Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Tahapan seleksi penerimaan murid baru di SMA Dharma Wanita 1 Pare Boarding School Kediri memasuki fase akhir.
Sebanyak 186 calon siswa mengikuti kegiatan bootcamp yang akan menjadi penentu siapa saja yang diterima sebagai siswa angkatan kedua di sekolah gratis yang digagas Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana tersebut.
Kepala SMA Dharma Wanita 1 Pare, Nanang Sukarsono, menjelaskan, seleksi murid baru tahun ajaran 2025/2026 telah melalui berbagai tahapan, mulai dari seleksi administrasi pada Februari hingga April 2025.
Dari total 258 pendaftar, sebanyak 220 anak dinyatakan lolos administrasi dan mengikuti proses verifikasi melalui kunjungan langsung ke rumah (home visit) untuk memastikan kondisi sosial ekonomi keluarga mereka.
Namun, saat bootcamp dimulai pada Selasa (27/5/2025), sebanyak 34 anak tercatat tidak hadir karena berbagai alasan, termasuk mengundurkan diri.
Dengan demikian, hanya 186 anak yang mengikuti bootcamp hingga Rabu (28/5/2025).
"Bootcamp ini adalah tahapan terakhir. Di sinilah kami menguji motivasi, karakter, serta kesiapan fisik dan mental para calon siswa. Hasil akhirnya akan kami umumkan pada 2 Juni," kata Nanang.
Selama dua hari, para peserta tinggal di asrama dan mengikuti berbagai kegiatan intensif, mulai dari psikotes, tes kesehatan, diskusi kelompok terfokus (FGD), sesi berbagi pengalaman, hingga tes literasi dan numerasi.
Semua kegiatan dirancang untuk menilai ketahanan mental dan semangat belajar para peserta.
Nanang menambahkan, seleksi ini selaras dengan visi Mas Dhito, sapaan Bupati Kediri dalam mendirikan sekolah berasrama tersebut, yaitu memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin yang punya semangat tinggi untuk bersekolah dan mengubah masa depan.
"Mas Bupati sangat peduli pada anak-anak miskin yang putus sekolah. Lewat sekolah ini, beliau ingin memberi mereka kesempatan untuk bangkit dan memperbaiki taraf hidup keluarga di masa depan," ujarnya.
Setelah pengumuman, 100 siswa yang diterima akan langsung memulai persiapan untuk menjalani pendidikan dengan sistem asrama selama tiga tahun penuh.
Sekolah akan melakukan konfirmasi kembali kepada siswa dan orang tua terkait kesiapan mereka untuk tinggal di asrama.
Bagi 86 siswa yang tidak lolos seleksi, Nanang menyampaikan, mereka tetap dapat mendaftarkan diri ke SMA/SMK negeri melalui jalur afirmasi.
Ia juga mendorong mereka untuk mengajukan bantuan pendidikan melalui program Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA).
"Kami akan bantu memberi surat keterangan bahwa mereka adalah pendaftar sekolah kami agar bisa digunakan untuk mengakses bantuan afirmasi pendidikan," pungkasnya.
Sekolah akan melakukan konfirmasi kembali kepada siswa dan orang tua terkait kesiapan mereka untuk tinggal di asrama.Bagi 86 siswa yang tidak lolos seleksi, Nanang menyampaikan, mereka tetap dapat mendaftarkan diri ke SMA/SMK negeri melalui jalur afirmasi.
Ia juga mendorong mereka untuk mengajukan bantuan pendidikan melalui program Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA).
"Kami akan bantu memberi surat keterangan bahwa mereka adalah pendaftar sekolah kami agar bisa digunakan untuk mengakses bantuan afirmasi pendidikan," pungkasnya.