SURYAMALANG.COM, - Penuh kejutan, hasil final Liga Champions PSG vs Inter Milan yang berakhir dengan skor 5-0 pada Minggu (1/6/2025) di Allianz Arena, Munchen, Jerman.

Dengan hasil tersebut, Paris Saint Germain (PSG) keluar sebagai juara Liga Champions 2024-2025 sekaligus menjadi tim asal Prancis yang meraih gelar treble winners.

Banyak fakta menarik dari hasil final Liga Champions termasuk nama pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert yang ikut terbawa.

Pertandingan berlangsung dengan dominasi mutlak PSG atas Inter Milan, terlihat jelas dari lima gol yang tercipta. 

PSG membuat lima gol lewat empat pemainnya; Achraf Hakimmi (12'), Desire Doue (20', 63'), Khvicha Kvaratskhelia (70') dan Senny Mayulu (86').

Kemenangan ini bukan hanya jadi trofi Eropa pertama PSG, tapi juga menghasilkan sejumlah rekor monumental yang akan dikenang sepanjang masa.

Sejak diakuisisi investor asal Qatar, PSG telah mengincar Liga Champions sebagai mahkota utama proyek megabintang mereka. 

Setelah gagal di final 2020, PSG berhasil meraih juara dengan cara luar biasa, membantai Inter Milan dengan skor terbesar dalam sejarah final kompetisi ini.

Berikut sederet fakta menariknya:

1. Kemenangan Terbesar di Final Liga Champions

Dilansir laman UEFA, skor 5-0 atas Inter Milan adalah margin kemenangan terbesar sepanjang sejarah final Liga Champions. 

Sebelumnya, rekor tertinggi adalah kemenangan 4 gol, yakni Real Madrid 7-3 Eintracht Frankfurt (1960), Bayern Munich 4-0 Atletico Madrid (1974), AC Milan 4-0 Steaua Bucuresti (1989), AC Milan 4-0 Barcelona (1994).

2. Starting XI Termuda Abad ke-21

Racikan strageti Luis Enrique dengan menurukan pemain muda mampu berbicara banyak. PSG menorehkan sejarah dengan skuad termuda di final Liga Champions. 

Di laga ini, Luis Enrique menurunkan rata-rata usia starting XI hanya 25 tahun dan 96 hari.

Itu menjadikan PSG sebagai tim dengan susunan pemain termuda di final UCL abad ke-21, sekaligus bukti bahwa regenerasi dan keberanian memberikan kepercayaan pada pemain muda dapat membuahkan hasil besar.

3. Treble Bersejarah

Dengan kemenangan ini, PSG resmi mencatat treble winner setelah sebelumnya menjuarai Ligue 1 dan Coupe de France. Mereka menjadi klub Prancis pertama yang meraih treble.

Secara keseluruhan, PSG menjadi klub ke-9 dalam sejarah Eropa yang berhasil meraih treble winners.

Sebelumnya, delapan tim yang pernah mengukir rekor tersebut adalah Celtic, Ajax, PSV, Manchester United, Inter Milan, Barcelona, Bayern Munchen, Manchester City.

4. Nama Patrick Kluivert dan Panggung Bintang Muda: Desire Doue

Nama paling bersinar di final ini adalah Desire Doue, winger berusia 19 tahun yang direkrut dari Rennes musim panas lalu. 

Doue memberi assist untuk gol pertama Achraf Hakimi serta mencetak gol kedua dan ketiga PSG di menit 20' dan 63'.

Menurut OptaJean dan Squawka, Doue menjadi pemain termuda pertama yang terlibat dalam minimal 3 gol di final Liga Champions.

Tak hanya itu, Senny Mayulu yang berusia 19 tahun juga mengukir rekor berkat satu golnya.

Mayulu dan Doue dan jadi pemain kedua dan keempat yang mencetak gol di final Liga Champions UEFA dengan usia termuda, setelah Patrick Kluivert pada tahun 1995 dan Carlos Alberto pada tahun 2004. 

Pemain termuda yang mencetak gol di final Liga Champions UEFA pertama ialah Patrick Kluivert (18 tahun 327 hari) lalu Senny Mayulu (19 tahun 14 hari), ketiga Carlos Alberto (19 tahun 167 hari) dan Desire Doue (19 tahun 362 hari).

PSG adalah tim pertama yang memiliki dua remaja yang mencetak gol di final Liga Champions.

Sementara itu, Hakimi mencetak 4 gol dan 5 assist musim ini di UCL—rekor tertinggi untuk seorang bek sejak Ian Harte (Leeds United, 2000/01).

