TRIBUN-MEDAN.COM - Fakta baru kasus perampokan yang menewaskan Petry Boru Sihombing (35) di Serang, Banten.

Terungkap sejumlah barang berharga milik pasangan suami istri, Petry Boru Sihombing dan Wadison Pasaribu (37) hilang.

Barang-barang tersebut berupa uang tunai dan perhiasan.

KORBAN PERAMPOKAN - Pasangan suami istri (pasutri) di Serang, Banten, bernama Wadison Pasaribu (37) dan Petry Sihombing (35) diduga menjadi korban perampokan pada Minggu (1/6/2025). Polisi kuak dugaan.
KORBAN PERAMPOKAN - Pasangan suami istri (pasutri) di Serang, Banten, bernama Wadison Pasaribu (37) dan Petry Sihombing (35) diduga menjadi korban perampokan pada Minggu (1/6/2025). Polisi kuak dugaan. (Istimewa)

Hilangnya barang-barang berharga tersebut menguatkan indikasi bahwa pembunuhan Petry Boru Sihombing bermotif perampokan.

Selain Petry, Wadison Pasaribu yang merupakan suami korban mengalami kritis akibat penganiayaan yang dilakukan pelaku. 

Pengacara korban, Toni Lembas Pasaribu, mengatakan peristiwa tersebut murni perampokan.

Sebab berdasarkan penuturan keluarga kepada Toni, ada beberapa barang yang hilang.

"Di rumah korban berupa uang tunai dan perhiasan jenis cincin hingga emas milik korban hilang," kata Toni kepada wartawan, Senin (2/6/2025).

Namun Toni, belum bisa memastikan berapa jumlah uang dan gram emas serta barang lain yang hilang tersebut karena rumah korban masih dipasang garis Polisi.

"Karena kan sekarang posisi rumah itu kan belum bisa kami periksa. Dan polisi juga belum selesai melakukan olah TKP. Ini baru selesai dari Inafis, dari situ untuk olah TKP yang kedua," katanya.

Toni menjelaskan, Wadison tidak tahu identitas dan jumlah pasti para pelaku. Ia mengaku, saat peristiwa tersebut terjadi, dirinya langsung dipukul para pelaku hingga tak sadarkan diri.

"Jadi dia tidak mengetahui berapa, berapa dan siapa karena dia langsung ditutup," ujar Toni.

KORBAN PERAMPOKAN - Pasangan suami istri (pasutri) di Serang, Banten, bernama Wadison Pasaribu (37) dan Petry Sihombing (35) diduga menjadi korban perampokan pada Minggu (1/6/2025). Polisi kuak dugaan.
KORBAN PERAMPOKAN - Pasangan suami istri (pasutri) di Serang, Banten, bernama Wadison Pasaribu (37) dan Petry Sihombing (35) diduga menjadi korban perampokan pada Minggu (1/6/2025). Polisi kuak dugaan. (Istimewa)

Kronologi Pembunuhan dan Perampokan

Diberitakan sebelumnya, Petry Sihombing (35) ditemukan meninggal dunia di rumahnya yang berlokasi di perumahan Puri Anggrek, Kota Serang, Banten.

Sementara, sang suami korban, Wadison Pasaribu (47), ditemukan di ruang dapur dengan kondisi terikat dalam karung dengan keadaan masih hidup.

Tetangga korban, Jansen Pasaribu menuturkan, almarhumah dikenal di lingkungannya sebagai sosok yang supel dan mudah bergaul dengan tetangga.

Menururt Jansen, pasangan suami istri Wadison Pasaribu dan Petry Sihombing sudah 8 tahun lebih tinggal di perumahan Puri Anggrek, Kota Serang.

"Selama hidupnya almarhumah ini pandai bergaul, sama ibu-ibu di komplek perumahan juga sering berbincang-bincang, tidak pernah ada masalah," kata Jansen kepada TribunBanten.com, Minggu, (1/6/2025).

Kemudian, kata Jansen, dalam kegiatan di masyarakat juga almarhumah selalu aktif ikut terlibat.

