TRIBUN-MEDAN.com - Christiano Tarigan resmi jadi tersangka kecelakaan maut di Sleman.
Ia merupakan pengemudi BMW yang menabrak Argo Ericko hingga tewas.
Christiano Tarigan merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Sementara korban Argo Ericko adalah mahasiswa Fakultas Hukum UGM.
Christiano Tarigan menabrak pengendara motor hingga mengakibatkan Argo Ericko Achfandi meninggal di lokasi kejadian pada Sabtu (24/05/2025) sekitar pukul 01.00 lalu.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Ihsan mengatakan penyidik telah meningkatkan status menjadi penyidikan, Selasa (27/05/2025).
Adapun yang menjadi pertimbangan penyidik adalah keterangan saksi di tempat kejadian perkara (TKP), termasuk dari terduga tersangka. Total ada enam saksi yang telah diperiksa.
Selain itu, hasil olah TKP dari tim Traffic Accident Analysis (TAA) Ditlantas Polda DIY juga menjadi dasar penyidik Polresta Sleman menaikkan status penyelidikan ke penyidikan dan menetapkan tersangka.
“Penyidik dari Polresta Sleman tadi siang sudah melakukan gelar perkara terkait kasus tersebut. Dan sudah menaikkan status dari penyelidikan ke penyidikan, dilanjutkan dengan penetapan tersangka. Adapun tersangka yang ditetapkan adalah pengemudi dari mobil BMW dengan inisial CPP,” katanya di Mapolda DIY, Kamis (27/05/2025).
Pihak kepolisian juga akan segera melakukan penahanan terhadap tersangka.
“Dengan telah dinaikkan statusnya, kami akan melakukan pemanggilan dulu yang bersangkutan. Kami periksa sebagai tersangka dan langsung ditahan oleh penyidik. Karena memang statusnya baru dinaikkan siang ini,” sambungnya.
Dalam hal ini, tersangka disangkakan pasal 310 ayat 4 Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009.
Rencananya, pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, terkait kecepatan kendaraan yang diizinkan.
Selain itu, polisi juga akan memeriksa Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mobil BMW.
Ibu Korban Minta Keadilan
Diketahui Tagar #JusticeForArgo menggema di media sosial.
Duka ibunda Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tewas ditabrak mobil BMW di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik Slemen.
"Saya tidak bisa berkata-kata, tapi terima kasih kepada UGM, terutama Fakultas Hukum. Terima kasih banyak atas semua dukungan dan apapun yang kalian berikan kepada anak saya,” ucap Melina dengan suara bergetar.
Melina mengisahkan perjuangan panjangnya membesarkan Argo seorang diri setelah sang suami meninggal dunia.
“Benar semua bahwa anak pertama saya ini sebelas tahun hidup tanpa figur ayah. Dan sayalah ibunya yang mendidik hingga saat ini,” katanya.
Ia mengaku sangat terharu dengan dukungan yang ditunjukkan mahasiswa FH UGM terhadap almarhum anaknya, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
"Saya bersaksi sebagai ibunya, bahwa Argo adalah anak yang baik, anak yang hebat, dan anak yang memiliki kasih tinggi. Dia semangat, terutama dalam kuliah,” ujar Melina.
Melina menuturkan Argo merupakan sosok yang pendiam dan irit bicara. Tetapi dia mengharumkan dunianya dengan semua kebaikan kepada orang sekitarnya.
"Bahkan banyak orang,” tambah dia.
Melina lalu menitipkan pesan penting kepada para mahasiswa FH UGM agar terus memperjuangkan nilai keadilan, khususnya dalam kasus kematian Argo.
Ia menyatakan bahwa meskipun sudah merelakan kepergian anaknya, keadilan tetap harus ditegakkan.
“Mari kita sama-sama lakukan yang terbaik untuk anak semua. Kita ikhtiarkan maksimal, hasilnya kita serahkan kepada Allah. Apapun hasilnya, tetap kita berikhtiar. Kalau keadilan harus dijalankan, maka kita jalankan,” ucapnya dikutip dari TribunJogja.
