TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Edy Mulyadi mendadak menjadi sorotan setelah sang putra, Emil Audero Mulyadi, resmi membela Timnas Indonesia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan China pada Kamis, 5 Juni 2025.
Sosok pria asal Praya, Lombok Tengah ini menyimpan kisah inspiratif sebagai ayah yang penuh perjuangan dan tetap bersahaja di tengah kesuksesan.
Edy Mulyadi tinggal di Jalan Melur, kawasan Prayitna, Kota Praya.
Saat ditemui, penampilannya sederhana: mengenakan kaus oblong lusuh simbol nyata kerja keras yang telah ia jalani sejak muda.
Lahir dan besar di Lombok, Edy kemudian menikah dengan Antonella, wanita asal Italia yang kini menjadi ibu dari Emil Audero.
Ketika Emil masih berusia 9 bulan, Edy memboyong keluarganya ke Italia kampung halaman sang istri demi mencari kehidupan yang lebih baik.
Beragam pekerjaan pernah ia jalani di negeri asing itu: dari menjadi petugas kebersihan hingga bekerja di restoran.
Semua ia lakukan demi menghidupi keluarga kecilnya dan memastikan masa depan Emil terjamin.
Kerja keras itu akhirnya berbuah manis. Kini, Edy dikenal sebagai pengusaha properti dan perhotelan sukses di kawasan wisata Kuta Mandalika, Lombok.
Meski telah mencapai kesuksesan, gaya hidup Edy tetap sederhana dan membumi, menjadi contoh teladan bagi banyak orang.
Rupanya, kecintaan Emil Audero kepada dunia olahraga ternyata tak lepas dari peran Edy Mulyadi yang menekuni berbagai bidang olahraga.
Edy hingga saat ini sangat menyukai surfing yang masih kadang ia sempat lakukan di tengah kesibukannya.
Edy muda dulunya juga sempat menekuni tenis, bola basket, hingga sepeda gunung.
Putranya kini mendapat kepercayaan untuk membawa lambang Garuda di lapangan sepakbola level internasional.
Edy punya pandangan khusus soal peluang Timnas Indonesia mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia 2026.
"Dengan euforia (fans sepak bola) Indonesia, Insya Allah mudah-mudahan ya. Saya juga berdoa untuk timnas, dan semua bangsa juga berdoa untuk Indonesia," jelas Edy.
Bagi Edy, jika nantinya Indonesia berhasil lolos Piala Dunia tentu bukan kerja keras satu orang melainkan kerja kolektif.
Baginya, kemenangan merupakan milik semua pemain, semua bangsa Indonesia.
"Tidak hanya individual karena ini olahraga tim. Jadi semua berjasa bareng-bareng. Pelatih, pengurus, masyarakat, bangsa akan semakin bersatu karena sepakbola adalah pemersatu," demikian Edy.
-
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini