TRIBUNJATENG.COM --  Lucy Guo mungkin bukan nama yang akrab di telinga banyak orang. Namun, gadis eksentrik berusia 30 tahun ini baru saja mencuri perhatian dunia setelah menggeser Taylor Swift sebagai miliarder perempuan termuda dalam daftar Forbes 2025.

Lebih menakjubkan lagi, Lucy mencapai semua itu tanpa gelar sarjana.

Lahir dari keluarga imigran China dan dibesarkan di San Francisco Bay Area, Guo sudah tertarik pada dunia pemrograman sejak remaja.

Ia diterima di Carnegie Mellon University, salah satu kampus teknologi ternama di AS.

Namun, Guo memilih keluar setelah menerima beasiswa kewirausahaan senilai USD 100.000 dari miliarder Peter Thiel.

Keputusan tersebut menjadi titik balik. Guo bekerja di Quora dan Snapchat, sebelum akhirnya mendirikan Scale AI pada 2016 bersama Alexandr Wang.

Di usia 21 tahun, Guo menjadi salah satu pendiri perusahaan yang kini menjadi raksasa di bidang kecerdasan buatan.

Dari Startup ke Daftar Miliarder

Scale AI berkembang pesat sebagai penyedia data label untuk pelatihan sistem AI yang digunakan oleh OpenAI dan Google.

Valuasi perusahaan ini kini mencapai USD 25 miliar atau setara Rp 407 triliun.

Meski Guo sudah keluar dari manajemen karena beda visi dengan Wang, ia tetap memegang 5 persen saham.

Nilai kepemilikannya mencapai USD 1,2 miliar (Rp 19,5 triliun), cukup untuk masuk daftar Forbes.

Pada April 2025, kekayaannya resmi tercatat USD 1,3 miliar (Rp 21 triliun), menjadikannya miliarder termuda yang membangun kekayaan dari usaha sendiri—menggeser Taylor Swift yang lebih dulu memegang rekor tersebut.

Gaya Hidup Bebas dan Terbuka

Lucy Guo dikenal bukan hanya karena kecerdasannya, tetapi juga gaya hidupnya yang nyentrik.

Ia datang ke kantor naik skateboard listrik dan tinggal di apartemen mewah Miami serta rumah di Los Angeles.

Ia mengaku tidak pernah memasak dan lebih suka memesan makanan lewat aplikasi.

"Orang-orang mungkin tidak suka saya di media sosial. Tapi saya selalu jadi diri sendiri," ujarnya dalam sebuah wawancara pada 2022.

Selain Scale AI, Guo juga mendirikan Backend Capital, perusahaan modal ventura, dan startup baru bernama Passes.

Meski tak lagi aktif sebagai CEO, dia tetap meraih keuntungan besar dari perusahaan yang dia bangun.

Lucy Guo adalah bukti bahwa kesuksesan tidak selalu datang dari jalur konvensional.

Dengan semangat, keberanian mengambil risiko, dan kecintaan pada teknologi, ia menjelma menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di industri AI.

Kisah gadis putus kuliah yang kini jadi miliarder ini menjadi inspirasi bahwa masa depan ditentukan oleh tekad, bukan ijazah. (kompas.com)

Baca Lebih Lanjut
Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya Jepang 2025, Nomor 1 Banjir Cuan di RI
Detik
10 Orang Terkaya di Jepang 2025, Bos Uniqlo Nomor Wahid!
Detik
Daihatsu Move Meluncur, MPV Pintu Geser Rp 150 Jutaan
Detik
Hartanya Triliunan, tapi Sepatunya Cuma Satu
Detik
Usia 19 Tahun Sudah Raih Gelar Sarjana dari UGM, Ini Rahasia Mutiara Anindyana
Detik
Ibunda Kenang Sosok Argo Mahasiswa UGM: Pintar, Tak Suka Mengeluh
Detik
Cerita Pria Jepang Mulai Jajal Tren 'Anti-Aging', Berawal dari Putus Cinta
Detik
Ketika Anak Kos Belajar Tumbuh: Kisah Mahasiswa Asal Ambon di Tanah Rantau
Timesindonesia
Profil Xiao Zhan, Aktor China yang Dinobatkan Pria Tertampan 2025
Mia Della Vita
Terungkap, Ini Sosok yang Bantu Atalarik Syach Lunasi Biaya Sengketa Lahan Senilai Rp850 Juta
Ulfa Lutfia Hidayati