TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Suasana haru mewarnai prosesi Wisuda ke-10 Universitas Ivet yang digelar di Hotel Patra Jasa Semarang.
Ribuan mata menjadi saksi momen menggetarkan hati ketika seorang mahasiswi, Arista Handayani, dengan suara lantang dan mata berkaca-kaca mengucapkan kalimat penuh makna: "Mak e, Pak e, akhire kulo wisuda!"
Kalimat sederhana namun sarat emosi tersebut sontak menggugah para wisudawan dan tamu undangan yang hadir.
Tak sedikit yang terisak, merasakan getaran perjuangan panjang di balik kata-kata itu.
Arista, yang diketahui sempat tertunda menyelesaikan studi karena berbagai tantangan, akhirnya berhasil meraih gelar sarjana dengan nilai memuaskan.
Secara spontan, dalam kesempatan tersebut, Rektor Unisvet, Dr. Luluk Elyana, M.Si. mempersilahkan orang tua dari Arista untuk ikut maju ke depan dan berfoto bersama.
"Ini momen langka, dimana Doa Orang Tua menjadi faktor penting untuk keberhasilan anaknya," tutur Rektor Unisvet dalam sambutannya.
Arista sendiri lulus setelah menempuh program unggulan di kampus Unisvet, yaitu program RPL, atau Recognisi Pembelajaran Lampau, dimana pengalaman mengajar dapat dikonversikan menjadi SKS dan memotong masa studi.
Kini, Arista telah menapaki karier cemerlang sebagai pendidik di salah satu sekolah internasional di Tiongkok.
Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa ketekunan dan semangat pantang menyerah mampu mengantarkan siapa pun pada keberhasilan.
Rektor Universitas Ivet, dalam sambutannya, menyampaikan rasa bangga atas semangat dan perjuangan para wisudawan, khususnya Arista.
"Kisah Arista adalah cermin bahwa waktu bukanlah hambatan. Yang terpenting adalah ketekunan, komitmen, dan keyakinan bahwa setiap usaha pasti membuahkan hasil."
Prosesi wisuda tahun ini menjadi lebih dari sekadar seremoni kelulusan. Ia menjadi momen reflektif dan inspiratif bagi seluruh civitas akademika Universitas Ivet, serta keluarga dan masyarakat yang hadir.