TRIBUNNEWS.COM - Simak dua contoh Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru? dalam Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum Unit 1 pada PPG 2025.

Contoh Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru? ditujukan bagi bapak/ibu guru yang mengikuti program  Pendidikan Profesi Guru (PPG) Guru Tertentu tahun 2025.

Tugas membuat Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru? muncul dalam dalam Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum Unit 1 Menerapkan Prinsip Understanding by Design Pada Pembelajaran.

Bagi bapak/ibu guru yang kesulitan mengerjakan tugas Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru? dapat menggunakan contoh Aksi Nyata di bawah ini sebagai referensi.

Contoh Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru?  dirangkum dari akun YouTube Cik Gu Fm dan hasil olah AI.

Berikut dua contoh Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru? dalam Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen Umum Unit 1 pada PPG 2025.

Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru? 

Sebagai penutup kegiatan, Bapak/Ibu Guru dapat melakukan aksi nyata dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut. Dokumentasikan hasil aksi nyata pada Google Drive pribadi dalam bentuk PDF. Salah satu aksi nyata terbaik akan diunggah pada Jurnal Pembelajaranku.

1. Ide apa yang Bapak/Ibu guru dapatkan setelah belajar topik ini?

2. Perencanaan pembelajaran seperti apa yang relevan untuk dikembangkan di sekolah Bapak/Ibu guru? Buatlah aksi nyata dengan mengembangkan rancangan pembelajaran berbasis prinsip UbD!

Contoh 1, Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru? 

Setelah mempelajari topik UbD, ada beberapa ide dan rencana konkret yang bisa saya terapkan di sekolah.

1. Ide-Ide Setelah Belajar UbD

Ide utama yang saya dapatkan adalah pentingnya memulai perencanaan pembelajaran dari "akhir".

Ini berarti fokus utama bukan hanya pada materi yang akan diajarkan, melainkan pada pemahaman mendalam dan kemampuan yang diharapkan dimiliki murid setelah proses pembelajaran.

Beberapa ide yang muncul adalah:

  • Pergeseran Paradigma: Mengubah fokus dari "apa yang akan saya ajarkan?" menjadi "pemahaman mendalam apa yang ingin murid saya capai?". Ini akan mendorong saya untuk lebih memikirkan tujuan jangka panjang dan aplikasi nyata dari pengetahuan.
  • Bukti Pemahaman: Saya semakin menyadari bahwa bukti pemahaman tidak selalu harus berupa tes formal. UbD mendorong penggunaan asesmen kinerja (performance tasks) yang memungkinkan murid menunjukkan pemahaman mereka secara autentik, misalnya melalui proyek, presentasi, atau simulasi. Ini sangat relevan dengan pembelajaran abad 21 yang menekankan keterampilan daripada sekadar hafalan.
  • Koneksi Antar Konsep: UbD membantu saya melihat bagaimana berbagai topik dan konsep dapat saling terkait dan membangun pemahaman yang lebih besar (big ideas). Ini akan membantu saya merancang pembelajaran yang lebih koheren dan bermakna bagi murid.
  • Diferensiasi Pembelajaran: Dengan memahami tujuan akhir dan bukti pemahaman yang diharapkan, saya bisa lebih mudah merancang strategi dan kegiatan yang bervariasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang beragam.

2. Perencanaan Pembelajaran Relevan Berbasis UbD

Perencanaan pembelajaran yang relevan untuk dikembangkan di sekolah saya adalah rancangan pembelajaran berbasis proyek atau studi kasus.

Jenis rancangan ini memungkinkan murid untuk mengaplikasikan pemahaman mereka dalam konteks nyata dan menghasilkan bukti pemahaman yang autentik.

Berikut adalah contoh rancangan pembelajaran berbasis prinsip UbD untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya topik Ekosistem.

Rancangan Pembelajaran Berbasis UbD: Topik "Ekosistem Lingkunganku"

Tahap 1: Mengidentifikasi Hasil yang Diinginkan (Desired Results)

Tujuan Jangka Panjang (Enduring Understandings):

  • Ekosistem adalah sistem yang kompleks di mana komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.
  • Keseimbangan ekosistem sangat penting untuk keberlanjutan hidup di Bumi dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
  • Setiap organisme memiliki peran dan fungsinya dalam ekosistem.

Pertanyaan Esensial (Essential Questions):

  • Bagaimana komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem saling berinteraksi?
  • Mengapa menjaga keseimbangan ekosistem itu penting?
  • Bagaimana tindakan manusia dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem lokal?
  • Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem di sekitar kita?

