---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, guru juga harus melakukan pembelajaran berdiferensiasi.

Artikel ini akan ceritakan bagaimana merencanakan pembelajaran berdiferensiasi yang relevan di kelas bapak ibu guru sehingga diyakini dapat diimplementasikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran berdiferensiasi

Mengutip bgpsumsel.kemdikbud.go.id, pembelajaran berdiferensiasi adalah teknik instruksional atau pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut dapat berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata pelajaran.

Pada dasarnya, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap guru untuk bertemu dan berinteraksi dengan siswa pada tingkat yang sebanding dengan tingkat pengetahuan mereka untuk kemudian menyiapkan preferensi belajar mereka.

Karena itulahpembelajaran berdiferensiasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan kesetaraan belajar bagi semua siswa dan menjembatani kesenjangan belajar antara yang berprestasi dengan yang tidak berprestasi. Singkatnya, pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran yang dibuat sedemikian rupa sehingga siswa merasa tertantang untuk belajar.

Merencanakan pembelajaran berdiferensasi

Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas perlu dimulai dengan memahami kebutuhan belajar siswa yang beragam, menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas, dan menyusun strategi pembelajaran yang adaptif.

Kemudian, penting untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan gaya belajar siswa, memberikan pilihan dalam evaluasi, serta melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut adalah langkah-langkah yang lebih detail:

1. Memahami Keberagaman Siswa

Asesmen Diagnostik: Lakukan asesmen diagnostik (misalnya, tes awal, wawancara, observasi) untuk memahami kebutuhan belajar siswa, kesiapan mereka, dan minat mereka pada pelajaran.

Pemetaan Belajar: Buat pemetaan belajar berdasarkan hasil asesmen untuk melihat potensi siswa, gaya belajar mereka, dan gaya belajar mereka.

Observasi dan Interaksi: Lakukan observasi dan interaksi dengan siswa untuk memahami bagaimana mereka belajar, apa yang mereka sukai, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap materi pelajaran.

2. Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Jelas

Tujuan yang Fleksibel: Buat tujuan pembelajaran yang fleksibel, yang dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan siswa yang berbeda.

Kompetensi yang Terukur: Tetapkan kompetensi yang ingin dicapai siswa dan pastikan dapat diukur dengan berbagai cara.

3. Merancang Kegiatan Pembelajaran yang Variatif

Diferensiasi Konten: Sesuaikan materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

Diferensiasi Proses: Berikan variasi dalam metode pembelajaran, seperti diskusi kelompok, proyek individu, pembelajaran mandiri, dan penggunaan teknologi.

Diferensiasi Produk: Berikan pilihan dalam bagaimana siswa menunjukkan pemahaman mereka, misalnya melalui presentasi, laporan tertulis, karya seni, atau presentasi video.

Diferensiasi Lingkungan Belajar: Buat lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif, di mana siswa dapat belajar secara fleksibel, baik secara individu maupun berkelompok.

4. Menggunakan Penilaian Formatif

Umpan Balik Terstruktur: Berikan umpan balik yang konstruktif dan terstruktur kepada siswa untuk membantu mereka memahami kemajuan mereka.

Asesmen Beragam: Gunakan berbagai bentuk asesmen formatif, seperti observasi, diskusi, pertanyaan, dan tugas-tugas kecil.

5. Memberikan Pilihan dalam Evaluasi Hasil Belajar

Pilihan dalam Produk: Berikan siswa pilihan dalam cara mereka menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.

Pilihan dalam Metode: Berikan siswa pilihan dalam bagaimana mereka belajar dan bagaimana mereka dievaluasi.

Pilihan dalam Media: Berikan siswa pilihan dalam penggunaan media pembelajaran, seperti buku, video, atau presentasi online.

6. Mengelola Kelas Secara Fleksibel

Kerja Kelompok Fleksibel: Gunakan strategi kerja kelompok yang fleksibel, seperti pembelajaran berbasis proyek, stasiun belajar, atau pembelajaran berbasis masalah.

Stasiun Belajar: Buat stasiun belajar yang berisi berbagai kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda, sehingga siswa dapat memilih sesuai minat dan gaya belajar mereka.

Pembelajaran Berbasis Proyek: Ajak siswa untuk melakukan proyek yang relevan dengan materi pelajaran, sehingga mereka dapat belajar secara aktif dan kreatif.

7. Mendorong Kolaborasi dan Komunikasi

Lingkungan Belajar Kolaboratif: Ciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif, di mana siswa dapat bekerja sama, berbagi ide, dan saling membantu.

Partisipasi Siswa: Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan, mengajukan pendapat, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pembelajaran.

Baca Lebih Lanjut
Bagaimana Kaitan Pembelajaran Terpadu dengan Konsep Kurikulum Merdeka yang Dilaksanakan Beberapa Tahun Terakhir Ini?
Moh. Habib Asyhad
Contoh Cerita Reflektif Menerapkan Prinsip Understanding by Design pada Pembelajaran
Moh. Habib Asyhad
Setelah Memahami Substansi CP Guru Diharapkan Mulai Mendapatkan Ide-ide tentang...
Moh. Habib Asyhad
UNJ Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Tata Bunyi Bahasa Inggris dan Pengajaran BIPA dari FBS
Timesindonesia
Kapan Sekolah Melakukan Identifikasi/Pemetaan Minat Belajar Siswa?
Moh. Habib Asyhad
12.500 Guru Bakal Dapat Beasiswa D4/S1 Senilai Rp 3 Juta, Apa Syaratnya?
Detik
Jam Masuk Sekolah Terlalu Pagi, P2G: Kebijakan KDM Belum Berbasis Bukti & Riset
Detik
UNIPMA Madiun Gelar Pelatihan Penyusunan Digital Assessment Berbasis AI di SMPN 1 Ngawi
Timesindonesia
Petrokimia Hadirkan Keceriaan untuk Anak Difabel Gresik, Outing Class ke Kebun Binatang
Timesindonesia
Viral! Kreativitas Siswa SMA di Sumut Ini Kompak Hias Tugas Jadi Karya Estetik
Detik