TRIBUNJATIM.COM - Baru-baru ini viral di media sosial daging kurban melimpah di Desa Batur.
Kini baru diketahui alasan di balik banyaknya daging kurban di Desa Batur Banjarnegara.
Menariknya, bahkan bayi pun mendapat bagian untuk menerima daging kurban tersebut.
Warga Desa Batur, Kabupaten Banjarnegar, menyembelih total 720 hewan kurban, Jumat (6/6/2025).
720 hewan kurban tersebut terdiri atas 197 ekor sapi serta 523 ekor kambing dan domba.
Menariknya, hewan kurban tersebut berasal dari iuran warga sendiri.
Tradisi menyembelih hewan kurban dengan jumlah fantastis bagi desa yang terletak di kawasan pegunungan Dieng atau yang dikenal sebagai Dataran Tinggi Dieng, sudah dilakukan turun temurun.
Kepala Desa Batur, Ahmad Fauzi, mengungkapkan, secara keseluruhan jumlah hewan kurban memang ada peningkatan dari tahun sebelumnya tapi kalau dilihat dari jenisnya, untuk sapi ada penurunan, sedangkan kambing atau domba meningkat
Menurutnya, pada Idul Adha 2024, jumlah hewan kurban yang disembelih tercatat sebanyak 668 ekor, yang terdiri dari 200 sapi dan 468 kambing atau domba.
"Khusus di wilayah Krajan, yang meliputi Dusun Batur Kidul, Batur Tengah, dan Batur Lor, terjadi peningkatan jumlah kurban," jelas Fauzi.
Pada tahun lalu, kata Fauzi, wilayah ini mencatat 74 sapi dan 293 kambing atau domba.
"Tahun ini meningkat menjadi 78 sapi dan 353 kambing atau domba," tandasnya.
"Penyembelihan hewan kurban di Krajan memang pernah viral karena saking banyaknya hewan kurban yang disembelih namun tahun ini, ada beberapa dusun yang melakukan penyembelihan hewan kurbannya secara mandiri, tidak lagi bergabung dengan Krajan," imbuh Ahmad Fauzi.
Iuran Satu Tahun
Ahmad Fauzi menerangkan, ratusan hewan kurban yang disembelih berasal dari iuran warga Desa Batur yang dikumpulkan selama satu tahun penuh sejak Idul Adha tahun sebelumnya.
Tradisi ini telah berlangsung sejak puluhan tahun di desa yang terdiri atas 13 dusun tersebut.
"Iuran tersebut per keluarga, bukan per jiwa, sehingga setiap kepala keluarga di Desa Batur menyisihkan sebagian penghasilan mereka yang disesuaikan dengan latar belakang pekerjaan masing-masing," bebernya.
Untuk mekanisme pengumpulan iuran disesuaikan dengan profesi masing-masing warga.
Bagi pedagang di pasar, iuran dikumpulkan setiap lima hari sekali, sesuai dengan siklus pasaran Jawa yang terdiri atas lima hari.
Sementara, bagi warga yang bekerja sebagai pegawai atau karyawan menyisihkan sebagian dari penghasilan tetap mereka setiap bulan.
Sedangkan petani menyisihkan hasil panennya, dan sebagian warga lain menggunakan sistem tabungan harian.
"Ketika mendekati Hari Raya Idul Adha, seluruh uang yang dikumpulkan oleh panitia dari masing-masing sektor pekerjaan itu akan diakumulasi," kata Ahmad Fauzi.
Jika dana yang terkumpul belum mencukupi untuk membeli hewan kurban, maka dilakukan iuran tambahan dengan cara yang tidak memberatkan warga.
Distribusi Daging hingga Kabupaten Sebelah
Ahmad Fauzi menjelaskan bahwa pendistribusian daging kurban dilakukan sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Daging dibagikan secara per jiwa, bukan per keluarga.
"Dengan demikian, bayi yang baru lahir maupun tamu yang sedang berkunjung di Desa Batur pun turut mendapatkan daging kurban," katanya.
Tak hanya itu, sebagian daging kurban juga didistribusikan ke Kabupaten-kabupaten sekitar, seperti Wonosobo, Batang, Pekalongan, Temanggung, Magelang, dan Batang.