Melina berharap para mahasiswa hukum menjadi generasi penerus bangsa yang menjunjung akhlak dan nilai kebenaran.
"Tolong bantu saya dan doakan anak saya. Doakan agar kasus ini dimudahkan dan dilancarkan yang terbaik,” kata Melina.
Menutup pernyataannya, Melina menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan keadilan atas kematian Argo.
“Tunggu saya, saya harus perjuangkan. Keadilan harus ditegakkan,” ujarnya.
Kronologi Kecelakaan
Diketahui, Argo Ericko Achfandi yang mengendarai sepeda motor meninggal dunia di lokasi setelah ditabrak oleh Mobil BMW yang dikemudikan Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan (21).
Kecelakaan itu terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Kasatlantas Polres Sleman, AKP Mulyanto mengatakan bahwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB di Simpang Tiga Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik.
Kecelakaan bermula ketika seorang Argo yang mengendarai sepeda motor berusaha untuk berputar arah.
Pada saat yang sama, sebuah mobil BMW yang dikemudikan Christiano melaju dari arah belakang Argo.
"Karena jarak yang dekat, pengemudi mobil BMW tidak bisa menghindar dan membentur sepeda motor," ungkap Mulyanto, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (24/5/2025),
Akibat benturan itu, sepeda motor Argo terpental dan mobil BMW oleng ke kanan hingga menabrak mobil CRV yang sedang terparkir.
Argo yang merupakan korban dalam kecelakaan itu, mengalami beberapa luka termasuk cedera kepala berat hingga membuatnya meninggal dunia di tempat kejadian.
Mulyanto mengatakan pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV dari lokasi kejadian dan menjadikannya sebagai petunjuk penting dalam proses penyelidikan.
“Kami dapat petunjuk dari sana bahwasanya proses kecelakaannya seperti apa, gambaran sudah," kata Mulyanto.
Saksi mata kejadian
Di sisi lain, Pemilik warung, Abdul Gani, mengatakan ia sedang berada di dalam warung saat kejadian berlangsung.
Ia keluar karena mendengar suara mesin pom mini di depan warung yang terus menyala.
“Saya tiduran, mesin pom mini itu bunyi. Saya kira sebentar saja, tapi ternyata lama. Saya keluar untuk mematikan mesin pom mini,” ujar Abdul Gani saat ditemui di warungnya, Selasa (27/5/2025).
Saat keluar, ia melihat sebuah mobil berwarna putih melintas sangat kencang di jalan yang memang cukup sepi pada pukul 01.00 WIB.
“Saya keluar matiin mesin pom mini, mobil itu lewat kencang banget,” katanya.
Abdul Gani kembali masuk ke warung. Namun, belum sempat ia masuk sepenuhnya, terdengar suara benturan keras sebanyak tiga kali.
“Pas mau masuk ke warung, langsung terdengar tiga kali benturan. Saya cuma lihat dari sini karena sedang ada pembeli,” tambahnya.
Tak lama setelah melayani pembeli, Abdul Gani penasaran dan memutuskan mengecek sumber suara tersebut.
Saat itu, ia mendapati korban sudah tergeletak di pinggir jalan dan polisi telah tiba di lokasi.
“Nggak sampai lima menit saya di dalam. Karena nggak ada pembeli, saya tengok ke sana. Korban sudah tergeletak, dan polisi sudah ada di situ,” jelasnya.
Sementara itu, Amin, warga setempat, juga mendengar suara benturan keras.
Amin mengatakan, warungnya tutup pukul 21.00 WIB. Setelah warung tutup, dirinya tidur dan terbangun saat mendengar suara benturan.
“Saya sudah tidur waktu itu, lalu terbangun karena suara keras. Tapi justru suara tabrakan ke motor itu tidak terlalu terdengar, yang keras itu saat mobil menabrak mobil lain yang sedang parkir, mobil CRV,” kata Amin.
Menurut Amin, warungnya sudah tutup pukul 21.00 WIB malam itu.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, terlihat bekas garis cat putih di aspal yang menandai posisi awal kecelakaan dan lokasi korban tergeletak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
(*/ Tribun-medan.com)