TRIBUN-MEDAN.com - Seorang pengantin pria menjadi sasaran kecaman publik setelah video aksinya mendorong kepala istrinya ke dalam kue pernikahan viral di media sosial.
Insiden yang terjadi saat resepsi pernikahan itu dinilai mempermalukan sang pengantin wanita dan memunculkan perdebatan tentang batas antara tradisi dan penghinaan.
Dikutip dari Mirror.co.uk Rabu (28/5/2025), video berdurasi pendek tersebut telah ditonton lebih dari 20,4 juta kali di platform X (sebelumnya Twitter).
Dalam tayangan itu, pasangan pengantin terlihat tengah bersiap memotong kue pernikahan bersama.
Awalnya, momen tersebut berjalan penuh kebahagiaan dengan hitungan mundur dari para tamu.
Namun, suasana berubah ketika mempelai pria tiba-tiba menekan kepala istrinya ke arah kue, hingga wajahnya berlumuran krim dan hiasan kue.
Sang pengantin wanita, yang saat itu mengenakan gaun putih dan memiliki tatanan rambut rapi, terlihat terkejut dan tertawa canggung sembari menutup mulut dengan tangannya.
Meskipun ia sempat membalas tos dari suaminya, ekspresi wajahnya menunjukkan kekecewaan dan ketidaknyamanan.
Tindakan tersebut menuai respons keras dari warganet.
Ribuan komentar membanjiri video tersebut, dengan mayoritas mengecam tindakan pengantin pria yang dinilai tidak menghormati istrinya di hari istimewa mereka.
“Pembatalan otomatis,” tulis seorang pengguna.
“Tak ada yang lebih buruk dari mempermalukan pasanganmu di hari pertama pernikahan,” tambah lainnya.
Beberapa komentar juga menyoroti aspek finansial dan emosional yang dilanggar oleh aksi tersebut.
“Dia pasti menghabiskan ratusan dolar untuk makeup dan rambutnya,” tulis salah satu netizen.
Menurut tradisi, pemotongan kue pernikahan merupakan simbol dari kerja sama dan komitmen antara pasangan yang baru saja menikah.
Dalam praktik modern, kedua mempelai biasanya memotong kue bersama-sama sebagai lambang awal perjalanan rumah tangga.
Namun, belakangan ini, beberapa pasangan memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan lelucon dengan menyuapi atau bahkan membanting kue ke wajah pasangannya hal yang dianggap tidak menghormati dan bisa mempermalukan salah satu pihak.
Sejumlah netizen menyebut tindakan tersebut sebagai "red flag" atau tanda bahaya dalam hubungan.
“Yang paling mengkhawatirkan bukan cuma perbuatannya, tapi ketidakpekaannya melihat pasangannya sedih,” tulis seorang penonton lain.
Peristiwa ini kembali memicu diskusi mengenai etika dalam resepsi pernikahan dan pentingnya komunikasi antar pasangan.
Banyak yang menyarankan agar pasangan membicarakan batas-batas kenyamanan sebelum hari pernikahan tiba.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari pasangan pengantin terkait insiden tersebut. Namun, kontroversi ini menjadi pengingat bahwa momen sakral dalam pernikahan seharusnya dihormati, bukan dijadikan panggung lelucon yang menyakiti.
(cr31/tribun-medan.com)