5. Luis Enrique Sejajar dengan Guardiola

Kemenangan ini bukan hanya tonggak sejarah untuk PSG, tapi juga untuk pelatih mereka.

Luis Enrique kini menjadi pelatih kedua dalam sejarah yang meraih treble bersama dua klub berbeda, menyamai pencapaian Pep Guardiola.

Pep sebelumnya meraih treble bersama Barcelona di musim 2008/2009 dan Manchester City pada 2022/2023.

Sementara Enrique sebelum bersama PSG saat ini meraih treble winners dengan Barcelona pada 2014/2015.

Enrique juga masuk daftar elite pelatih yang menjuarai Liga Champions dengan dua klub berbeda, bersama Carlo Ancelotti, Ottmar Hitzfeld, Jupp Heynckes, Jose Mourinho, dan Pep Guardiola.

Musim ini telah mengubah narasi PSG dari 'abadi gagal di Eropa' menjadi raja baru sepak bola benua biru. 

Dengan rekor demi rekor dipecahkan, generasi baru bersinar, dan pelatih legendaris mengukir sejarah, PSG tidak hanya menang—mereka mengukir era baru.

Jalannya Pertandingan

Pada pertandingan tersebut, keunggulan PSG terlihat sangat jelas. 

Les Parisiens, julukan PSG, menguasai 59 persen ball possesion dan mencatatkan 23 tembakan, delapan diantaranya tepat sasaran.

Sementara Inter Milan hanya menguasai 40 persen ball possesion, hanya melepaskan delapan tembakan dan cuma dua yang tepat sasaran.

PSG memulai pertandingan dengan cara yang sedikit aneh, mereka membuang bola pertama ke wilayah Inter begitu kick-off dimulai. 

Namun setelah lima menit berlalu, tim asuhan Luis Enrique mulai menguasai permainan dengan intensitas tinggi dan penguasaan bola yang dominan. 

Inter tampak kesulitan keluar dari tekanan dan lebih banyak menunggu peluang melalui serangan balik.

Peluang pertama datang lewat skema bola mati usai Desire Doue dilanggar Bastoni. Vitinha mengirimkan umpan silang yang berbahaya ke depan gawang, dan Marquinhos hampir menanduk bola ke arah yang tepat. 

Beberapa saat kemudian, tembakan awal dari Doue masih terlalu lemah dan mudah diamankan Yann Sommer.

Dominasi PSG akhirnya berbuah manis pada menit ke-12. Melalui kombinasi cepat, Vitinha mengirim umpan terobosan matang kepada Doue di dalam kotak penalti. 

Alih-alih menembak sendiri, sang penyerang muda itu justru memberi umpan manis ke Achraf Hakimi yang tidak terkawal. Eks pemain Inter itu tinggal menceploskan bola ke gawang kosong. 

Ia memilih tidak merayakan golnya secara berlebihan, tetapi para pendukung PSG langsung berpesta dengan flare dan sorakan.

Delapan menit berselang, PSG menggandakan keunggulan melalui skema serangan balik cepat.

Saat Inter sedang menyerang dari sisi kiri, bola berhasil direbut dan langsung dialirkan ke Ousmane Dembele yang memberi umpan kepada Doue. 

Pemain berusia 19 tahun itu melepaskan tembakan dari sisi kanan kotak penalti, dan bola mengenai kaki Federico Dimarco sebelum berubah arah dan mengecoh Sommer. Skor menjadi 2-0 untuk PSG.

Inter sempat mendapat peluang emas di menit ke-23 lewat sepak pojok Calhanoglu. Acerbi berdiri bebas dan menanduk bola dari jarak dekat, namun arah sundulannya justru melambung tinggi.

Ancaman kembali datang di menit ke-37, kali ini Marcus Thuram menyambut umpan Calhanoglu namun sundulannya hanya melenceng tipis dari gawang.

PSG menutup babak pertama dengan penguasaan bola dan kontrol permainan yang dominan, unggul 2-0 atas Inter Milan.

Memasuki babak kedua, PSG tetap mempertahankan intensitas permainan mereka. Mereka cukup percaya diri setelah unggul dua gol dari babak pertama.

Tak lama dari peluit babak kedua dibunyikan, Khvicha Kvaratskhelia hampir saja menambah keunggulan PSG lewat aksi individu memukau.

Pemain Georgia itu melewati beberapa pemain Inter sebelum melepaskan tembakan yang hanya menyamping tipis dari tiang kiri. 

Beberapa menit kemudian, Kvaratskhelia kembali mendapat peluang setelah menyambar bola rebound di kotak penalti, tetapi tembakannya juga belum menemui sasaran.  

