TRIBUN-MEDAN.com - Pilu bocah di Jambi jalani 5 kali operasi.

Kelaminnya terpotong saat sunat laser.

Perawat pun dilaporkan ke polisi.

Baim bocah berusia 10 tahun warga Desa Sangir, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, harus kehilangan sebagian kelaminnya saat sunat laser pada Oktober 2024 lalu.

Meski sudah 7 bulan berlalu, Baim masih mengalami kesulitan buang air kecil dan mengalami trauma berat bahkan hampir setiap waktu selalu menangis kesakitan.

Pihak keluarga telah membawa korban ke rumah sakit di Sumatra Barat dan telah dilakukan lima kali tindakan operasi. 

Namun dokter menyatakan alat kelamin korban yang terpotong tidak bisa disambung lagi dan hanya bisa pembuatan saluran kencingnya.

Keluarga Baim (10) resmi melaporkan kasus salah sunat ke Polres Kerinci pada Minggu, 1 Juni 2025, sekitar pukul 11.00 WIB.

“Sampai sekarang anak kami masih merasa sakit. Dia juga kesulitan saat buang air kecil,” ujar ibu Baim dalam video viral yang beredar.

Baim melakukan khitanan laser di tempat praktik mandiri milik oknum perawat berinisial YN di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Dikutip dari unggahan akun Facebook Yuyun Sinta Nara, peristiwa dugaan malpraktek sunat itu terjadi pada Oktober 2024.

Baim merupakan anak pasangan Dian dan Heko, warga Kecamatan Kayu Aro, Kerinci. Perawat YN mengabaikan kesepakatan padahal korban Baim belum sembuh (ist)

 

Baim merupakan anak pasangan Dian dan Heko, warga Kecamatan Kayu Aro, Kerinci.

Usai insiden saat sunat, sempat terjadi perundingan damai antara keluarga korban dengan YN.

Namun belakangan, perawat YN mengabaikan kesepakatan padahal korban Baim belum sembuh total.

Menurut informasi yang beredar, lokasi praktik hanya mengantongi izin apotek, bukan izin klinik atau tempat praktik medis.

YN juga baru saja lulus seleksi P3K.

Berdasarkan keterangan ibu korban hingga operasi kedua, oknum perawat tersebut bertanggung jawab sepenuhnya untuk biaya pengobatan.

Kemudian pada operasi ketiga hingga kelima menggunakan BPJS dan pelaku hanya membantu uang transportasi. 

Namun untuk biaya pengobatan selanjutnya pelaku lari dari kesepakatan awal perdamaian.

Bahkan akhir-akhir ini pelaku mulai tidak peduli dengan kondisi korban sebagaimana kesepakatan awal.

Kapolres Kerinci AKBP Arya T Brachmana menjelaskan, insiden itu terjadi pada Sabtu, 19 Oktober 2024, sekitar pukul 15.30 WIB.

Saat itu, korban diantar oleh orangtuanya ke klinik untuk menjalani sunat laser.

Namun, proses sunat tidak berjalan lancar. Korban mengalami pendarahan hebat.

“Terjadi pendarahan aktif (darah tidak berhenti) pada alat kelamin korban.

Selanjutnya, sekitar pukul 17.00 WIB, korban dibawa ke RS Muaro Labuh, Sumbar.

Sesampainya di sana, pihak rumah sakit tidak sanggup menangani keadaan tersebut,” kata Arya saat dikonfirmasi, Senin (26/5/2025).

Korban kemudian dirujuk ke RS Siti Rahmah di Padang, Sumbar.

Namun, rumah sakit tersebut juga menyatakan tidak sanggup menangani kondisi korban, hingga akhirnya dirujuk lagi ke RS M. Djamil Padang.

“Dan barulah bisa dilakukan operasi terhadap korban,” ujarnya.

Arya menyebut, setelah kejadian itu, korban telah menjalani lima kali operasi.

Hingga saat ini, korban masih merasakan sakit saat buang air kecil.

 

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com

(*/tribun-medan.com) 

Baca Lebih Lanjut
Sedih, Si Uni Mati di Taman Rimba Jambi
Detik
Bapak-bapak Tendang Bocah Main Skateboard di Depok Berbuntut Panjang
Detik
Viral Bocah Depok Ditendang gegara Main Skateboard Kena Warga
Detik
Polisi Imbau Bocah Skateboard Ditendang Bapak-bapak di Depok Buat Laporan
Detik
Bocah 13 Tahun di Meranti Riau Hilang, Ternyata Dicabuli Tukang Cukur
Detik
4 Korban Luka Land Cruiser Vs Ambulans di Riau: Ada Dokter-Perawat
Detik
Tampang Tukang Cukur Bejat yang Cabuli Bocah 13 Tahun di Meranti Riau
Detik
Komputer Super China Melayang di Antariksa, Ini Kecanggihannya
Detik
Geger Temuan Kerangka Manusia di Parit Prambanan Sleman
Jauh Hari Wawan S
Nasib Pilu Yusuf, Hidup Bersama Bayinya di Kolong Jembatan, Rela Tak Makan Demi Beli Susu
Dedy Qurniawan