Pengetahuan (Knowledge): Murid akan mengetahui...

  • Definisi ekosistem, komponen biotik (produsen, konsumen, dekomposer) dan abiotik (air, udara, tanah, cahaya matahari, suhu).
  • Jenis-jenis interaksi dalam ekosistem (rantai makanan, jaring-jaring makanan, simbiosis).
  • Dampak positif dan negatif aktivitas manusia terhadap ekosistem.

Keterampilan (Skills): Murid akan mampu...

  • Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem lokal.
  • Menganalisis interaksi antar komponen ekosistem.
  • Merumuskan solusi sederhana untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
  • Mempresentasikan hasil observasi dan rekomendasi mereka.

Tahap 2: Menentukan Bukti Penilaian (Acceptable Evidence)

Tugas Kinerja (Performance Tasks):

Proyek "Konservasi Ekosistem Lokal": Murid (dalam kelompok) akan memilih satu ekosistem lokal (misalnya taman sekolah, sungai kecil dekat rumah, atau lahan kosong) untuk diobservasi.

Mereka akan mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik, interaksi yang terjadi, dan potensi masalah atau ancaman terhadap ekosistem tersebut.

Berdasarkan hasil observasi, mereka akan merancang proposal aksi nyata sederhana untuk menjaga atau memperbaiki ekosistem tersebut. Proposal ini akan dipresentasikan di depan kelas.

Bukti Lain (Other Evidence):

  • Jurnal Reflektif: Murid menulis jurnal harian tentang pemahaman mereka tentang ekosistem, tantangan yang mereka hadapi selama proyek, dan solusi yang mereka pikirkan.
  • Kuis Singkat: Untuk menguji pemahaman dasar tentang definisi dan konsep-konsep kunci.
  • Observasi Guru: Selama diskusi kelompok, kegiatan observasi, dan presentasi.

Tahap 3: Merencanakan Pembelajaran (Learning Plan)

Aktivitas Belajar:

  • Pengantar: Menggali pengetahuan awal murid tentang lingkungan sekitar mereka dan memancing pertanyaan esensial.
  • Eksplorasi Lapangan/Virtual: Mengunjungi ekosistem lokal (jika memungkinkan) atau menggunakan simulasi/video untuk mengamati berbagai jenis ekosistem dan komponennya.
  • Diskusi dan Analisis: Menganalisis hasil observasi, mengidentifikasi interaksi, dan membahas dampak aktivitas manusia.
  • Perancangan Proyek: Murid bekerja dalam kelompok untuk merancang proyek "Konservasi Ekosistem Lokal", dengan bimbingan guru.
  • Presentasi dan Refleksi: Setiap kelompok mempresentasikan proposal mereka dan menerima umpan balik dari teman dan guru. Murid melakukan refleksi individu tentang pembelajaran mereka.

Sumber Belajar:

  • Buku teks, artikel ilmiah, video dokumenter tentang ekosistem.
  • Alat observasi (loop, alat tulis).
  • Situs web atau aplikasi simulasi ekosistem.
  • Narasumber lokal (jika memungkinkan, seperti pegiat lingkungan).

Contoh 2, Aksi Nyata: Bagaimana UbD Membantu Guru? 

1. Berikut beberapa ide yang bisa didapatkan seorang guru setelah memahami UbD: 

Merancang Tujuan Pembelajaran yang Jelas dan Terukur 

  • Mulai dari akhir: Guru dapat merancang tujuan pembelajaran dengan memikirkan  hasil akhir yang ingin dicapai siswa (apa yang siswa harus tahu dan bisa lakukan  setelah pembelajaran). 
  • Menggunakan kata kerja operasional: Guru dapat menggunakan kata kerja  seperti menganalisis, mengevaluasi, menciptakan, dan menerapkan untuk  membuat tujuan pembelajaran lebih spesifik dan terukur. 
  • Menghubungkan dengan kehidupan nyata: Guru dapat menghubungkan tujuan  pembelajaran dengan situasi nyata yang relevan dengan kehidupan siswa.

Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran yang Bermakna 

  • Pembelajaran berbasis masalah: Guru dapat menyajikan masalah atau  pertanyaan autentik yang menantang siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi.
  • Proyek berbasis inkuiri: Guru dapat mendorong siswa untuk melakukan  penelitian, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan sendiri. 
  • Diskusi kelompok: Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif  di mana siswa dapat bertukar ide dan saling belajar. 

