TRIBUN-MEDAN.com - Nasib Timnas Italia usai menderita kekalahan 0-3 atas Norwegia.
Kursi kepelatihan Tim Azurri akan berganti.
Kekalahan memalukan Norwegia menjadi pukulan telak bagi Timnas Italia yang kini bakal ditinggalkan oleh Luciano Spalletti.
Hanya berselang dua hari setelah hasil tersebut, Spalletti mengonfirmasi bahwa dirinya akan meninggalkan jabatannya usai laga melawan Moldova, Selasa (10/6).
Setelah juara Euro 2020 lalu, Timnas Italinya nyatanya belum bisa keluar sepenuhnya dari krisis yang melanda.
Azzurri sebelumnya sudah absen dua kali di Piala Dunia pada 2018 dan 2022, dan kini kembali terguncang.
Kekalahan telak di laga pertama Grup I ini membuat mereka sudah tertinggal 9 poin dari puncak klasemen, meski baru memainkan satu pertandingan.
Start buruk ini yang langsung mengguncang fondasi proyek Spalletti.
Dalam konferensi pers yang penuh ketegangan pada Minggu (8/6), Spalletti mengumumkan bahwa dirinya telah diberitahu oleh federasi bahwa ia akan diberhentikan dari posisinya.
"Saya diberitahu semalam bahwa saya akan dicopot dari jabatan pelatih kepala tim nasional," kata Spalletti, dikutip dari Football Italia.
"Saya tidak ingin menyerah, saya ingin terus bekerja, terutama saat situasi sulit. Tapi jika ini pemecatan, saya harus menerimanya," ujar Spalletti.
Meski berat hati, ia menegaskan bahwa kecintaannya terhadap tim nasional membuatnya memutuskan tetap mendampingi skuad untuk satu laga terakhir.
"Saya mencintai pekerjaan ini, saya mencintai para pemain, dan saya mencintai seragam ini. Besok saya akan berdiri di pinggir lapangan untuk terakhir kalinya bersama tim ini," ujarnya.
Ketika ditanya soal penyesalan terbesarnya, Spalletti menjawab bahwa ia gagal membawa Italia bermain dengan kualitas yang ia bayangkan.
"Yang paling menyakitkan adalah saya tidak berhasil mencapai kualitas permainan yang saya inginkan. Saya tahu ini tidak akan mudah sejak awal, tapi saya percaya bisa membawa tim ini ke Piala Dunia. Saya gagal," ungkapnya.
Ia menampik tudingan bahwa hubungannya dengan para pemain buruk, menyatakan dirinya menjalin relasi baik dengan semua pemain.
Namun, ketika pertanyaan tentang hubungannya dengan klub Serie A dan perasaan dikhianati mencuat, Spalletti terlihat frustrasi dan memilih meninggalkan konferensi pers secara tiba-tiba.
Ditunjuk sebagai pengganti Roberto Mancini pada Agustus 2023, Spalletti memulai tugasnya dengan membawa Italia ke EURO 2024.
Performa Italia kala itu kurang bertajik karena hanya bertahan sampai babak 16 besar usai takluk 0-2 dari Swiss.
Harapan kembali muncul di Nations League dengan kemenangan atas Prancis dan Belgia, namun Azzurri tetap gagal menembus semifinal setelah kalah dari Jerman di perempat final.
Kini, awal Kualifikasi Piala Dunia 2026 justru menjadi titik nadir.
Kekalahan dari Norwegia membuat peluang lolos langsung menipis, padahal hanya juara grup yang mendapat tiket otomatis.
Tim peringkat dua harus melalui babak playoff, dan peringkat tiga atau lebih rendah akan tersingkir.
Italia dalam Ketidakpastian: Siapa Pengganti Spalletti?
Dengan Spalletti resmi pergi setelah laga kontra Moldova, federasi sepak bola Italia (FIGC) dihadapkan pada tugas berat mencari pengganti secepat mungkin.
Pasalnya, laga-laga penentu masih tersisa dan posisi Italia kini rawan gagal lolos ke Piala Dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun.
Jika itu terjadi, tentu itu adalah mimpi buruk yang pernah dianggap mustahil bagi negeri sepak bola ini.
Krisis sudah di depan mata, dan pertanyaan besar kini menggantung: apakah Italia masih bisa bangkit, atau kembali mengulang kegagalan seperti tahun 2018 dan 2022.
(*/TRIBUN-MEDAN).
Sumber: TribunSolo.com