"Ya biasanya sama ibu-ibu di sini aktif berkegiatan, tidak menutup diri," ujarnya.

Kendati demikian, kata Jansen, sang suami jarang ada di rumahnya lantaran bekerja sebagai pegawai bank keliling di wilayah Malingping, Lebak, Banten.

"Memang suaminya ini jarang ada di rumah, paling kalau pulang itu seminggu atau dua minggu sekali," tuturnya.

Jansen menuturkan, kondisi keluarga pasangan Wadison Pasaribu dan Petry Sihombing sebelum terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut tidak ada keributan apapun.

Bahkan, kata Jansen, sehari-harinya terlihat rukun tidak pernah ada keributan atau masalah dengan lingkungan sekitar. "Itu tidak ada masalah apapun, ya keluarganya rukun, baik-baik saja," ucapnya.

Atas peristiwa ini, kata Jansen, dirinya mengaku kaget lantaran terjadi secara tiba-tiba.

"Kami sebagai tetangga kaget, karena kesehariannya kan baik-baik saja tidak ada masalah apapun," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Petry Sihombing (35) di kediamannya di Perumahan Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, pada Minggu (1/6/2025) dini hari.

Sementara, kondisi sang suami, Wadison Pasaribu (47), telah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Sari Asih.

Dalam peristiwa sadis ini, Wadison Pasaribu ditemukan terikat dalam karung oleh tetangganya di dapur rumahnya di Perumahan Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, pada Minggu (1/6/2025).

Sementara, Petry Boru Sihombing ditemukan tak bernyawa di kamarnya. 

Menurut petugas dari IGD RS Sari Asih yang enggan disebutkan namanya, kondisi Wadison sudah membaik dan ia diperbolehkan pulang pada Minggu siang sekitar pukul 11.00 WIB.

"Ya benar, tadi pagi ada pasien atas nama Wadison Pasaribu, sempat ditangani oleh dokter di IGD. Alhamdulillah kondisinya membaik dan sudah pulang," ujarnya. 

Sedangkan jenazah Petry Boru Sihombing sudah disemayamkan di kediaman kakaknya yang berada tidak jauh dari rumah mereka. 

Berdasarkan pantauan wartawan, Wadison Pasaribu turut mendoakan mendiang istrinya setelah keluar dari rumah sakit. 

Namun, baik Wadison Pasaribu, keluarga Petry Boru Sihombing, maupun keluarganya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait peristiwa ini karena masih dalam suasana duka. 

Kronologi kejadian

Peristiwa ini berawal ketika anak korban yang berusia lima tahun keluar rumah sambil menangis dan meminta pertolongan pada Minggu dini hari sekitar pukul 05.00 WIB.

Jansen Pasaribu (57), tetangga korban, langsung keluar rumahnya setelah mendengar tangisan tersebut.

"Saya sudah firasat buruk malam-malam, anak minta tolong, langsung saya teriak minta tolong," kata Jansen.

Setelah mendengar teriakan anak korban, Jansen dan tetangga lainnya masuk ke rumah korban melalui pintu belakang. 

Di dalam rumah, mereka menemukan Wadison Pasaribu terbungkus dalam karung. 

"Kata anaknya, 'Bapak saya di karung.' Kami berusaha membuka ikatan karungnya," ucap Jansen.

Mereka kemudian mengecek kamar tidur dan menemukan Petry dalam kondisi kaku dengan tangan terikat.

"Setelah lepas, ternyata tangannya sudah kaku. Langsung saya larang orang masuk karena lihat sudah kaku tangannya," tuturnya. 

Menurut pengakuan Jansen, tidak ditemukan luka akibat benda tajam pada tubuh Petry.

Kematian Petry Sihombing yang masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Kematian Petry Sihombing yang masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. (Kolase Tribun Medan)

Engsel pintu belakang rusak

Setelah kejadian tersebut, polisi segera datang ke lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria, juga hadir untuk memimpin olah TKP.

Yudha menduga Wadison dan Petry merupakan korban perampokan, berdasarkan temuan penyidik yang menemukan pintu belakang rumah korban rusak akibat didobrak. 