Diferensiasi 

Membuat Penilaian yang Otentik 

  • Penilaian berbasis kinerja: Guru dapat menilai kemampuan siswa melalui tugas tugas yang menuntut mereka untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan  dalam situasi nyata. 
  • Portofolio: Guru dapat meminta siswa untuk mengumpulkan karya-karya terbaik  mereka dalam sebuah portofolio untuk menunjukkan pertumbuhan belajar mereka. 
  • Rubrik penilaian: Guru dapat menggunakan rubrik penilaian yang jelas dan  terperinci untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa. 

Memfasilitasi Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa 

  • Pembelajaran diferensiasi: Guru dapat menyesuaikan pembelajaran untuk  memenuhi kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda dari setiap siswa. 
  • Pembelajaran mandiri: Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk  belajar secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar. 
  • Refleksi: Guru dapat mendorong siswa untuk merefleksikan proses belajar mereka dan memberikan umpan balik terhadap pembelajaran mereka sendiri. 

2. Sebagai contoh, kita akan mengambil tema "Lingkungan Hidup" untuk kelas 5 SD. 

Menentukan Tujuan Pembelajaran 

Tujuan Besar:

  • Siswa mampu menganalisis dampak aktivitas manusia terhadap  lingkungan dan merancang solusi untuk masalah lingkungan di sekitar mereka.

Tujuan Khusus: 

  • Siswa dapat mengidentifikasi berbagai jenis polusi dan penyebabnya.
  • Siswa dapat menjelaskan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. 
  • Siswa dapat merancang proyek sederhana untuk mengurangi sampah di  lingkungan sekolah. 

Mengembangkan Penilaian 

  • Penilaian Awal: Tes pengetahuan awal tentang lingkungan. 
  • Penilaian Proses: Observasi selama kegiatan kelompok, penilaian portofolio  (poster, laporan proyek), jurnal refleksi siswa. 
  • Penilaian Akhir: Presentasi proyek kelompok, tes tertulis tentang pemahaman  konsep lingkungan. 

Merancang Kegiatan Pembelajaran 

  • Mulai dengan Pertanyaan Esensial: Apa yang membuat lingkungan menjadi  sehat dan lestari? 

Kegiatan Pembelajaran: 

  • Menjelajahi: Menonton video dokumenter tentang kerusakan lingkungan,  diskusi kelompok tentang masalah lingkungan di sekitar sekolah, membuat  peta konsep tentang komponen lingkungan. 
  • Menyelidiki: Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar sekolah  (misalnya, jumlah sampah, kondisi sungai), mengumpulkan data tentang  jenis sampah yang ditemukan, menganalisis data. 
  • Menciptakan: Merancang poster atau slogan tentang pentingnya menjaga  lingkungan, membuat komitmen pribadi untuk mengurangi sampah,  membuat prototype produk ramah lingkungan (misalnya, tempat sampah  organik dan non-organik dari bahan bekas).

(Sri Juliati)

Baca Lebih Lanjut
Setelah Memahami Substansi CP Guru Diharapkan Mulai Mendapatkan Ide-ide tentang...
Moh. Habib Asyhad
Pakar BRIN: AI Tak Bisa Gantikan Peran Guru, Bantu Tugas Administratif Bisa
Detik
BINUS University Gelar Aksi PLOGGING di Alun-Alun Kota Malang, Awali Program Sosial BINUS Untuk Negeri 2025
Timesindonesia
Dukung  Pengembangan Karir Guru, S2 Pendidikan Dasar UNIPMA Gelar Kuliah Umum
Timesindonesia
Guru dan Siswa Sekolah Binaan Astra Menggaungkan Budaya Indonesia di World Expo 2025 Osaka
Timesindonesia
Bagaimana Kaitan Pembelajaran Terpadu dengan Konsep Kurikulum Merdeka yang Dilaksanakan Beberapa Tahun Terakhir Ini?
Moh. Habib Asyhad
12.500 Guru Bakal Dapat Beasiswa D4/S1 Senilai Rp 3 Juta, Apa Syaratnya?
Detik
Kelakuan Muhlis Anggota LSM Viral, Gebrak Meja Nantang Dipukul, Siswa SD dan Guru Ketakutan
Dedy Qurniawan
Apa Saja Apresiasi yang Diberikan kepada Siswa yang Konsisten Disiplin Datang Tepat Waktu?
Moh. Habib Asyhad
UNJ Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Tata Bunyi Bahasa Inggris dan Pengajaran BIPA dari FBS
Timesindonesia