TRIBUNNEWS.COM - Terjadi kasus kekerasan di lingkungan kerja sebuah perusahaan tekstil di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Penganiayaan terhadap karyawati itu, dilakukan oleh seorang manajer produksi berinisial W (59), warga Kelurahan Gayamdompo, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar.
Wakapolres Karanganyar, Kompol Miftakul Huda mengatakan, peristiwa itu terjadi di ruang kerja manajer pada Jumat (21/2/2025).
Korban berinisial SZ (49), warga Desa Nangsri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, menjadi sasaran kekerasan setelah dimintai keterangan oleh tersangka.
“Tersangka awalnya menanyakan kepada korban alasan salah satu karyawan menangis."
"Korban menjawab agar hal itu ditanyakan langsung ke orang yang bersangkutan,” jelas Miftakul, dilansir Tribun Solo, Jumat (30/5/2025).
Jawaban itu, membuat tersangka emosi dan meluapkan kemarahannya dengan memaki korban, menyiramkan air teh ke kepala korban, dan menampar bibirnya.
Tak hanya itu, tersangka kembali mengambil air putih dan menyiramkan lagi ke kepala korban.
Korban yang merasa percakapan tak bisa dilanjutkan, kemudian berusaha meninggalkan ruangan.
Namun, tersangka justru mengejar dan memukul pipi kanan korban dengan tangan kiri.
Ia bahkan hampir memukul korban dengan kursi, tetapi berhasil dicegah oleh seorang karyawan lain.
Setelah insiden tersebut, korban langsung memeriksakan diri ke Rumah Sakit Indo Sehat dan kemudian melaporkan kejadian ke polisi.
“Tersangka W ditetapkan sebagai tersangka pada Mei 2025 dan kini menjalani proses penyidikan,” tegas Miftakul.
Dalam kasus ini, polisi mengamankan barang bukti berupa hasil visum dari rumah sakit.
Lebih lanjut, W dijerat dengan Pasal 351 subsider 352 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman maksimal 2 tahun 8 bulan penjara.
Polisi pun mengimbau masyarakat untuk menyelesaikan konflik secara damai.
“Jangan selesaikan masalah dengan kekerasan, karena bisa berujung pidana. Gunakan musyawarah dan kepala dingin,” tuturnya.
Meski berstatus tersangka, polisi tak menahan W.
“W ditetapkan sebagai tersangka saat kami melakukan pemanggilan pada pertengahan Mei 2025,” kata Miftakul, Jumat.
Meski begitu, polisi tidak melakukan penahanan karena tersangka bersikap kooperatif selama pemeriksaan.
“Penetapan dilakukan saat tersangka datang ke Kantor Satreskrim Polres Karanganyar."
"Karena kooperatif dan tidak melakukan perlawanan, kami memutuskan untuk tidak menahan yang bersangkutan,” jelas Miftakul.
(Deni)(TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)
“W ditetapkan sebagai tersangka saat kami melakukan pemanggilan pada pertengahan Mei 2025,” kata Miftakul, Jumat.Meski begitu, polisi tidak melakukan penahanan karena tersangka bersikap kooperatif selama pemeriksaan.
“Penetapan dilakukan saat tersangka datang ke Kantor Satreskrim Polres Karanganyar."
"Karena kooperatif dan tidak melakukan perlawanan, kami memutuskan untuk tidak menahan yang bersangkutan,” jelas Miftakul.
(Deni)(TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)