SURYA.co.id - Keputusan Gito untuk merantau demi mencari nafkah ternyata berujung pada tragedi yang memilukan. Pria penyandang disabilitas asal Nganjuk, Jawa Timur, harus menanggung kesulitan luar biasa setelah gajinya tak dibayarkan oleh mandor tempatnya bekerja. Tidak memiliki uang untuk pulang, ia terpaksa berjalan kaki dari Pasuruan ke Nganjuk.
Perjalanan panjang itu berlangsung sejak subuh, menyusuri jalanan demi harapan bertemu kembali dengan anak-anaknya di rumah.
Di tengah malam, di kawasan Sidoarjo, tubuhnya yang lelah dan langkahnya yang tidak seimbang menarik perhatian seorang TikToker dengan akun @lakihoki.
Saat ditemui, Gito tampak gemetar, jalannya oleng, dan tubuhnya terlihat sangat kelelahan. Kelelahan fisiknya bukan hanya akibat perjalanan jauh, tetapi juga karena beban mental yang menimpanya.
"Mandornya bermasalah pak, waktunya bayaran ditinggal," ujar Gito lirih seperti dikutip dari Tribun Jakarta
Tak bisa berbuat banyak, Gito harus menerima kenyataan pahit bahwa kerja kerasnya selama sebulan sebagai kuli bangunan tidak membuahkan hasil. Padahal, ia sangat bergantung pada penghasilan itu untuk menghidupi tiga anaknya di kampung.
Kehidupan sebagai kuli bangunan bukanlah hal mudah, terlebih bagi seorang penyandang disabilitas.
Namun, Gito tetap berusaha menjalani pekerjaan dengan tekun, berharap mendapatkan upah yang bisa ia bawa pulang.
TikToker yang menemui Gito sempat berbincang dengannya dan terkejut mengetahui bahwa ia telah berjalan kaki dari Pasuruan sejak subuh.
"Pulang nggak bawa uang sama sekali?" tanyanya dengan penuh keprihatinan.
"Nggak ada," jawab Gito singkat, menggambarkan betapa beratnya situasi yang ia hadapi.
Melihat kondisi Gito yang memprihatinkan, sang TikToker menawarkan bantuan untuk mengantarkannya ke terminal menggunakan mobil.
Namun, Gito menolak dengan alasan takut masuk angin. Ia tetap berkeras ingin berjalan kaki meskipun tubuhnya sudah kelelahan.
Pria yang menemui Gito akhirnya menawarkan bantuan lain dengan memesankan ojek agar ia bisa tiba di terminal lebih cepat.
Setelah didesak, Gito akhirnya menerima tawaran tersebut.
Dalam perjalanan pulang itu, Gito menceritakan pengalaman pahitnya bekerja jauh dari kampung halaman.
Ini adalah kali pertama ia merantau, dan ternyata ia harus menghadapi penipuan yang membuatnya pulang tanpa sepeser uang pun.
"Saya ikhlas nggak apa-apa, biar yang kuasa yang balas," katanya dengan nada pasrah
Kisah Gito menjadi sorotan karena menunjukkan betapa rentannya pekerja informal, terutama mereka yang bekerja tanpa kontrak resmi. Tanpa perlindungan hukum yang jelas, mereka mudah menjadi korban ketidakadilan.
Sementara itu, unggahan TikToker @lakihoki tentang Gito mendapat banyak perhatian di media sosial. Warganet ramai-ramai mengutuk tindakan mandor yang telah menipunya.
Beberapa warganet bahkan mengusulkan penggalangan dana untuk membantu Gito dan memastikan ia tidak mengalami kesulitan lagi di masa depan.
Kini, Gito telah kembali ke rumahnya di Nganjuk, tetapi pengalaman pahit ini akan selalu dikenangnya.
==
Harian Surya atau SURYA.co.id akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur, melalui: