TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video viral di media sosial mengabadikan momen langka dari pecatur legendaris asal Norwegia, Magnus Carlsen, yang tampak memukul meja secara keras usai kalah dari Gukesh Dommaraju dalam turnamen Norway Chess 2025.

Pertandingan berlangsung di Finansparken, Stavanger, Norwegia, pada Minggu lalu, The Guardian melaporkan.

Hasil akhirnya, Gukesh menang telak 3-0 atas Carlsen.

Dalam video berdurasi sekitar satu menit itu, Carlsen terlihat duduk diam setelah menyadari blunder fatal yang ia lakukan di babak akhir.

Tak lama kemudian, ia memukul meja dengan keras, lalu menjabat tangan Gukesh secara singkat dan pergi meninggalkan lokasi pertandingan.

Ia tidak mengikuti sesi wawancara seperti biasanya, 

Reaksi emosional ini mengejutkan publik dan para pengamat.

Selama ini, Carlsen dikenal sebagai pemain yang tenang dan nyaris tak pernah menunjukkan amarah di atas papan.

Namun, kekalahan dari Gukesh, yang baru berusia 19 tahun, tampaknya begitu mengganggu mentalnya.

Carlsen mengakui ia kesulitan membaca strategi Gukesh dalam pertandingan tersebut.

"Saya tidak sepenuhnya mengerti konsep permainan Gukesh kali ini," kata Carlsen kepada TV2 Norway.

"Sepertinya saya bermain dengan sangat baik, tapi tetap kalah."

Kesalahan fatal terjadi saat Carlsen mengira dirinya unggul, tetapi satu langkah keliru justru membalikkan situasi.

Gukesh memanfaatkan celah itu dengan akurat dan tanpa ragu, mengamankan poin penuh dalam sistem klasemen Norway Chess.

Kemenangan ini menjadi sejarah tersendiri bagi Gukesh.

Ini adalah kali pertama ia mengalahkan Carlsen dalam pertandingan catur klasik.

Pecatur asal India itu tampil tenang, matang, dan penuh percaya diri meski menghadapi salah satu pemain terbaik sepanjang masa.

Meski menang, Gukesh merendah.

"Dari 100 pertandingan, saya mungkin kalah 99 kali. Tapi hari ini saya beruntung," ujarnya.

Pertandingan ini menuai pujian dari berbagai pihak.

Grandmaster asal Inggris, David Howell, menyebutnya sebagai "balikkan tahun ini."

Menurut Howell, duel tersebut memperlihatkan betapa ketatnya persaingan dan tingginya tekanan dalam dunia catur profesional.

"Ini bukan hanya soal taktik, tapi juga soal emosi," katanya kepada Chess.com.

Meski kalah dalam pertandingan ini, Carlsen masih memimpin klasemen sementara Norway Chess 2025.

Turnamen ini mempertemukan para pecatur top dunia dan memperebutkan total hadiah sekitar 148 ribu dolar AS.

Juara pertama akan membawa pulang hampir 62 ribu dolar.

Kemenangan atas Carlsen semakin mengukuhkan posisi Gukesh sebagai bintang baru di dunia catur.

Pada 2024, ia dinobatkan sebagai juara dunia termuda dalam sejarah, mengalahkan rekor legendaris Garry Kasparov.

Namanya kini diperhitungkan sebagai calon dominator baru, menggantikan dominasi panjang Carlsen yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.

Carlsen sendiri adalah juara dunia lima kali dan pernah menempati peringkat satu dunia selama lebih dari 120 bulan berturut-turut.

Namun, kekalahan ini menandakan era kejayaan pun bisa digoyang oleh generasi muda.

Rekaman insiden kekalahannya telah disaksikan jutaan kali di berbagai platform.

Banyak yang memahami reaksi emosional Carlsen sebagai bentuk tekanan batin seorang juara sejati.

Di sisi lain, publik juga memuji kedewasaan Gukesh dalam menghadapi pertandingan yang begitu menentukan.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)