Inter mencoba memberi perlawanan. Nicolo Barella dan Nicola Zalewski mencoba melepaskan tembakan dari luar kotak penalti, namun semua berhasil diblok barisan pertahanan PSG.

Sementara itu, Hakan Calhanoglu beberapa kali mengirimkan umpan silang dari situasi bola mati, namun Donnarumma tampil sigap mengamankan gawangnya.

Pelatih Simone Inzaghi mencoba mengubah situasi lewat sejumlah pergantian. Federico Dimarco, Benjamin Pavard, dan Mkhitaryan ditarik keluar.

Nicola Zalewski, Yann Bisseck, dan Carlos Augusto masuk. Sayangnya, rotasi ini tidak memberikan dampak signifikan pada alur serangan Inter hingga menit 60'.

Petaka justru menghampiri Inter lagi di menit ke-63. PSG yang terus menggempur pertahanan lawan akhirnya memperbesar keunggulan.

Vitinha yang menjadi motor permainan lini tengah, memberikan umpan matang ke Desire Doue yang tidak terkawal di dalam kotak penalti. 

Tanpa ragu, pemain muda ini menyambut bola dengan sepakan pertama yang langsung menembus sisi kanan bawah gawang Sommer. Skor berubah menjadi 3-0 untuk PSG.

Beberapa menit setelah mencetak gol, Doue mendapat kartu kuning dan kemudian ditarik keluar untuk digantikan oleh Bradley Barcola di menit ke-66.  

Di sisi Inter, frustrasi makin terlihat. Simone Inzaghi bahkan mendapat kartu kuning karena protes berlebihan dari pinggir lapangan. 

Unggul 3-0, Paris Saint-Germain belum menunjukkan tanda-tanda melambat. 

Di menit ke-69 dan 71, dua pemain Inter—Marcus Thuram dan Francesco Acerbi—diganjar kartu kuning akibat pelanggaran keras.

Sinyal frustrasi mulai terlihat jelas dari kubu Nerazzurri. Sementara itu, Hakan Calhanoglu ditarik keluar dan digantikan oleh Kristjan Asllani, tapi pergantian ini juga belum mampu mengubah jalannya laga.

Barcola hampir menambah derita Inter lewat sepakan keras dari dalam kotak penalti, namun bola masih melambung tipis di atas mistar.

Garis tinggi yang dimainkan Inter Milan lagi-lagi berbuah petaka. Saat sedang asyik menyerang mereka kehilangan bola.

Serangan balik PSG berhasil dimaksimalkan menjadi gol di menit 73'. Gol keempat lahir lewat kombinasi rapi Ousmane Dembele dan Khvicha Kvaratskhelia.

Dembele yang tampil aktif di sisi kanan menyerang, mengirim bola matang ke Kvaratskhelia di dalam kotak penalti.

Pemain Georgia itu kemudian menunjukkan kelasnya dengan sepakan melengkung indah yang bersarang di pojok kiri gawang.

Sementara itu, Inter sempat menebar ancaman lewat Nicolo Barella, yang melepaskan tembakan tajam ke pojok kanan bawah, tetapi Gianluigi Donnarumma menunjukkan refleks luar biasa untuk menggagalkan peluang tersebut.

PSG menambah satu gol lagi lewat gol dari pemain muda mereka Senny Maluyu di menit 86'.

Hingga peluit akhir dibunyikan, PSG sukses mempertahankan skor 5-0 untuk menjadi juara.

(Tribunnews.com/Tribunnews.com)

Baca Lebih Lanjut
Link Live Streaming Final Liga Champions PSG Vs Inter
Detik
Prediksi Susunan Pemain Final Liga Champions PSG Vs Inter
Detik
Prediksi Skor PSG VS Inter Milan, Final Liga Champions 2025, Luis Enrique Bawa Ambisi Angkat Trofi
Hefty Suud
Jadwal Final Liga Champions PSG Vs Inter, Main Jam Berapa?
Detik
Prediksi Final Liga Champions PSG Vs Inter: Les Parisiens Favorit
Detik
Final Liga Champions: PSG Ketinggalan Head to Head Vs Klub Italia
Detik
Iniesta Merasa PSG Vs Inter Bakal Berjalan Menarik
Detik
Final Liga Champions Jadi Momen Penebusan Inter Milan
Timesindonesia
Final Liga Champions: PSG Unggul 2-0 atas Inter di Babak I
Detik
Final Liga Champions: PSG vs Inter, Duel Perdana yang Sarat Sejarah
Timesindonesia