"Dari pintu belakang kami cek TKP ada rusak didobrak, hal itu terlihat dari engsel pintu yang rusak. Dugaannya (pelaku) lebih dari satu orang," ujarnya.

Yudha menambahkan bahwa dua anak korban, yang berusia lima dan tujuh tahun, telah dititipkan kepada kerabat mereka untuk mendapatkan perlindungan dan perhatian lebih.

Sosok korban di lingkungan sekitar

Menurut kerabat korban, Grace Pasaribu, kedua pasutri tersebut sudah lama tinggal di Puri Anggrek.

Korban Wadison bekerja di sebuah Koperasi Simpan Pinjam atau sering disebut bank Keliling di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

"Korban sehari-hari ada di Bayah, cuma karena libu sehingga ada di Serang. Jadi kalau libur pulang ke sini," kata Grace kepada wartawan.

Tak hanya itu, korban juga memiliki kontrakan di lingkungan Puri Anggrek.

Sedangkan Petry Sihombing, istri korban hanya sebagai ibu rumah tangga yang menghuni rumah di Puri Anggrek Serang Blok G 10 Nomor 11. 

"Anaknya dua, yang besar perempuan. Itu yang minta tolong kepada warga," katanya.

Warga lainnya,  Ishak Nurdin mengatakan, korban dikenal sosok yang baik. 

Ia tak menduga bahwa nasib nahas akan menimpa keluarga tersebut.

"Selama ini korban akur-akur aja dengan tetangga, sosoknya baik," ungkap Nurdin.

Baru Transaksi Tanah

Menurut Ishak Nurdin, polisi tiba ke TKP setelah mendapat laporan warga.

Kata Nurdin, saat pemeriksaan, berkas di rumah korban tampak berserakan.

"Di sini nggak kehilangan apa-apa, cuma berkas aja acak-acakan," ujar Nurdin kepada wartawan, Minggu (1/6/2025).

Nurdin menduga, kasus tersebut bukan perampokan biasa. Apalagi, korban baru selesai transaksi tanah yang ditandatangani oleh Petry Sihombing.

"Dugaannya ada keselisihan faham, apalagi kerjanya (Wadison) di Bank (Keliling). Dengar informasi sih habis transaksi tanah, tandatangan si istrinya," katanya.

Nurdin berharap, kasus tersebut segera diungkap Kepolisian agar insiden keji yang menimpa keluarga tersebut terang benderang.

"(Wadison) setiap seminggu sekali pulang ke Serang, karena kegiatannya di Bayah, Lebak. Mudah-mudahan cepat tertangkap, biar jelas. Kan masih hidup suaminya," ungkapnya.

Kasus tersebut masih dalam penyelidikan pihak Kepolisian Polresta Serang Kota.

(*/tribun-medan.com) 

 

Baca Lebih Lanjut
Sadis! Perampokan di Serang Banten, Istri Tewas dengan Tangan Terikat, Suami Dibungkus Karung, Anak Histeris
Ayu Wulansari K
Jeritan Anak Korban Perampokan Sadis di Serang, Ibu Tewas Terikat dan Ayah Kritis Usai Dimasukkan dalam Karung
Irene Cynthia
Dikenal Sebagai Band Pengiring Happy Asmara, Royal Crown Music Siapkan Single Perdana
Timesindonesia
3 Rekomendasi Drakor Choi Jung Woo, Aktor Senior Korsel yang Baru Meninggal
Faza Anjainah Ghautsy
Cerita Mereka yang Baru Pertama Jajal MRT Jakarta
Detik
SIM Mati Bisa Diperpanjang Tanpa Bikin Baru, Catat Syaratnya
Detik
Erick Thohir Buka-bukaan Kabar BSI Spin Off dari Bank Mandiri
Detik
Persija Tunjuk Pelatih Baru, Dulu Pernah Tangani MU
Detik
Emak-emak Bekasi Pertama Kali Jajal MRT: Kirain Buat Orang Kantoran Aja
Detik
Tomat Itu Buah atau Sayur? Ini Fakta Menurut Sains
Detik