya. 

Tak serapi waktu perform di panggung hiburan, kini tubuhnya penuh luka, kepalanya bengkak, lengan dan pipinya lebam serta bibirnya pecah. 

Ia mengalami luka-luka setelah dianiaya empat WNA asal Vietnam usai dirinya perform di First Club Lubuk Baja, Sabtu (7/6) dini hari.

Peristiwa tepat sekira pukul 01:34 wib. 

Stefani yang sehari-hari bekerja di First Club Batam ini mengaku sejak kejadian itu harus melewati kejadian paling traumatis sepanjang hidupnya. 

Aksi pengeroyokan brutal oleh empat wanita asal Vietnam di klub hiburan itu masih terngiang dalam benaknya. 

Kisahnya tak sekadar soal kekerasan fisik, tapi juga tentang rasa malu, trauma, dan hancurnya harga dirinya di tempat kerja yang seharusnya aman.

Saat ditemui di ruang rawat rumah sakit, Minggu (8/6) sore, Stefani mengungkap kejadian pilu yang menimpanya. 

Menurut dia, awal mula masalah bukan berasal darinya, melainkan dari persoalan pribadi antara seorang DJ laki-laki (rekan kerja Stefani) dan seorang diduga LC asal Vietnam bernama Misa.

"Aku cuma kerja, tapi karena aku sempat bareng perform sama DJ cowok itu, aku dianggap terlibat."

"Padahal aku pulang duluan, gak tahu apa-apa. Mereka pikir aku kongkalikong," ucap Stefani dengan suara bergetar.

Pada malam kejadian, Stefani didatangi oleh Misa dan diminta untuk minta maaf atas masalah yang sebenarnya bukan miliknya.

Dengan niat menjaga suasana kerja yang kondusif, Stefani bersedia meminta maaf meski merasa tidak bersalah.

"Aku sudah rendah hati minta maaf baik-baik, pakai Google Translate ke bahasa Vietnam."

"Tapi malah dijawab dengan, ‘Aku mau pukul ini cewek,’ dan langsung aku dijambak, ditinju, dipukuli rame-rame," ucap Stefani lirih sambil menunjukkan luka-lukanya yang masih membiru.

Setelah sempat dilerai oleh sekuriti, Stevie keluar ruangan. Namun kejadian belum berakhir.

Saat hendak pulang dan mengambil barang di backstage, ia kembali diserang di area parkir belakang klub.

"Leher saya luka, kepala benjol, wajah memar, tangan dan kaki lebam.

Itu jelas terekam CCTV dan sudah diserahkan ke polisi," ujar Stefani. 

Tapi yang paling sakit itu, lanjut dia bukan cuma fisik. Di depan banyak orang, di tempat kerja saya, saya dipermalukan. Harga diri saya kayak nggak ada.

Mirisnya, Stefani mengaku bukan satu-satunya korban.

Beberapa hari sebelumnya, seorang DJ lain bernama DJ Dux juga mengalami kekerasan serupa oleh LC yang sama.

"Ini bukan pertama kali, tapi mungkin baru saya yang berani bicara. Saya minta keadilan."

"Saya gak salah, tapi saya yang jadi korban. Kalau saya yang salah, saya bisa terima."

"Tapi ini? Saya dipermalukan dan dihajar hanya karena diseret dalam masalah orang lain," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Stefani mengaku mengalami trauma mendalam setelah kejadian itu.

Ia mengaku tak pernah bermasalah dengan siapa pun, bahkan menghindari konflik. 

"Aku orangnya cuek, jarang punya masalah. Ini pertama kali aku dipukuli begitu, dan oleh sesama wanita pula. Aku trauma, takut kembali kerja," katanya. 

Atas kejadian itu, Stefani tak minta lebih. Ia ingin pelaku dihukum dan tidak ada lagi kejadian serupa yang membuat pekerja seni malam merasa tidak aman.

"Aku DJ, aku perempuan, aku kerja cari makan. Tapi malam itu, aku seperti bukan siapa-siapa."

"Dipukul, dihina, diseret-seret. Cuma karena mereka cemburu. Aku cuma ingin keadilan," harapnya. 

Sejak kejadian itu, Stefani mengaku kondisi kesehatannya drop. Kepalanya yang bengkak kerap nyeri dan pusing, sementara pandangan matanya berkaca-kaca. 

Stefani juga menyayangkan pihak manajemen First Club yang tak memperdulikannya sebagai karyawan. Padahal, Stefani telah bekerja sejak club malam tersebut mulai beroperasi. 

Sementara itu, kuasa hukum Stefani, Juni Ardi berharap agar kepolisian dapat mengusut tuntas kejadian dan laporan dari korban. 

"Kita berharap agar Kepolisian dapat menangkap para pelaku yang terlibat menganiaya korban, tangkap semua pelaku tanpa terkecuali," ucapnya. 

Menurut dia, tidak sepantasnya WNA melakukan aksi kekerasan apalagi di negara orang.

Keberadaan WNA tersebut turut dipertanyakan, termasuk orang dibaliknya.

( tribunbatam.id/bereslumbantobing )

Baca Lebih Lanjut
Maling Motor Babak Belur Usai Kalah Duel Lawan Kades di Bogor
Detik
Kronologi Anak SD Tewas Dikeroyok Teman di Makassar, Baju Sampai Robek
Ayu Wulansari K
Nafsu usai Lihat Gambar di TikTok, Pria Gondrong Asal Sidoarjo Tega Perkosa Anak Tiri di Gresik
Kabar Baik
Profil Asher Novkov, Suami Stephanie Poetri Sekaligus Menantu Titi DJ, Terkuak Profesi Suami sang Penyanyi!
Widy Hastuti Chasanah
Indonesia Open 2025: Chico Terhenti di Babak I
Detik
Hasil Indonesia Open 2025: Lanny/Fadia Terhenti di Babak 16 Besar
Detik
Titi DJ Ungkap Stephanie Poetri Akan Gelar Resepsi Nikah di Indonesia
KumparanHITS
Profil Asher Novkov-Bloom, Bule Asal Amerika yang Resmi Nikahi Stephanie Poetri
Faza Anjainah Ghautsy
Foto: Alwi Farhan Amankan Tiket 16 Besar Usai Kalahkan Wakil India
KumparanSPORT
Pilu, Pasien KIS Meninggal Dunia Usai Ditolak RSUD Rasidin Padang, Pihak Rumah Sakit Beri Tanggapan Ini
Ines Noviadzani